5 - MENJAUH

46 4 0
                                    

"Hai Cel, Del," sapa seorang gadis dengan rambut yang digerai bebas serta jepitan rambut sweat bunny pink kesukaannya dari belakang. Siapa lagi jika bukan Roa.

"Hai Cel" sahut Delion dengan senyum manisnya.

Roa merangkul bahu Ashel mesra. Ashel akui, Roa adalah anak yang sangat manis dan periang. Beda sekali dengannya yang gampang pundung. Jujur,  Ashel insecure.

"Cel. Tugas matematika mu sudah? Aku kelupaan tadi malam sibuk membantu mommy bikin kue hehe," Roa terkekeh.

"Biar gue aja yang ajarin. Gue ini masternya matematika lho Ro. Apa yang belum lo paham?"

Roa tersenyum antusias. "Wahh boleh? Mau dong Del!"

"Yasudah ayo ke perpustakaan. Sebelum bel masuk masih ada 15 menit."

"Oke Del. Acel kamu mau ikut?" tanya Roa. Ashel diam kemudian menggeleng sebagai jawaban tidak.

"Gue ada janji sama Levi," lagi dan lagi, Ashel berbohong. Gadis itu hanya tak ingin mengganggu mereka. Melihat Delion yang tertawa lepas bersama Roa saja Ashel sudah sangat senang.

"Yasudah hati-hati ya!" Roa melambaikan tangannya melihat punggung Ashel yang makin menjauh.

"Yaudah yuk kita belajar sekarang."

"Oke!"

Mereka berjalan dengan bahu yang beriringan menuju perpustakaan. Sembari mengobrol beberapa hal. Itu membuat perasaan Delion menghangat dan semakin yakin untuk menyatakan perasaan cintanya pada gadis manis itu. Urusan diterima atau tidak, itu urusan belakangan Bagi Delion . Yang penting toh perasaannya tidak terpendam lagi.

***

Delion memasuki kelas dengan dahi yang mengernyit. Pasalnya, Ashel tak tampak di dalam kelas. Padahal pelajaran akan segera dimulai. Biasanya gadis itu tidak terlambat. Ada apa sebenarnya?

Merasa bingung, Delion memutuskan untuk menanyakan hal ini pada Levi.

"Vi, Ashel mana" tanyanya.

Levi menutup buku novelnya kemudian menoleh. "Masih peduli Lo? Bukannya yang lo pikiran cuma Roa, Roa dan Roa?" cibir Levi kemudian kembali fokus ke bukunya.

Tidak mendapat jawaban dari Levi, Delion menghubungi Ashel namun tak kunjung dijawab. Chat-nya pun hanya dibaca. Tidak ada tanda-tanda si pemilik handphone sedang mengetik. Hanya ada status online di sana.

Ada apa sebenarnya?

Delion

Acel

Cel

P
P

Hru?

Jangan lp rencananya ya

(Read),

Rencana.

Ya, rencana Delion untuk menyatakan perasaan cinta dengan estetik melalui bantuan Ashel. Namun gadis itu tak kunjung masuk kelas membuatnya khawatir.

Baru saja ia ingin menelpon kembali Ashel, gadis itu sudah memasuki kelas namun hanya berjalan melaluinya dengan pandangan menunduk dan air muka masam.

"Shel, Lo  kenapa?" tanya Delion, Ashel tidak menjawab dan hanya memberesi perlengkapan alat tulisnya kemudian beralih pindah ke kursi samping Roa.

"Dia nggak mau diganggu sama lo, sadar jadi cowok makannya," kata Levi.

"Hah? Maksudnya?"

"Ck. Dasar nggak peka."

Dering notifikasi di handphone Delion membuyarkan lamunannya.

Ashel

Gw g bisa bantu, maaf

Jgn hubungi gw sementara waktu,

Please.

Makasih selama ini Del.

Alis Delion terangkat. Apa maksudnya? Rasanya Ashel sejak tadi pagi aneh. Bukan Ashel yang selama ini ia kenal. Sekarang Ashel menjadi pendiam dan murung. Padahal biasanya Ashel-lah yang paling ceria dan banyak bicara.

Baru saja Delion ingin menghampiri Ashel, namun guru berbadan besar sudah memasuki kelas dengan aura matematika khas nya. Dialah Pak Wawan.

***

"Lo Kenapa Shel? Kok pundung gitu?" tanya Delion.

"Jangan hubungi gue Del, please. Gue pengen sendiri,"

"Kenapa Lo nggak mau bantu rencana gue? Lo nggak suka lihat gue bahagia hah?!

Ashel mulai menangis. Pertahanannya runtuh.

"Lo yang egois Del,"

"Shel maaf gue nggak–"

"Udah, Bro. Jangan bikin dia nangis lagi,"

***

539 word.

Bintangnya jgn lupa.

Maaf pendek.

DELSHEL : AISHITERUWhere stories live. Discover now