Aneh

0 0 0
                                    

Raungan dan tangisan keras kini terdengar jelas di sana. Andara masih menangisi kematian sang Ibu yang mukanya pun tak berbentuk.

Bunyi langkah kaki mendekati Dara yang masih menangis. Namun berhenti di jarak 1 meter dari TKP.

"Nah, Andara Ibu mu sudah mati. Sekarang kau yang harus mati"

"Si-siapa kamu?"

"Aku? Aku adalah sisi lain dirimu. Kau tidak mengingat ku? Aaa jahat sekali"

"Tidak, aku tidak memiliki sisi lain sejahat dirimu"

"Itulah kenyataan nya. Aku disini, membunuh Ibu mu. Apakah masih kurang yakin Andara?"

"Jangan berbohong!!"

"Aaa, mungkin kau tidak mengingatku. Baiklah kita mulai cerita ini sebentar"

"..."

"Kau tau bukan kau pernah masuk ke alam ciptaan mu sendiri, kau ingat dia? Yang mengingatkan mu tentang jangan terlalu memikirkan 'itu'"

Dara hanya mengangguk mengingat beberapa kali ia bertemu makhluk yang katanya adalah ciptaannya sendiri, yang ia panggil makhluk gaib.

"Kau tau 'itu' apa?"

Kembali Dara hanya menjawab dengan gestur menggeleng kepala. Tanda ia saja tak tau, ketika makhluk gaib itu ingin memberitahu nya, pasti ia kembali bangun dan belum sempat mendengar penjelasannya.

"'itu' adalah pikiran negatif dan amarahmu tentang keluarga mu sendiri"

"Aku tidak berpikir negatif tentang keluarga ku walau memang benar aku pernah marah pada keluargaku"

"Hahahaha, kau terlalu bodoh ya? Aku selalu di dekatmu jadi aku tau semuanya. Kau yang sering beranggapan keluarga mu lebih baik mati, keluarga mu harusnya menanggung beban dendam mu, keluarga mu seharusnya tidak seperti ini dan itu. Kau sering melakukannya"

"Tidak, tidak!. Lalu kenapa kau muncul dan membunuh Ibuk?!"

"Hahaha, aku pikir kau langsung paham ternyata memang bodoh ya? Karena kau terlalu memikirkan 'itu', aku datang. Aku datang sebagai penyelesaian masalah mu. Kau meminta keluarga mu mati bukan? Jadu aku membunuhnya sesuai keinginan mu"

"Kenapa? Kenapa?! Aku tidak serius mengatakan itu!!"

"Yah, aku memang dibuat untuk itu. Salah sendiri berharap, harapanmu itu palsu. Kau berharap keluarga mu ini itu, padahal di dalam hatimu kau membenci mereka. Salah kan dirimu yang menciptakan aku dan 'dia'. Semua adalah salah mu"

"Enggak..."

"Karena kau lah seluruh keluarga mu mati. Karena sifat mu lah mereka mati, karena kau yang egois berharap mereka mati. Karena kau lah mereka tidak bisa hidup lagi, aku hanya mengikuti perintah mu. Hehe"

Menyeringai senang sosok tersebut berhasil membuat Andara terdiam menyalahkan dirinya sesuai perkataan sang sosok.

"Karena aku..."

"Yaa, benar karena mu mereka mati. Jahat sekali kau ini membunuh mereka. Lihat tanganmu, tangan yang membunuh keluarganya sendiri"

Mengangkat kedua tangannya yang bersimbah Dara. Kini arwah Ibu, Ayah, dan Kak Vanya mengelilinginya.

"Andara kau membunuh kami?"

"Kau tega sekali"

"Andara ayah pikir kamu anak baik"

"Ibuk kecewa denganmu"

"Kau pembunuh"

"Dasar anak tak kau diuntung"

WishingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang