Enigma 44

149 18 21
                                    

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!
.
.
.
.
.

Jiyong dan Seungri tinggal di Busan sudah hampir satu bulan. Dengan keadaan yang tenang dan jauh dari segala urusan rumit perusahaan, Seungri malah betah tinggal di rumah peninggalan ayah mertuanya. Tentu saja ditemani Baekhyun si omega dengan bayi berusia hampir enam bulan.

Jiyong tak keberatan kalau harus bolak-balik Seoul-Busan demi kesenangan serta kenyamanan istri. Jika pekerjaannya tidak terlalu berat, maka Jiyong bisa tinggal di Busan berminggu-minggu lamanya atau urusan pekerjaannya diserahkan Seung Hyun. Kecuali urusan kantor yang mendesak, mau tak mau Enigma ini harus meninggalkan istrinya sementara. Dengan catatan Seungri akan manyun sepanjang hari.

Hari ini Loren datang berkunjung untuk menemui Seungri dengan membawakannya sekotak isi roti aneka rasa. Bermaksud Seungri harus mencobanya karena cukup popular di Busan, juga sebagai ucapan terima kasihnya pada Jiyong karena telah berupaya membebaskan atau setidaknya meringankannya dari hukuman penjara. Seungri sendiri sedang membaca majalah TIMES yang berisikan profil suaminya. Mungkin bukan pada profil yang tertulis di dalamnya karena Seungri sudah tahu tentang suaminya, melainkan foto Jiyong.

Seungr tersenyum sendiri sambil mengelus perutnya yang besar dan bergumam, "Appamu tampan sekali. Kau harus sepertinya. Hebat dan tak terkalahkan."

"Hyung, kau harus coba ini," kata Loren sambil memasuki rumah milik Jiyong.

Seungri menoleh ke belakang karena teriakan seseorang, mengabaikan majalah yang ada di pangkuannya. Seketika juga bibirnya tersenyum lebar sumeringah.

"Wah, apa itu yang kau bawa?" tanya Seungr tanpa beranjak dari duduknya.

Loren menaruh kotak berisi roti di atas meja dan membukanya. Mata Seungri langsung berbinar terlebih karena harum yang keluar dari dalam kotak setelah dibuka begitu menggoda penciumannya.

"Sepertinya enak," ujar Seungri.

"Kau mau coba?"

Seungri mengangguk antusias, "Aku mau coba yang isi kismis."

Loren mengambilkannya dan dia berikan pada Seungri yang segera diterimanya dengan senang hati. Seungri memakannya dengan wajah yang bahagia seolah dia tak pernah makan roti seenak itu.

"Bagaimana? Enak tidak?"

"Hm, ini enak sekali. Anakku suka. Kau beli di mana?"

"Di dekat rumahmu, Hyung. Nanti aku akan kasih tahu Jiyong Hyung, jadi dia bisa belikan untukmu kalau kau mau makan," ujar Loren dan diangguki semangat dengan Seungri.

"Um, gomawo," gumam Seungri dengan pipi gembung karena penumpukan roti.

"Jiyong Hyung belum pulang?" tanya Loren lihat sana sini.

"Belum, katanya ada rapat dulu. Jadi, agak lama. Oh, ya apa kau senggang hari ini?" Seungri melihat Loren masih dengan pipi gembung.

"Pengangguran sepertiku memangnya ada pekerjaan," jawab Loren.

"Ah, aku lupa. Jadi, supir pribadiku saja ya. Nanti aku akan bilang suamiku," balas Seungri.

"Memangnya dia setuju?" Loren agak ragu. Karena Enigma satu itu sangat posesif dengan Alpha lain di dekat istrinya.

"Harus setuju dan tidak boleh menolak keinginan istrinya!"

Loren tertawa karena keyakinan Seungri akan dikabulkannya permintaan Seungri. Tapi, tak apa jika memang terjadi. Setidaknya dia ada pekerjaan dan penghasilan sendiri.

Enigma [End]Kde žijí příběhy. Začni objevovat