--HARI KHUSUS--

133 45 1
                                    

" Namamu sudah diketahui oleh ibuku."-Ganendra Aksa Pratama

*
*

~Happy Reading~

*

Malamnya, semuanya sudah pulang, kecuali Kavin, ya saat itu jam 22.00 atau jam 10 malam Kavin sengaja menunggu disana untuk menemani Aksa

Saat itu mereka berbincang satu sama lain ya pembahasan yang seperti tidak menarik, ya tentu saja, apa yang menarik? Pembahasan mereka saja tentang konspirasi Alien.

Perbincangan mereka memang tak menarik, sebelum akhirnya Kavin menyeletuk.

"Kok lo bisa suka sama Shylla?"

"Nggak tau deh Vin, kayaknya gara gara, dia satu satunya cewek yang nggak ngejar ngejar gue dan nggak takut sama gue. Nggak tau deh, gue bingung! Pokoknya gue suka sama dia." ungkap Aksa bingung dengan perasaannya sendiri.

"Gimana rasanya pas lo diterima sama Shylla?" tanya Kavin kepada laki laki berumur 19 tahun didepannya itu, tepatnya Aksa sedang duduk bersandar diranjangnya.

"Seneng banget lah gilak! Kalo waktu itu gue nembak si Shylla pas gue nggak ketembak yak? Gue udah loncat loncat itu ngab." jawab Aksa salah tingkah

"Saltingnya nggak usah disini, untung besok sama lusa libur loh,"

"Iya. Eh Vin, lo pulang aja, ntar Mama gue kesini kok, besok aja lo dateng kesini, ayang gue besok juga mau dateng, mau gue kenalin ke Mama gue." ucap Aksa.

"Oh gitu, nggak papa nih gue tinggal?" kata Kavin mencoba memastikan jika temannya memang baik-baik saj ajika ia pergi.

"Nggak papa, lo pulang aja"

"Oh oke, yaudah gue pulang duluan ya..." balas Kavin beranjak pergi

"Okay, hati hati kawan!"

"Yoi!"

Beberapa saat kemudian, tepatnya, jam 23.12, ibu Aksa memang datang, ngomong ngomong, ayah Aksa itu sedang bekerja diluar negeri, orang tua Aksa mengetahui bahwasanya Aksa menjadi ketua ARGENTA, sudah berulang kali Aksa masuk rumah sakit. Tapi ini yang terparah.

"Kamu ngapain sih Sa? Senyum senyum sendiri, nulis apa to kamu?" tanya Mama Aksa dengan logat medoknya, bingung melihat Aksa yang duduk bersandar diranjangnya, menulis sesuatu sambil tersenyum.

"Tak ceritain Ma, sini." ucap Aksa, menyuruh Mamanya untuk mendekat.

Aksa mulai menceritakan semua yang telah terjadi, termasuk perang kemarin, dan kronologi saat ia tertembak, dan juga saat ia diterima oleh Shylla tentunya, dan juga menceritakan dari awal ia bertemu Shylla sampai ia diterima oleh Shylla semalam.

"Wealah! Anak lanang e Mama wes bisa pacaran to."

"Iya dong!"

"Kamu punya fotonya nggak?"

"Ini Ma." balas Aksa menyodorkan ponselnya, menunjukkan foto Shylla pada saat study tour tahun lalu ke Yogya.

"Cantik banget! Kok bisa ya dia mau sama makhluk kayak kamu?" celetuk Mama Aksa dengan nada bercanda nya, dan masih dengan logat medoknya.

Ngomong-ngomong, ibu Aksa berasal dari Yogyakarta, sehingga logatnya khas dengan dialek medok. Sedangkan ayah Aksa berasal dari Jakarta, dan baik Ayah Aksa maupun Aksa sendiri tidak mampu berbahasa Jawa dengan lancar, kemungkinan hanya sedikit.

"Mama ih! Jahat banget!"cetus Aksa kesal.

"Nggak ah! Mama bercanda, kalo perempuan secantik ini, jangan disakitin, kasian. Namanya siapa tadi? Shylla ya? Bagus e nama nya..." ungkap sang Mama tersenyum tipis.

ARGENTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang