17-Effort Bapak

339 43 2
                                    

Menjadi orang tua baru di usia muda bukanlah perkara mudah untuk Gemini maupun Fourth, apalagi dengan tiga bayi sekaligus yang tidak berhenti mencari perhatian orang tuanya sepanjang waktu, sehingga akhirnya Gemini pun mengajukan cuti kuliah dan dari pekerjaannya yang menumpuk, entah bisa ia selesaikan atau tidak.

"Bee? Tidur di kasur, gih! Kamu semaleman belum tidur," Titah Gemini lembut seraya mengusap surai lepek suami kecilnya itu.

Sedangkan Fourth tidak menjawab, ia terlelap dalam duduknya memegangi botol susu dengan Janhae di box bayinya, putri kecil itu sudah terlelap nyaman tanpa mencari-cari susunya lagi. Fourth nampak kelelahan, istirahat yang kurang karena merawat bayi meskipun Gemini ada membantunya. Dua lawan tiga, sedangkan bayi baru lahir rasanya harus dalam pengawasan setiap saat, keduanya kewalahan.

"Sayang?"

"Huh?!"

Yang lebih tua tersenyum tipis, berjongkok di samping Fourth, "Kakak udah pules, giliran kamu yang tidur," Titah Gemini mengulangi.

Kantuknya benar-benar tidak bisa ditahan, sehingga Fourth tidak menerima informasi dengan benar ke dalam otaknya, "Jane sama Pahn mana?" Gumam Fourth dengan mata terpejam, gumamannya tidak begitu jelas karena kantuk yang melanda.

"Di tempat bang Phuwin, ada bang Dunk sama bang Mix juga. Kamu istirahat, ya? Kalo nggak istirahat kasian badan kamu,"

Memiliki Gemini disisinya adalah satu hal besar yang sangat Fourth syukuri. Karena banyak cuitan yang ia baca di sosial media, banyak sekali suami yang sering acuh dan cenderung tidak mempedulikan keadaan seseorang yang baru saja melahirkan. Hal ini membuat Fourth takut dan sering melamun, apalagi ada tiga malaikat sekaligus yang Tuhan titipkan kepadanya. Hadirnya Gemini yang selalu disampingnya membuat Fourth bersyukur.

Melihat Fourth yang jalan sempoyongan menuju kasurnya itu menimbulkan kekehan kecil dari yang lebih tua, Fourthnya benar-benar menggemaskan.

***

Fourth terbangun karena suara benda jatuh dari luar kamar, dengan rasa terkejutnya ia beranjak dengan sedikit berlari mendekati sumber suara. Dan alangkah terkejutnya ia mendapati dapur kesayangannya yang nampak seperti kapal pecah, sangat berantakan.

Pria jangkung ber-apron itulah pelakunya. Gemini tengah berusaha memasak untuk makan malam mereka, namun yang ia buat hanyalah kekacauan. Lalu ketika ia melihat Fourth yang terkejut di ujung dapurnya, Gemini tersenyum manis, "Hai, sayang..." sapanya takut-takut, lalu dengan gerakan kaku ia memungut sebuah panci stainless di lantai yang menjadi sumber kebisingan.

"Kamu lagi apa?" Tanya Fourth sambil berusaha mengendalikan emosinya agar tidak membentak. Karena dapur kesayangannya yang sudah tak tertata rapi itu.

Gemini terdiam ditempatnya, tersenyum kaku, "Aku... lagi masak," Jawabnya kaku, "Kamu tadi tidurnya pules banget nggak bangun-bangun, padahal tadi kakak nangis lumayan kenceng juga. Terus aku pikir kamu emang lagi kecapean, jadi si kakak aku titip ke Mark juga biar kamu nggak..." Gemini menggaruk pipinya yang tidak gatal, tersenyum getir, "Hehe,"

Fourth tahu, Gemini lebih memilih untuk membantu merawat tanaman dan bersih-bersih daripada harus bergulat dengan peralatan dapur. Namun hari ini, Gemini memberanikan dirinya berperang dengan alat-alat tersebut. Padahal lelaki itu bisa membuat pesanan dalam aplikasi.

Fourth melangkah maju untuk membantu Gemini membereskan dapurnya yang berantakan, ia tidak marah. Tentu hal ini menbuat Gemini kebingungan. Ingin bertanya, tapi takut suami kecilnya betulan marah.

Alhasil, Gemini hanya membuntuti kemanapun Fourth melangkah di dapur apartemen yang sempit itu.

"Padahal kamu biasanya pesen, kenapa mau masak sendiri?" Tanya Fourth pertama kali.

Gemini menghentikan langkahnya di depan kulkas, "Aku nggak tau makanan yang biasa kita beli itu higienis apa enggak? Sehat atau enggak? Bagus nggak buat kamu, makanya aku searching sendiri dan masak...deh," Jelas Gemini panjang lebar bak anak kecil yang tengah mengaku tentang kesalahannya pada sang ibu.

Pria jangkung itu sudah pasrah jika Fourth akan memarahinya. Namun justru yang ia dapatkan adalah sebuah kecupan basah di bibir, "Terima kasih, bapak! Udah mau effort," Ujar Fourth yang sudah selesai membenahi dapurnya dan menghidangkan makanan Gemini yang tidak seberapa itu di atas meja makan mereka, "Ayo makan!" Ajak Fourth seraya menggandeng suaminya ke meja makan.

Keduanya duduk berhadapan, dengan sayur sederhana dan telur goreng yang Gemini bisa buat seadanya itu terasa nikmat ketika masuk ke dalam mulut Fourth. Sedangkan Gemini meringis, melihat suaminya makan dengan lahap, sementara dirinya sendiri tidak yakin dengan masakannya sendiri.

"Hon, ayo makan!" Ajak suami kecilnya Gemini.

Lantas Gemini langsung menyuapkan sayurnya bersamaan dengan nasi dan telur yang ia buat. Terlalu asin!

Cepat-cepat Gemini menarik piring suaminya, "Fourth! Jangan di makan! Keasinan!" Serunya panik.

Namun yang Fourth lakukan adalah tersenyum, "Aku mau makan masakan suami besarku buat pertama kalinya," Tukas Fourth, "Walaupun ini keasinan, tapi aku suka. Di dalem makanan ini, ada cinta kamu buat aku,"

Makin meleleh saja Bapak tiga anak itu. Dipuji begitu saja sudah senyum-senyum tidak jelas! (Termasuk author, sih, hehe...) Gemini menyingkirkan piring miliknya dan menyimpan wajahnya di lipatan tangannya itu, menyembunyikan wajah yang merah padam itu.

Sungguh lucu dimata Fourth, Gemini dengan hal salah tingkahnya itu sangat menggemaskan.

"Jangan ajari aku sabar, suamiku lucu banget, tukang flirting!" Kata Gemini.

Fourth yang kebingungan, "Kan yang lebih sering flirting itu Gemini, gue cuma muji dia apa adanya, kok! Salah?"



















Bersambung, pendekan dulu yahhh

Dah ya tuuu ga jadi di unpub, terima kasih buat temen-temen yang udah mau diskusi sama Vee, pokoknya Vee sayang kalian banyak-banyaaaaakkkk

Rahsa : Next Chapter Begin [GeminiFourth]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن