part 2.

115 13 1
                                    

°°°

Happy Reading 📖

Lima belas menit yang lalu bel pulang sudah berbunyi, sekolah sudah sepi. di kelas 11 IPA 2 kini hanya tersisa dua orang murid. Yang satunya lagi molor dan yang satunya lagi sedang bergacak pinggang menatap sahabatnya yang tak kunjung membuka matanya. Taulah siapa

Sudah berbagai cara ia gunakan untuk membangunkannya, tetapi sahabatnya seperti sedang simulasi mati.

"ARGHH!! KANA, BANGUN GAK LO!!" 

Ajaibnya tuh mata yang awalnya ketutup, langsung terbuka sempurna. Menatap sahabatnya tajam.

"Gw denger Lo manggil gw Kana lagi, gw pastiin lu pulang tinggal nama doang!!" tuding Arziel pada Satria

Sepertinya Arziel bener bener membenci panggilannya itu. Namun, ia juga menyukainya. Kan Bingung jadinya

"Ajaib ya, yang awalnya kayak orang mati, tapi langsung bangun setelah gw panggil Kana"

"Emang Lo mau di panggil Ria??"

Arziel menegakan badannya, meregakan otot ototnya hingga ada suara "kretek"

"Gak lah!!" Sarkas Satria ngegas

"Nah, gw juga gak mau di panggil Kana, apa apaan itu kek nama cewe, Cih!" Ia mendecih pelan

Menyambar tas dan ia langsung berdiri, menatap kearah Satria.

"Pulang lah yok, laper gw"

"Salah sendiri ngapain gak ngantin"

"Ngantuk" lirih Arziel cemberut.

Menghela nafas panjang, Satria bebalik melangkahkan kakinya keluar kelas meninggalkan Arziel yang masih terbengong

"Zel, ayoo"

Tersadar, Arziel menatap kearah Satria yang sudah berada di luar kelas. dengan langkah santai ia menghampiri sahabatnya itu dan Langsung merangkul pundaknya.

"Zel, tau gak. Tadi gw ketemu sama mubarnya tau, di kantin" ucap Satria heboh

"Are you serious?"

"Yeah" sahut Satria mengangguk

"Cewe or cowo?"

"Cewe"

Arziel mengangguk untuk menanggapi ucapan sahabatnya, mereka terus berjalan sambil berbincang bincang tidak memperhatikan sekitar

°°°

Tidak lama kemudian keduanya sampai di parkiran, Arziel melepaskan rangkulannya pada Satria, ia mengambil ponselnya yang sejak pagi tidak ia aktifkan. Dan bener saja, banyak sekali notifikasi yang masuk.

Tidak menghiraukan banyak panggilan dan spam chat di wa, yang berasal dari orang tuanya. Arziel lebih memilih membuka aplikasi Instagram, hanya sekedar membukanya.

Keduanya berjalan santai, sampai tidak sadar kalo mereka melewati segerombolan anak laki laki yang sedang menatap kearah keduanya.

C A L Y P S H O Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin