• 05 || arunika

1.4K 192 78
                                    

❝ Kamu mungkin berbeda seperti matahari dan bulan, tetapi darah yang sama mengalir melalui kedua hatimu. kamu membutuhkannya, sebagaimana dia membutuhkanmu. Dan itulah makna dari persaudaraan. ❞

─ 'Cahaya Solar Aryasatya

─ 𝐒𝐀𝐃𝐑𝐀𝐇 : ᴇsᴄᴀᴘᴇ ᴏʀ ᴅɪᴇ ─
a story by :: kimuurume















Sabtu,Malam, Pulau Rintis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu,
Malam, Pulau Rintis.

HARI ketiga, setelah seluruh kejadian menegangkan itu. Selama tiga hari terakhir, sama sekali tak ada yang membuka percakapan. Tak ada yang berminat untuk membahas solusi dan rencana apa yang akan mereka lakukan untuk terus bertahan hidup.

Semua itu karena ke tiga saudaranya meninggalkan mereka, serempak. Dan sekarang, hanya tersisa mereka berempat. Gempa, Blaze, Ice, dan Solar. Hanya mereka.

Mereka semua termenung di ruang tengah. Bungkam. Jangankan untuk berbicara, menatap satu sama lain saja mereka enggan. Suara jam dinding, kesiur angin dan gemuruh, juga suara teriakan histeris dan pasrah dari orang orang diluar sana menjadi salah s

Entah apa yang terjadi dengan Halilintar setelah Gempa mengikat tangannya. Yang jelas, saat ini mereka bisa mendengarkan suara tawa yang begitu keras dari ruang bawah tanah. Sesekali suara tawa itu diiringi dengan suara tangis, juga raungan kemarahan dari kakak sulung mereka, Halilintar.

Halilintar benar, dia sudah terjangkit virus itu.

Mereka tidak tau apa yang terjadi dengan Halilintar sekarang. Entah dia sudah mati, atau mungkin masih hidup─ walau ya kemungkinannya benar benar kecil. Kalau menurut sisi pandang Solar, semua yang terjangkit virus ini jelas sudah mati, namun itu belum tentu pasti. Mereka semua masih belum mengetahui dengan jelas virus apa yang sedang menjangkiti pulau mereka sekarang ini.

Itu virus yang kejam, benar benar kejam. Virus ini membuat mereka yang terjangkit kehilangan akal sehatnya, bahkan berubah menjadi seorang kanibal. Seram sekali, bukan?

Apa yang harus mereka lakukan sekarang?

Mereka tidak tahu, mereka dilanda kebingungan dan kepanikan akibat kepergian sang sulung dan saudara lainnya. Sekarang, tak ada yang dapat mengarahkan mereka, tak ada yang dapat memimpin mereka.

Bayangkan, apa akhir dari kisah perjuangan mereka semua ini? Apa mereka akan selamat? Apa bantuan yang dijanjikan pemerintah itu akan tiba?

𝗦𝗔𝗗𝗥𝗔𝗛 : escape or die || BoBoiBoy Fanfic [ 𝗢𝗚 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang