Found - Zach Webb

19 4 0
                                    

Cerita ini, cerita yang benar benar aku tulis dengan tulus dari hati. Aku berbagi sedikit kisah semasa SMA dulu. Sudah lama sekali aku ingin memberitahu kepada lebih banyak orang, bahwa aku masih mencintainya. Semoga, dia bersama seseorang yang terbaik di dalam hidupnya.

Khadafi Saputra, pria asal jakarta yang belajar di salah satu sekolah di jawa timur. Sebentar, aku tak tau apakah nanti ia akan membaca ini dan menganggapku lebih buruk dari sebelumnya, intinya aku siap untuk segala hal.

Halo, aku Ratu. Wanita biasa yang menduduki kelas sebelas di sekolah yang berbeda dengan Khadafi. Kakak kelasku itu, ia bertempat di Sekolah Menengah Kejurusan yang berada tak jauh dari sekolahku, bahkan ditempuh dengan jalan kaki sangat bisa.

Mungkin aku tak akan menceritakan dengan detail seperti cerita cerita wattpad yang lainnya. Bisa dibilang ini letter documents. Hahaha, aku menulis ini hanya ingin meluapkan apa yang ingin aku katakan. Sebenarnya ingin sekali aku mengabadikan Khadafi dalam sebuah cerita. Namun aku rasa, ia sendiri sudah abadi tanpa usaha sekeras itu. Keistimewaannya, keunikannya, segala tentangnya. Sangat indah untuk dicerna.

Tidak, aku sama sekali tidak ter-obsesi, atau apapun yang menyangkut hal menyeramkan sehingga memaksa ia menjadi milikku. Tidak, aku tak pernah berfikir seperti itu.

Baiklah, mungkin aku akan terangkan sedikit cerita perjalanan kisah hebatku dalam mencintainya. Perlu digaris bawahi, bahwa aku sangat bangga mencintainya, sama sekali tidak menyesal bahkan sampai sekarang. Ketetapan hatiku rasanya masih dipegang kuat olehnya.

Dahulu, semasa aku menduduki kelas sebelas. Hidupku masih terasa sangat biasa, tak begitu buruk, tak begitu baik juga. Matahari yang datang dan pergi seolah sama pergerakannya. Tak ada yang istimewa, semua berjalan apa adanya.

Sampai, di satu hari di tahun 2021. Kalau tidak salah, aku sendiri lupa pada tahunnya. Saat itu aku dan temanku ingin mengunjungi sebuah toko di depan, dimana kita melewati lapangan sekolahku saat menuju kesana.

Mataku melirik santai saat mengetahui ada pertandingan sepak bola disana, mungkin futsal. Entahlah, aku tak tau apa bedanya. Di saat yang bersamaan, orang yang memakai baju berwarna merah, baju yang paling berbeda di antara yang lainnya yakni bertugas menjawa gawang menatapku dengan matanya yang sangat indah. Aku tidak berbohong, ia laki-laki namun memiliki bulu mata yang cukup panjang sehingga menambah kesan paras yang menawan.

Pertama kali, senyum itu ia lempar dengan sangat rapi kepada mataku. Tunggu, ia tersenyum padaku? Sangat tidak sopan, dahiku hanya berkerut bingung menanggapinya. Sampai sebelum aku hilang dibalik tembok, tangannya melambai ke arahku,

Cukup! aku biarkan saja waktu itu. Tidak mungkin pria sepertinya tersenyum padaku, ia pasti salah orang.

Sampai kembalinya kita dari toko, aku sedikit kecewa saat mengetahui bahwa lapangan telah kosong. Itu artinya pria dengan senyum indah itu tak ada lagi.

Berusaha mencari di sela-sela kerumunan orang yang berehat, ia spontan berdiri. Ia benar-benar berdiri saat aku melewati dan melambaikan tangan seperti tadi bahkan sampai melompat dan tertawa.

Ini gila, aku tak bisa menyembunyikan senyumku. Aku tertawa malu menanggapi, padahal menau siapa orangnya saja tidak.

Perjalanan singkat itu, tak begitu aku pikirkan. Kejadian yang ternyata membuatku merasa sebagai makhluk tuhan yang paling bersyukur hingga saat ini telah di mulai.

Entah kebetulan atau bukan, saat aku berangkat sekolah. Aku melihatnya lagi bermain bola di lapangan yang sama, kakiku melangkah naik ke lantai dua. Lalu tepat di depan kelas, aku berdiri diujung pembatas untuk melihatnya. Dimana lapangan itu bersebelahan dengan kelasku berada.

KHADAFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang