11-Kerja Kelompok

17 4 0
                                    

Happy Reading

"Rumah lo gak berubah ya, Ryu. Selalu hangat," ucap Leola memperhatikan sekelilingnya. Kagum karena rumah Ryuka yang sekarang ia kunjungi, masih sama hangatnya dan sama nyamannya, seperti rumah Ryuka yang sering kali didatanginya sewaktu masih Sekolah Dasar. Walaupun beberapa detail interior ada yang berubah.

Ryuka mengangguk kecil. "Rumah gue emang gini-gini aja."

"Bunda sama Papa lo kemana?" tanya Alka, menyadari ada celah kekosongan.

"Bunda sama Papa lagi gak di rumah, keluar kota. Mereka jarang ada di sini." Jawaban Ryuka membuat yang lainnya otomatis membatin, sama kayak orang tua gue.

"Gue ke atas dulu ya, ambil peralatan buat bikin struktur organisasinya. Nih, silahkan dinikmati hidangannya. Maaf, kalo gak sesuai harapan kalian. Gue cuman bisa nyiapin ini aja." Ryuka beranjak dari duduknya, berjalan menuju tangga.

"Anggap aja rumah sendiri!" pekik Ryuka yang sudah berada jauh dari mereka.

"Makasih ya, Ryu. Diterima nih, hidangannya," ujar Leola berharap terdengar oleh Ryuka. Tadinya Leola mau balas berteriak supaya kedengaran, tapi tidak sopan. Tangannya mengambil satu potong kue kering dari toples yang telah terbuka.

"Mmm... enak! Kalian makan juga dong! Masa gue doang yang makan." Sontak beberapa dari mereka ikut mencomot makanan yang ada di meja. Seperti Khai yang menggigit sepotong apel, atau Zoe yang memakan makaroni balado.

Tidak lama, Ryuka kembali dengan paper bag besar di dekapannya. "Ini peralatan yang udah gue siapin. Nanti kalo ada yang kurang gue beli dulu ke toko depan."

Varez membuka dan meneliti isi paper bag itu. "Udahlah, Ryu. Ini juga cukup kok, malah kayaknya lebih dari cukup."

"Oh, ya udah kalo gitu."

"Ryu!" seru Dillon membuat Ryuka menoleh.

"Tadi kata lo 'cuma segini'? Ini banyak banget. Gue malah gak expect bakal di jamu segini banyaknya. Thank you, ya."

Ryuka terkekeh. "Iya, sama-sama. Gue selalu seneng tiap teman-teman gue mau datang ke sini, rumah jadi rame. Apalagi sekarang pertama kali buat kalian, jadi gue sebisa mungkin nyiapin yang terbaik, biar kalian seneng datang ke rumah gue. Dan nantinya sering main deh ke sini," jelasnya dengan semangat.

Anak-anak X IC yang lain tersenyum. Sekarang mereka tahu, darimana asal ketulusan yang dari tadi mereka rasakan. Tidak heran hidup Ryuka begitu bahagia, karena Ryuka sendiri selalu bisa membuat orang lain bahagia. Membuat orang-orang di sekitarnya ikut merasakan kehangatan, ketulusan, dan kebahagiaan yang dimilikinya. Ryuka Calla Alona, gadis dengan aura positif yang begitu terpancar.

"Oke! Sekarang ayo tentuin dulu jabatan-jabatannya!" seru Starlyn, jemarinya sudah memegang pulpen dan kertas yang ia ambil dari dalam paper bag.

"Sekretaris sama bendaharanya mending satu atau dua?"

"Dua aja nggak, sih? Biar kalo ngejalanin tugas tuh ada partnernya, gitu." Starlyn mengangguk lalu menuliskan susunan struktur organisasi yang akan mereka buat.

"Kira-kira siapa yang cocok buat jadi sekretaris? Ada masukan gak?" tanya Varez, si ketua kelas.

Semua yang ada di sana mulai berpikir. Mencari tahu siapa yang paling cocok untuk mendapat jabatan sekretaris. "Hmm... menurut gue yaa, yang cocok jadi sekretaris satu itu Averyl. Soalnya Averyl itu apapun yang menurutnya penting pasti ditulis atau dihapal, terus kalo punya tugas pasti langsung dilakuin saat itu juga. Jadi ya, terpercaya banget gak sih buat jadi sekretaris? Gimana menurut kalian?" ungkap Leola.

99 Isn't 100 (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang