25. Diam adalah emas

181 17 4
                                    

.

.

.

"Bang, ini beneran cuma kita bertiga?" tanya Yubin pada Sean yang tengah duduk  tenang dengan satu kaki yang terangkat.

Sean menoleh ke kanan dan ke kiri, dia juga bingung.
Malam ini mereka akan pergi menangkap belut dan juga keong sawah yang sudah cukup besar untuk di ambil. Tapi sepertinya banyak yang sedang sibuk.

"Ganjil kan pamali, bang." sahut Jili yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sean.

"Maaf.." ucap Jili sambil mengangkat dua jarinya ke udara.

Sean melihat jam tangan miliknya, lalu berdiri.
"Keburu larut, sebaiknya kita berangkat." ujar Sean sambil menenteng satu ember dan capit panjang di tangan kanannya.

Yubin dan Jili juga sudah menenteng peralatan miliknya, lalu menaruhnya pada bak mobil Yubin.
"Kenapa tidak mengajak cucunya mbah Wuri saja?" usul Jili semangat. "Kan selama dia disini, kita belum pernah mengajaknya."

Sean menaruh peralatannya pada bak mobil Yubin.
"Kau tidak tahu Yubin dan Mas Gunamel sulit akur?" ujarnya dengan tangan berkacak pinggang.
Yubin yang di sebut seperti itu merasa tidak terima.

Itu kan dulu.

"Lagi pula... Mas Gunamel sedang galau. Jadi jangan di ganggu."

Mendengar hal itu, Yubin dan Jili langsung berdiri menghadang Sean.
"Katakan." seru keduanya penasaran. Pasti ada cerita seru, mengingat kepribadian Yibo yang seperti itu.

Itu sangat menarik.

Sean tersenyum miring, begitu senang mengungkap aib Yibo di hadapan mereka.
Tapi belum sempat Sean membuka mulut. Orang yang tengah di bicarakan muncul.

"Katakan, jika sudah bosan untuk melihat." ancamnya pada Sean.

Semua menoleh dan begitu silau ketika melihatnya.

Terutama Sean.

Cahaya senter tepat mengarah ke padanya.

"Ey! Ey! Hentikan!" Seru Sean kesal karena Yibo mengarahkan senter miliknya tepat pada mata Sean.

Yibo tidak menggubris keluhan Sean, dan terus mengarahkan senternya pada wajah Sean hingga dirinya berdiri satu meter di hadapannya dengan wajah datar.

Yibo tidak menggubris keluhan Sean, dan terus mengarahkan senternya pada wajah Sean hingga dirinya berdiri satu meter di hadapannya dengan wajah datar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ayo katakan pada mereka." ucap Yibo yang masih bertahan dengan posisinya.

Jili menatap kasihan ke arah Sean, sedang Yubin menatap geram ke arah Yibo.

Sean menggeleng dengan tangan yang masih menghalau cahaya senter.
"Tidak, tidak akan saya katakan. Hentikan mas Gunamel, silau!"

"Tidak silau." jawab Yibo cuek.

Bang Sean Where stories live. Discover now