3. Otanjyubi Omedetou, Obito-san.

164 14 13
                                    

Spesial ulang tahun Obito

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Spesial ulang tahun Obito.





°HOME IS WHERE THE HEART IS°




Semenjak pertemuannya dengan gadis perak di Pantai Nishikinohama beberapa tahun silam, hidupnya banyak yang berubah. Jika dulu dia hanya mengikuti alur kehidupan seperti air mengalir tanpa adanya tujuan, kini tujuan hidup Obito hanya untuk Kakashi seorang. Di setiap deru nafasnya, alasan mengapa sedih dan bahagia hanya karena Kakashi. Berlebihan? Ya... Begitulah jika seorang Uchiha jatuh cinta. Tidak ada yang bisa menandingi cinta Uchiha.

Obito menarik napas dalam-dalam, menatap para lansia dan Deidara yang sedang menikmati waktu bersama. Obito mendekati mereka, salah satu lansia disana langsung berjalan tertatih untuk memeluk anak kesayangannya, pria berambut jabrik tersebut mempercepat langkahnya untuk memeluk lansia tersebut.

"Biarkan saya yang menghampirimu, Nek," bisik lemah Obito. Melihat senyum tulus lansia dipelukannya membuat hati Obito berat.

•••

Mereka kini telah berada di ruangan yang sama untuk membicarakan sesuatu.

"Semuanya...."

Hening.

"Saya... akan pergi dalam beberapa hari ke depan." Pernyataan Obito sontak membuat matanya melebar, cuaca malam yang mulai dingin sama seperti suasana saat ini. Obito bisa melihat ekspresi kecewa semua wajah, terlebih Deidara.

"Obito-sama apa maksud dari perkataan mu?"
"Saya akan pergi ke Osaka, Dei. Selama kurang lebih 5-6 hari," jelas Obito.
"Tapi itu berarti Obito-sama tidak berada disini saat hari ulang tahun, tuan?"
"Dengan berat hati saya mengatakan 'iya' "

Obito berdiri untuk memeluk satu persatu lansia yang berada dalam panti jompo, ada beberapa yang menangis. Mereka tak pernah di tinggal selama itu dengan Obito, hidup mereka hampa jika tidak mendengar celotehan dan ucapan sayang Obito.

Lansia terakhir yang dipeluknya menahan erat-erat Obito, seakan melarang Obito untuk pergi. "Berjanjilah, jika kembali kau harus langsung datang kemari. Jika tidak nenek akan marah selamanya denganmu," ungkap lansia tersebut dengan nada merajuk. Percayalah, jika sudah mencapai usia ini orang tua akan kembali ke sikap kekanakan mereka.

Obito mengerti, dia mengangguk dan mencium sayang punggung tangan nenek tersebut. Lalu berpamitan pulang, Deidara ada di sampingnya, mereka pulang bersama dengan menaiki mobil Obito.

Keheningan malam menyertai keduanya, jalanan yang ramai sebagai saksi canggung nya Deidara.

"Kamu pasti pernah rindu rumah, kan. Dei?" Tanya Obito, pandangannya masih lurus ke arah jalanan. Tangan kanannya memegang kemudi, dan tangan kirinya berada pada tuas persneling.

"Ya, pernah."

"Saya sudah lama tidak pulang, rindu dengan Nenek."

Deidara menoleh, "tapi kenapa harus selama itu?"

HOME IS WHERE THE HEART IS [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now