Cerita Anggara; SB || 2

128 22 3
                                    

Seseorang tidak akan mengerti bagaimana sakitnya, sebelum dia merasakannya sendiri!
~Bintang Samudra~


💫💫💫

"Pulang yuk, Bi. Ini udah malam banget," tutur Arutala mengajak Bintang pulang.

"Mmmm..." Bintang diam sejenak, tampak gelisah. Dari raut wajahnya tampak jelas jika ia kebingungan.

Alis Arutala terangkat sebelah, "Kenapa, Bi?" tanyanya keheranan.

"A-ada yang mau gue omongin sama lo, Ru." Akhirnya Bintang memberanikan diri untuk bicara.

Arutala mengukir senyum, "Apa?" tanyanya masih dengan senyum yang sama.

"Gu-gue_" Bintang kembali diam, tampak begitu gugup.

"Gue apa, Bi?" tanya Arutala dengan dua alisnya yang terangkat, tampak tidak sabar ingin mendengarkan perkataan Bintang. Setidaknya dengan begitu, ia bisa cepat pulang.

"Gue_" Lagi, Bintang terlalu takut untuk menuturkan isi pikirannya.

"Gapapa, Bi. Seenggaknya lo udah usaha. Runa bisa terima atau enggak, itu risiko yang harus lo tanggung!" batin Bintang berusaha meyakinkan dirinya.

"Gue suka sama lo, Ru. Bukan sebagai Arunala, tapi sebagai Arutala. Perasaan ini muncul waktu pertama kali kita ketemu di dalam mobil," ucap Bintang cepat dan lantang.

Arutala diam, otaknya masih mencerna maksud dari perkataan Bintang. Setelah sepenuhnya tangkap, ia berdiri, memundurkan sedikit badannya. Menunduk sebentar guna melihat jam yang menempel di tangannya. Sudah terlalu larut. Kemudian gadis itu melirik sekeliling, tampak sepi, hanya ada mereka berdua.

Pikirannya pun mulai kacau!

Tentu saja hal itu dikarenakan ucapan Bintang barusan. Ia tidak menyangka jika Bintang akan berbicara seperti itu. Padahal ia sendiri sudah menganggap Bintang sebagai kakak kandungnya sendiri.

Bintang yang melihat ekspresi takut dari wajah Arutala, pun ikut berdiri. "Ru, jangan takut. Gue gak sebrengsek itu," ucapnya mencoba meyakinkan Arutala.

"Perasaan lo salah, Bi!" tegas Arutala tak ingin dibantah. Ia menatap Bintang dengan kening berkerut, seakan menunjukkan jika ia tidak menyukai situasi ini.

Bintang tertawa kecil, "Kenapa kalian semua salahin gue? Gue cuma manusia biasa yang gak bisa ngendaliin hati gue buat jatuh ke siapa. Tapi kenapa kalian bertingkah seolah-seolah jatuh cinta sama lo itu sebuah kesalahan? Kenapa?" ucapnya yang mulai disulut emosi.

"Kenapa orang-orang cuma mikirin perasaan Bentala? Kenapa gak ada yang mikirin perasaan gue?" lanjutnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Sadar, Bi! Bentala yang lo omongin itu adalah orang yang nyelamatin lo 19 tahun yang lalu!" tukas Arutala tak habis pikir dengan isi pikiran Bintang.

"Lo bilang gak ada yang mikirin perasaan lo?" Arutala tertawa kecil. "19 tahun yang lalu, Rama bahkan masih mikirin lo di detik-detik terakhir hidupnya!" lanjutnya meninggikan suaranya. Tampak jelas jika gadis itu juga mulai disulut emosi, ia sungguh tak terima dengan ucapan Bintang tadi.

"TAPI GUE GAK MINTA, RU! GUE GAK PERNAH MINTA DIA, BUAT DONORIN HATINYA BUAT GUE!" tegas Bintang penuh tekanan.

"SEANDAINYA WAKTU ITU RAMA GAK DONORIN HATINYA BUAT GUE, GUE GAK AKAN TERSIKSA DENGAN PERASAAN GUE YANG LAGI-LAGI JATUH CIN_"

Cerita Anggara 3: Semesta Berbahagia (ONGOING)Where stories live. Discover now