part 12.

45 9 0
                                    

°°°
Happy Reading 📖.

"Kemarin kemana aja sama Rhaka?" Arjuna menyuapkan chiki ke mulutnya, mata menatap Arziel yang tengah memainkan ponsel.

Weekend sekitar jam dua siang, Satria memutuskan untuk bermain ke apartemen sahabat manisnya itu. Dan saat ini, keduanya sedang bermalas malasan di ruangan tamu, TV menyala menampilkan sinetron kisah nyata di Indosiar. 

Melirik menggunakan ekor matanya, Arziel mengedikan bahu, "Gak kemana, keliling doang"

Menyipitkan mata hingga keliatan hanya segaris, Satria melemparkan chiki kedalam mulutnya, untung gak meleset.

"Bweneran?" Selidik Satria, mulut penuh oleh chiki. 

"Telen dulu bego!!!" semprot Arziel, melihat snack yang di kunyah Satria keluar dari mulutnya.

Nyengir memperlihatkan deretan gigi rapinya, Satria menelan remahan snack tadi. Sehabis itu, Satria meletakkan kulit chiki keatas meja.  

"Beneran keliling doang? Gak ada sesi tuker tukeran ehem gitu?" cerocosnya.

Tidak melanjutkan main ponselnya, Arziel menoleh kesamping, wajahnya nampak kusut seperti baju kurang setrikaan.

"Ehem apa, hah?" sewot Arziel. 

"Gak ada." ketus Satria memalingkan wajah.

Berdehem singkat, Arziel sebenarnya mengerti dengan apa yang di maksud oleh sahabat museumnya itu. Namun, pura pura tidak tau lebih baik.  

"Zel, main keluar yok. Bosen gue" ajak Satria mulai jenuh berada di dalam ruangan. 

"Kemana?" singkat Arziel tidak melepaskan fokusnya dari ponsel.

Meletakkan jari telunjuk di dagu, Satria berpikir keras memikirkan tempat yang ingin di kunjunginya. Namun, yang terlintas malah suara tangis yang berasal dari TV. 

Sekali helaan nafas, Arziel menyimpan ponselnya di dalam saku hoodie blue soft.

"Laper atau mau jalan jalan?" Arziel bertanya dengan sekali helaan nafas.

"Jalan jalan" sahut Satria antusias.

"Ke taman kota, mau gak?"

Satria memikirkan sesuatu,  dan sekejap ia menggelengkan kepala, "selain taman kota, Zel"

Mengernyit heran, Arziel menatap bingung sahabatnya. "Kenapa emang?" 

"Hehe gak" cengir canggung Satria, membuat Arziel tambah curiga.

"Lo nyembunyiin sesuatu?"

Seketika Satria gelagapan, ia menggeleng cepat. Namun, wajahnya sulit untuk berbohong. Dan Arziel tau kalo Satria adalah pembohong paling payah.

"G-gak kok"

Menyondongkan wajah kedepan hingga berdekatan dengan wajah sahabatnya, Arziel menatap lekat manik hitam sedikit kecoklatan milik Satria. Sedangkan empunya kini sudah di banjiri keringat, dan itu semua gara gara tatapan yang di layangkan oleh Arziel.

Terkekeh geli, Arziel kembali menjauhkan wajahnya, kemudian bangkit dari duduknya dan melirik kearah Satria yang masih setia selonjoran di lantai. Sejak tadi mereka memang duduk di lantai.

"Lupain. Ayo pergi"

Arziel melangkah pergi meninggalkan sang sahabat yang masih loading, mencerna sesuatu menggunakan otak lolanya.  Tak kunjung mengerti dengan pikirannya sendiri, Satria bangkit dari duduknya dan menyambar ponsel serta tas selempang kecil pasangan bajunya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

C A L Y P S H O Where stories live. Discover now