Rumah gedong di kawasan elit itu cuma dihuni sama dua orang, tiga kalo pembantunya lagi kerja di jam tertentu, sisanya ya berdua. Bayangin rumah gedong dan cuma berdua, dan dua orang itu ga ngomong ke satu sama lain. Bergema lah rumah itu. Kadang di dapur pas pagi hari bakal ada suara alat masak dari Wonwoo ataupun Mingyu, seringnya ya Mingyu.
Tapi kali ini ngga, karena emang kepagian juga sih tapi Wonwoo sengaja bangun pagi buat siap-siap pergi ke kantor. Buka kamarnya yang dia kunci semaleman dan turun menuju lantai dasar. Berusaha ga nyari satu sosok tinggi yang entah emang udah pulang atau belum, Wonwoo ga tau dan dia mutusin ga mau tau. Kepalanya udah berisik sampe bikin dia pusing di pagi hari.
Alhasil dia pergi ke dapur buat sekedar nyeduh kopi sesuai sama rutinitasnya. Agak beda sih sama beberapa hari belakangan yang biasanya duduk di barstool bareng seseorang. Wonwoo diem di tempatnya ketika di atas pantry udah ada buket besar bunga hyacinth warna ungu sama lily of the valley. Otomatis ngehela nafas dan ga bereaksi besar kecuali ambil langkah buat ngeliat lebih deket dan ternyata ada kertas kecil di deket buket itu.
grab ur morning coffee? please read this first :(((( (just in case lo pergi subuh buat ngehindar ngomong sama gue terus guenya ketiduran)
my dearest wonwoo Abimana,
I know I messed up big time by breaking my promise and being such a jerk yesterday. I am sorry, I truly am. please believe me when I say that you are always my priority. tapi kembali lagi, I have no excuse for letting you down and disappointing you. but please, please, please, please, let's talk, yeah? pleaseeeeee....
p.s jangan lupa makan, jangan sibuk kerja, jangan terlalu diforsir, jangan sakit:(( biar bisa mukulin gue
your boneheaded husband
Kan. Mingyu tuh punya seribu pesona yang bikin siapapun luluh seketika. Wonwoo bisa ngebayangin gimana cowok itu tengah malem nulis ini abis perjalanan jauh terus pintu kamar dikunci. Kemungkinan cowok itu juga sempet mutusin ga tidur ngeliat gimana dia tahu Wonwoo yang bakal pergi pagi-pagi. Sekarang kemungkinan besar juga cowok itu ada di salah satu kamar tamu.
Wonwoo masih natap catatan itu, terus matanya ke bunga warna ungu yang cantik di depannya. Biasanya dia akan luluh, tapi kali ini senyumnya ga muncul. Mungkin efek denyutan di kepalanya karena ngehabisin energinya kemarin yang larinya ke fisik sama mental. Mungkin karena dia masih marah sama ekspektasinya sendiri. Atau mungkin juga karena alasan dibalik Mingyu ngehancurin janjinya.
Cowok itu mutusin buat bikin kopi di kantornya aja. Jadi dia berjalan keluar rumah, dan ngambil kunci mobilnya di keramik bentuk mangkok di deket pintu keluar. Tapi ada yang ngebuat dia berhenti kesekian kali. Sekarang di hadapan dia, berdiri di atas kabinet dan di samping keramik itu ada buket besar kedua yang isinya bunga violet. Di sana juga ada catatan kecil yang diselip di tengah.
Please....
Cowok berkacamata itu noleh ke belakang, lebih tepatnya ke balkon di ruang tengah seolah-olah Mingyu ada di atas sana. Bibirnya berdecak dengan wajah yang berkerut. Tapi setelah itu matanya meneduh. Kemudian pergi dari rumah tanpa bereaksi apapun lagi. Mungkin membuat cowok itu uring-uringan adalah bentuk dendamnya setelah kemarin dia diposisikan sebagai yang terakhir.
Sesampainya di kantor yang rame sama petugas kebersihan yang beberapa kali nyapa dia. Dia ga langsung duduk di balik meja, ke pantry buat bikin teh, dan diem di break room sambil ngeliat pemandangan Jakarta yang semakin siang semakin macet. Mencoba ngehindar dari topik bernama Mingyu di otaknya, dan ngehindar pertanyaan 'Tumben pagi banget datengnya?', juga meminimalisir denyutan yang ga berhenti di kepalanya yang jadi alasan dia lebih milih teh daripada kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
twin fire signs, four blind eyes; minwon story
Fanfiction[COMPLETE] Mingyu dan Wonwoo punya kisah cinta yang rumit--tidak, bukan kisah cinta milik mereka. Mereka hanya dua insan yang bahkan tidak saling mengenal. Namun siapa sangka keduanya akan bertemu dalam satu cerita ketika kedua keluarga memutuskan u...
