MWPA: 20

7.9K 259 1
                                    

Happy Reading
-
-
-

'Semoga dengan tasbih ini kamu selalu mengingat Allah dan cintanya.'

_Zaidan Husain Al Zafir_

"Terima kasih mas hadiahnya," ucap Syafa.

"Sama-sama."

Setelah itu mereka kembali pulang ke hotel. Saat di kamar hotel handphone Syafa berdering. Syafa pun mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum umi," ucap Syafa di telepon.

"Waalaikumsalam nak, bagaimana kabar kamu di sana?" Tanya umi.

"Aku baik umi, di sana bagaimana kabarnya umi," tanya balik Syafa.

"Kami disini kabarnya baik," ujar umi.

Syafa mengobrol dengan uminya di telepon. Gus Al yang baru keluar dari kamar mandi, dia melihat Syafa tengah berbicara di telepon.

"Siapa sayang," tanya Gus Al.

"Umi telepon mas," beritahu Syafa.

"Oh umi, dia nanyain kabar Kita," ujar  Gus Al.

Syafa menggelengkan kepalanya. "Umi hanya nanyain kabar Aku, tidak menanyakan kabar kamu mas," kata Syafa pada Gus Al.

Syafa menjauhkan teleponnya agar uminya tidak mendengar pembicaraan dengan suaminya.

Gus Al mengerutkan keningnya. "Iya udah tidak apa-apa, lagian ketika sudah nikah di tanyain menantu kesayangannya," ucap Gus Al sedikit kecewa.

Memang benar sejak Gus Al menikah, umi sangat menyayangi Syafa menantunya. Meski begitu Gus Al bersyukur uminya sangat menyayangi sang istri seperti anak kandungnya.

Setelah menelepon dengan umi Syafa kembali menaruh handphonenya di atas nakas. Dia menghampiri Gus Al yang tengah masak di dapur.

"Mas mau masak apa?" Tanya Syafa.

"Kamu mau makan apa malam ini? Biar mas masak kin," bukannya menjawab Gus Al malah tanya balik.

"Emangnya mas bisa masak." Syafa terlihat tidak yakin suaminya akan masak.

"Kata siapa mas tidak bisa masak. Laki-laki juga bisa masak loh," beritahu Gus Al.

"Tapi Aku tidak bisa masak mas," gumamnya.

Gus Al menoleh pada Syafa dan mengusap kepala Syafa. "Sayang tidak bisa masa?"

Syafa menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa," lirihnya.

"Sini mas ajarin kamu masak. Sekarang kita masak nasi goreng," Gus Al mengambil bawang merah dan pisau.

"Sekarang kamu iris bawang merah ini," titah Gus Al.

Syafa memegang pisau dan mengiris bawang merah. Baru saja satu irisan mata Syafa tidak kuat perih.

"Mas mataku perih," teriak Syafa.

"Tidak apa-apa memang mata suka perih kalau mengiris bawang," jelas Gus Al santai.

Menikahi wanita pilihan Abi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang