18. Vania berulah

43 6 42
                                    

Nuna mengibas-ngibas wajahnya yang terasa memanas. Wanita itu mondar mandir di dalam kamarnya sejak tadi. Ia ingin melihat ke balkon kamarnya apakah Jungkook masih di sana apa sudah kembali ke rumahnya? Ya meski lengannya sudah terulur menyentuh tirai tapi ia ragu untuk menyingkap tirai itu. Ia takut jika Jungkook masih setia berdiri di balkon kamarnya. Bukan apa-apa sih tapi Nuna benar-benar tak mengerti dengan dirinya sendiri. Ia merasa ia salah tingkah jika berdekatan dengan Jungkook sejak insiden ciuman semalam itu. Dan bodohnya lagi dia selalu melakukan hal yang memalukan di depan bocil tengil itu.

" Udah pergi belum sih?" Batin Nuna menerka-nerka apakah pria bermarga Jeon itu sudah kembali ke rumahnya. Pasalnya rungunya tak mendengar bunyi apapun di luar.

" Ih ngapain juga sih ngurusin Jungkook. Biarin aja kan dia di luar? Mending gue tidur, takut besok kesiangan." Pikir Nuna berusaha mengalihkan pikirannya yang baru-baru ini selalu ada Jungkook di dalamnya.

Nuna berjalan ke ranjangnya kemudian merebahkan diri. Ia menarik selimutnya kemudian memejamkan kedua netranya berusaha untuk terlelap. Tapi sial, sudah lima belas menit berlalu tapi tak ada tanda-tanda Nuna akan tertidur. Wanita itu asyik berguling ke sana sini dengan perasaan resah.

Nuna menyingkap selimutnya dengan kasar dan menatap langit-langit kamarnya dengan lekat.

" Sialan muka Jungkook terngiang-ngiang di kepala gue." Monolog Nuna frustasi karena setiap wanita itu memejamkan matanya, bayangan wajah Jungkook yang tadi di lihatnya seolah terasa jelas di hadapannya. Garis rahang Jungkook yang tegas, hidung mancungnya, mata bambinya dan bibir tipisnya. Tak lupa bekas luka di pipi dan tahi lalat di bawah bibirnya. Dan paling membuat Nuna frustasi adalah tonjolan di leher pria itu yang bergerak naik turun benar-benar membuat Nuna berpikiran yang tidak-tidak.

" Come on Nuna, loe harus tidur. Jangan mikirin hal yang aneh-aneh." Ucap Nuna mengingatkan dirinya sendiri agar melupakan hal-hal yang tak penting dan segera tidur agar besok tak kesiangan.

Dan setelah melewati perjuangan yang panjang akhirnya Nuna tertidur juga.

***

Pagi hari Nuna sudah tergesa-gesa karena ia bangun sangat-sangat terlambat. Gila ini hari senin loh dan dia baru bangun pukul tujuh pagi.

" Semua ini gara-gara Jungkook." Rutuknya sambil berjalan turun.

Dan sialnya Nuna juga lupa mengurusi mobil yang sejak kemarin-kemarin itu bannya kempes. Niatnya kan dia mau urus hari Sabtu. Tapi sabtu dia pergi dengan Jungkook bahkan sampai menginap. Lalu minggunya pergi dengan Ryuga.

" Ah sial."

Nuna menggebrak mobilnya sendiri. Meski ia tahu yang salah adalah dirinya, tapi perkara utamanya sekarang adalah Nuna sedang buru-buru. Tadinya meski terlambat setidaknya dia hanya tinggal menjalankan saja mobilnya. Tapi naasnya bahkan kendaraan roda empatnya itu masih kempes.

" Ah pesen gojek aja kali ya."

Nuna segera merogoh tas guna mengambil gawainya. Ia segera memesan ojek online itu dan bersyukur ia langsung mendapat pengemudi.

Sementara menunggu kedatangan sang pengemudi, tak di duga tiba-tiba hujan turun.

" Ah sial banget Senin gue." Ucap Nuna yang langsung berlari kembali ke teras rumahnya. Dan bersamaan itu sang pengemudi mengirimi pesan untuk meminta Nuna membatalkan pesanannya karena hujan turun begitu lebat. Pengemudi itu beralasan bahwa ia tak membawa serta jas hujan. Mendengar itu Nuna menghembuskan napas kesal.

" Hufft. Harus ganti pesen taksi online ini mah. Mana hujan gini berapa duit?" Monolog Nuna kesal. Bukan apa-apa sih tapi di tanggal seperti ini dan dengan banyaknya pengeluaran di bulan ini, Nuna benar-benar harus mengencangkan ikat pinggang. Jarak rumahnya ke kantor terbilang cukup jauh dan di tambah hari hujan pasti argo taksi online itu membengkak.

NUNA I'M CRAZY OVER YOUWhere stories live. Discover now