HAPPY READING AND ENJOY~
.
.
.
.SMA PRAMUDYA
Dari awal memasuki kelas, suasana kelas berubah. Tak seperti biasanya.
"Ngapain, Dav?"
David menoleh begitu Travis dan Galen mendekatinya. "Buat Juna."
Travis dan Galen melihat satu buket yang berisi berbagai macam bunga di meja milik Juna.
"Buat ngenang dia?" Tanya Travis.
David mengangguk. "Iya. Juna bakal selalu bagian dari kita walaupun dia udah pergi."
Travis dan Galen menunduk. Mereka masih belum terbiasa.
"Eh kok udah naro duluan? Gue kira gue yang pertama," kata Kevin. Kevin juga meletakkan satu buket bunga itu di meja Juna.
"Kok kalian ga ada bilang mau naro bunga?" Tanya Galen.
"Inisiatif aja sih sebenernya. Gapapa kalau kalian gak bawa, kan besok juga bisa," jawab Kevin.
"Ya udah deh, kita besok ya, Vis?"
Travis mengangguk. Keduanya pun duduk di bangku masing-masing.
David menatap kosong bunga yang di letakkan olehnya dan Kevin. Tangannya tanpa sadar mengusap meja milik Juna.
"Salah ga sih kalau gue masih merasa semua ini mimpi?" Gumam David.
Kevin menghela nafas. Kan, matanya berkaca-kaca lagi. "Gak, Dav. Gue juga masih berharap kalau ini semua tuh mimpi."
"Kita gak bakal bisa ke pantai berdua belas lagi ya?"
"David, udah. Kita sama-sama lepasin Juna pelan-pelan ya?"
David mengangguk lemah. Ia berjalan duluan ke bangkunya. Oh iya, David berangkat sendiri. Kalian tau? Bapak ojol yang mengantar David ke Rumah Sakit waktu itu adalah orang yang sama dengan yang menjemput David tadi pagi. David merasa seperti diantar sekolah oleh sosok ayah lagi.
Tak lama, Sergan, Agam, Arka, Arzan dan Dandi memasuki kelas. Mereka masih lesu. Lihat saja langkah tak bersemangat mereka.
"Gue gak pengen masuk rasanya," keluh Sergan. Ia meletakkan tas di bangkunya dan duduk di meja.
Arka berjalan ke arah bangku Juna dan meletakkan beberapa lembar foto. Kevin menoleh. "Ini apa?"
"Dodol," jawab Arka, "Ya foto lah, anjir. Gimana sih?"
Kevin mengatupkan mulutnya. Ia memperhatikan setiap pergerakan Arka.
"Biasa aja liatnya. Awas naksir loh," kata Arka tanpa menoleh ke Kevin.
"Dihh, kan kalo gue naksir, lu tinggal naksir balik," sahut Kevin.
"Ogah. Ga mau gue. Gue ga geii ya!"
"Ya makanya lu jangan aneh-aneh."
Kevin melihat salah satu foto dan memegangnya. "Ini pas di pantai kan?"
Arka mengangguk. "Iya. Pas banget ga sih gue bawa kamera? Padahal tuh kamera mau gue bawa aja. Ternyata ada gunanya."
"Cakep banget si Juna."
"Gue jadi takut deket sama lu, Kev."
Kevin langsung memiting leher Arka dan menjitaknya. "Emang salah kalo gue muji dia? Siapa tau Juna seneng pas dengernya."
KAMU SEDANG MEMBACA
12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]
Teen Fiction12 WARRIORS sudah terbit di Teori Kata Publishing *masih bisa dipesan. . . . . "Tentang kita, para pejuang dari semua harapan"