20. Dih!

214 21 9
                                    

Ramaikan dong boss🦥🦥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ramaikan dong boss🦥🦥

Terima kasih sebelumnya kepada pembaca juga yang sudah vote, apalagi yang sudah berkomentar. Itu sangat menyenangkan, dan membuat saya semangat😤
Sekali lagi terima kasih..

Dan saya minta maaf jika karya saya masih banyak kurangnya ya..

Selamat membaca👋

.

.

Setelah menutupi tubuh Rere dengan kaos miliknya, serta menyuruh Rere untuk masuk ke dalam kamar miliknya.

Sean lalu menatap Yibo yang masih berdiri di tempatnya, dengan tas ransel yang juga masih berada pada punggungnya.
Helaan napas panjang terdengar, dengan Sean yang menjatuhkan diri pada sofa miliknya.

Hari panasnya baru saja ia mulai, dan sudah berakhir saja.

Sean menatap Yibo lelah dan sayu.
"Duduk." perintahnya.

Yibo menurut dengan bibir terkulum menahan tawa. Lalu tersenyum saat Sean menatapnya sengit.
"Apa aku mengganggu?" tanya Yibo pura-pura polos.

Sean mengacak rambutnya frustasi. Bukankah sudah sangat jelas, jika Yibo sangat mengganggu kegiatannya??? Untuk apa bertanya seperti itu?? Mengejek??
"Mas Gunamel kenapa langsung masuk ke dalam rumah saya? Itu tidak sopan."

Yibo mengangkat bahunya cuek.
"Sudah mengetuk," Sekali, "Tidak ada respon. Lagipula pintunya sedikit terbuka." jelas Yibo ringan.

Mata Sean membulat,
"Benarkah?" kejutnya, hingga mencondongkan kepalanya ke arah Yibo. Benarkah pintunya tidak tertutup dengan rapat??

Yibo mengangguk bangga dengan seringai kecil yang luput dari pandangan Sean.
"Harusnya kalian bersyukur karena saya yang masuk. Bagaimana jika orang lain?? Paku??"

Sean menggeleng di tempatnya, tidak bisa membayangkan jika orang lain yang mempergokinya. Apalagi Paku adiknya.

Tidak!!
Sean tidak bisa membayangkannya. Lalu fokusnya kembali teraih.
"Ada perlu apa?" tanya Sean to the point. Sean ingin segera melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Yibo menaruh ranselnya pada samping sofa, lalu merebahkan tubuh lelahnya. Andai Sean tahu bahwa dia langsung menuju kemari tanpa ke rumah Wuri terlebih dahulu.
"Beristirahat." jawabnya dengan mata tertutup.

Sean tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Mas Gunamel.. Tolong tingkat pekanya di naikkan."

"Kenapa?"

"Kenapa???" Mata Sean melebar dan bangkit dari duduknya,
"Mas Gunamel tanya kenapa??? Yang benar, Mas?"

Yibo membuka matanya, tangannya terangkat ke udara. Memberikan gestur mengusir.
"Lakukan saja kegiatan kalian, aku tidak akan mengganggu."

Bang Sean Where stories live. Discover now