16-Triplet

581 55 2
                                    

Mark berdecak kagum memandangi para keponakannya yang baru berusia beberapa hari tersebut, "Gemini cuma dapet hikmahnya doang," gumamnya pelan meskipun masih terdengar oleh Gemini yang kemudian mendengus kesal.

Ford juga demikian, terkekeh menanggapi, "Tapi iya deh, Gem. Anak lo tiga cewek semua, mirip Fourth semua, lo cuma dapet hikmahnya doang," Timpalnya.

"Soalnya waktu hamil kan si Fourth gedek banget sama suaminya," Timpal Phuwin.

Pond yang berdiri di sebelahnya mengerutkan keningnya, "Lah apa hubungannya? Bukannya malah kalo Fourth sebel sama Gemini, harusnya anak-anak mereka mirip Gemini?"

"Iya juga,"

Sedangkan Fourth hanya terkekeh pelan, ia menelan suapan terakhir makan siangnya, "Kalo mukanya mirip gue semua, paling ada satu diantara mereka yang sifatnya ketiplek sama Gemini," Ujar Fourth, "Coba tebak!" Pintanya menantang.

Keseruan tiga pasangan cucu Jira tersebut nyatanya harus usai karena jam besuk yang sudah habis. Segera tamu-tamu tersebut pamit undur diri dan berjanji akan menyambut Fourth di apartemen besok hari. Tinggalah Gemini satu-satunya orang yang menunggui suami dan anak-anaknya.

Fourth menghela nafas, lalu tersenyum menatap ketiga bayinya yang terlelap nyaman, selagi Gemini membersihkan gelas-gelas kertas yang saudaranya pakai untuk minum tadi. Tiba-tiba salah satu putrinya merengek, membuat Gemini langsung meninggalkan pekerjaannya dan mencuci tangannya sebelum menghampiri putrinya yang merengek.

"Gapapa bee, aku aja, jahitan kamu masih basah, jangan banyak gerak,"

Rasanya seperti ada jutaan kupu-kupu yang menggelitik perutnya, Fourth tersenyum salah tingkah ketika suaminya begitu sigap menangani anak mereka. Sikap tenang kebapakan saat menimang putrinya membuat Gemini nampak berjuta kali lipat lebih tampan. Usia mereka mungkin baru memasuki dua puluh satu, tetapi sikap Gemini sejauh ini telah menunjukkan perbedaan tingkat kedewasaan Gemini dengan Fourth sendiri.

"Hon, makasih," Celetuk Fourth tiba-tiba, selagi Gemini memeriksa popok si kecil.

Yang lebih tua tersenyum lembut, "Sebentar, ya? Aku ganti popok adek dulu,"

Gerakannya masih kaku, terhitung belum sepuluh kali Gemini menggantikan popok pada si bayi yang mengompol. Maklum, kelas orang tua dilakukan dengan bayi palsu, begitu bapak muda tersebut langsung berhadapan dengan bayi yang asli, tangannya mendadak kaku. Tetapi Fourth mengakui, jika Gemini telah berusaha keras, Fourth telah jatuh cinta untuk kesekian kalinya terhadap lelaki di depannya itu.

"Udah, nih! Kamu butuh sesuatu?" Tawar Gemini setelah membereskan peralatan bayinya yang telah kembali terlelap.

Lalu yang lebih muda tersenyum menggeleng, menggeser pelan tubuhnya untuk memberi ruang kosong bagi si jangkung, "Istirahat, isi tenaga sebelum kita pulang," Pinta Fourth seraya menepuk sisi kasurnya yang kosong.

"Aku anter anak-anak dulu,"

Setelah mengembalikan ketiga putrinya ke ruang khusus bayi, Gemini kembali dan langsung menghampiri Fourth yang sudah bersiap tidur, rasanya hari ini melelahkan, meskipun begitu, bertemu dan mengurus anak-anak seharian begitu menyenangkan.

Brankar rumah sakit itu cukup luas untuk ditinggali Fourth sendiri, namun juga cukup sempit jika Gemini ikut bergabung dengan suaminya. Sosok jangkung itu jelas khawatir, karena takut bekas jahitan Fourth terganggu karena sempitnya tempat tidur.

"Aku tidur di sofa aja, ya? Aku takut jahitannya kebuka," Pinta Gemini khawatir.

Namun Fourth menggeleng keras, mendekap pinggang Gemini erat-erat, "Nggak! Maunya sama kamu!" Fourth merengek, "Mau peluk sama puk-puk,"

Gemini selalu lemah jika soal Fourth yang merengek, mata bulatnya yang membola jernih itu bagaikan mantra sihir yang membuat si jangkung akan dengan senang hati menuruti si kesayangan.

"Oke, tidurnya aku peluk aku puk-puk, tapi kalo nanti aku nyenggol luka kamu dan jadi sakit tolong bilang, ya?"

Anjir! Sehat-sehat jantung gue! Gemini makin kesini makin soft-spoken gila! Jantung gue dugem mulu!~batin Fourth terbuai kalimat Gemini yang melembut.

Tak hanya itu, saat menaiki brankar rumah sakit, Gemini bergerak sangat hati-hati, meminimalisir getaran kasur yang akan menimbulkan nyeri pada perut Fourth.

***

Mook dan Namtan sudah berada di rumah sakit bahkan sebelum petugas keamanan membuka pintu masuk khusus penjenguk, menunggu hampir setengah jam di luar pintu karena terlalu bersemangat untuk menjemput cucu kembar mereka. Si petugas keamanan hanya tertawa kecil karena tingkah sepasang besan tersebut yang berulang kali memeriksa arloji menunggu waktu besuk dimulai. Pikirnya, selama tidak mengganggu kenyamanan bersama, sepasang besan tersebut akan baik-baik saja.

Begitu pintu dibuka, Mook dan Namtan tersenyum cerah sambil mengucapkan terima kasih berulang kali sebelum melanjutkan langkah mereka ke ruang perawatan Fourth. Pagi ini Fourth telah diperbolehkan pulang dengan syarat harus menjaga kebersihan dan tidak beraktifitas banyak. Meskipun ibu dan ibu mertuanya meminta Fourth untuk beristirahat lebih lama di rumah sakit, namun Fourth ingin menghemat pengeluaran untuk ketiga anaknya nanti.

"Ya ampun, pagi banget?!" Sambut Gemini yang masih memberi susu salah satu putrinya dalam timangannya.

Mook mengangguk sambil memeluk Fourth bergantian dengan Namtan, "Mami sama mama mau bantuin Fourth beberes, biar nanti pas Mark dateng jemput, kalian udah siap," Jawab Mook sekenanya.

Khas ibu-ibu, Gemini juga Fourth masih tak bisa mengerti jalan pikiran kedua wanita yang kini asyik membereskan barang bawaan mereka sambil terus berbincang dengan Fourth. Selama Fourth nyaman, Gemini akan tenang.

Mark menjemput Gemini dan Fourth pukul sebelas lebih, menyesuaikan jadwal perkuliahannya, dengan pakaian laboratoriumnya yang masih melekat, Mark menyetir dengan perlahan karena bayi-bayi sedang tertidur, Mark tak ingin membangunkan mereka.

***

Fourth telah dirawat selama satu minggu lebih, ia pikir unit apartemennya akan berantakan karena Gemini juga selalu bersamanya. Namun pemandangan yang ia lihat saat ini adalah pemandangan yang Fourth inginkan, bersih dan rapi. Mungkin ini perbuatan saudara-saudaranya, Fourth bersyukur memiliki mereka semua.

"Wah... dedek bayi!" Seru Bian dan Blue senang, menyambut ketiga adiknya yang baru keluar dari rumah sakit.

Ketiga anggota baru keluarga Jira tersebut ditidurkan di atas kotak bayi yang sengaja ditempatkan di tengah-tengah keluarga, agar semua orang dapat melihat langsung si anggota baru meskipun Fourth membatasi dengan jaring penutup.

"Janhae, Jane, terus yang bontot namanya Pahn," Ujar Fourth ketika seseorang menanyakan nama anak-anaknya.

Semoga kebahagiaan terus bersama mereka.












Selesai!

































MWEHEHEHEH BERCANDAAAAAAA

Enggak kok, bersambung nih bersambung yaaaaa!

Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]Where stories live. Discover now