47. Fero's Revenge

1.4K 173 150
                                    

HAPPY READING AND ENJOY~

.
.
.
.

SMA PRAMUDYA

Regan sudah datang lebih dulu. Tidak ada orang di kelas, baru Regan sendirian. Regan melangkah perlahan menuju ke bangku miliknya dan Juna. Setelah sampai, Regan melihat berbagai macam bunga di atas meja Juna. Tak hanya bunga, ada beberapa foto yang mana mereka foto bersama seperti di pantai, di kelas, bahkan di halaman sekolah.

Regan tersenyum begitu melihat wajah bahagia Juna di foto itu. "Semua orang pasti ngiranya hidup lu sempurna, Jun. Bener-bener sempurna. Lu bisa dapetin apapun yang lu mau. Tapi, ternyata semua orang termasuk gue, ketipu sama wajah ceria dan senyum tanpa beban lu ini."

Tak terasa kedua mata Regan berkaca-kaca. Regan menghela nafas dan meletakkan satu buket bunga kecil di meja Juna lalu ia menuju ke bangku Sergan. Ia memilih duduk bersama Sergan daripada duduk sendiri di tempatnya.

"Regan?" Panggil Sergan.

Regan yang memejamkan matanya itu mendongak begitu Sergan datang dengan Kevin, Arzan dan Arka di belakangnya. Arzan hanya melirik lalu duduk di bangku David. Sedangkan Arka dan Kevin langsung duduk di bangku masing-masing.

"Lu masuk sekarang? Maaf ya kita gak sempet jenguk Nyokap lu," kata Sergan meletakkan tas di kursi dan duduk di sebelah Regan.

Regan mengangguk. Ia maklum. "Gapapa, nyokap gue juga udah keluar dari rumah sakit kemarin."

"Nanti gue mampir ke rumah lu deh," usul Sergan.

Regan tak membalas. Ia menoleh ke seluruh kelas ketika ia melihat teman-temannya sudah berdatangan. Regan berdiri dan menuju ke depan kelas.

David yang paham apa yang ingin dilakukan Regan itu menyuruh teman-temannya yang lain untuk diam dan memperhatikan. Meskipun beberapa dari mereka ada yang ogah-ogahan.

Regan menghela nafas. "Seperti yang kalian bilang, gue emang egois, ego gue terlalu tinggi untuk ngalah."

"Kalau kalian minta gue untuk nyesel setelah kejadian kemarin, gue udah nyesel. Penyesalan itu akan ada di dalam diri gue. Kalian ga usah khawatir. Kalau kalian mau gue hidup dalam penyesalan, gue siap untuk itu."

Regan menghentikan bicaranya, ketika teman-temannya hanya diam meskipun memperhatikannya sedari tadi.

"Gue juga mau minta maaf sama kalian. Maaf untuk perkataan gue yang mungkin nyakitin kalian waktu itu. Maaf kalau sikap gue terlalu kekanak-kanakan dan berbelit waktu itu. Gue minta maaf. Dan gue juga mau bilang makasih, kalian gak berhenti untuk selalu ngehubungin gue dan nyadarin gue."

"Gue tau mungkin kalian gak akan bisa nerima permintaan maaf gue dengan mudah. Take ur time, guys. Tapi intinya gue minta maaf. Maafin gue sekali lagi."

"Gue udah maafin lu, Regan!"

Beberapa pasang mata langsung beralih ke Sergan. Sergan berteriak sambil bertepuk tangan. Sepertinya ia menghargai usaha Regan untuk berbicara di depan kelas mengenai apa yang ia rasakan.

"Bukan salah lu, semuanya udah takdir," lanjut Sergan. Ia bertepuk tangan lebih keras.

"Kok gue malah takut tangannya Sergan bakal lepas ya?" Bisik Kevin.

12 WARRIORS[SUDAH TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang