Kalau aku? Boleh pacaran?

5.9K 505 72
                                    

Bogor, 12 Maret 2024

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bogor, 12 Maret 2024

Haaaaiiiii!

Gimana kabar kalian? Semoga yang sedang menjalankan kewajiban ramadhannya dilancarkan yaa, bagi yang tidak pun semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian.

Jadi.... tujuan dibuat lapak ini karena KANGEN BANGET GAK SIH SAMA DUO BOKEMNYA DANIEL dan Mas bro Dirga????????

Oh iya, aku mau jelaskan singkat kalau lapak ini gak ada sangkut pautnya sama universe utama PARADISE bukan juga spin off, bukan sequel, bukan apapun pokoknya yang menyangkut cerita utama.

Tenang alurnya akan aku bikin santai, family friendly, tidak ada sensasi sedih, dan yang pasti HAPPY ENDING‼️⁉️ aku usahakan untuk update sehari 1 chapter karena seperti janjiku sebelumnya, aku akan upload lapak ini selama bulan ramadhan.

Ya udah daripada banyak basa basi mending langsung ke ceritanya aja ~~~ Happy reading ya bolo bolo.

Jangan lupa follow Instagram aku untuk info update!

@rreffitaatsp

....

Sometimes we called it 'HOME'

Chapter 1 : Kalau aku? Boleh pacaran?

***

"AYAAAAHHHHHH!!!!"

Teriakan anak perempuannya menggelegar sampai ke lantai utama. Padahal sang pemilik suara sedang berada di kamar lantai dua, sontak saja membuat Akbar terperanjat kaget dan hampir melepaskan tablet di tangannya.

"AYAAAAHH TANGAN AKU DIGIGIT DANIEL AAARGHHHH!!!"

"AYAH TOLONGG AKU!!!"

Kalau saja hal seperti ini adalah pertama kali, pasti ia sudah lari terbirit-birit saking kencangnya teriakan Qila itu.

"BOHONG! DANIEL DIEM AJA KOK GAK NGAPA-NGAPAIN!"

Kan.

Akbar menghela napas dan memijat kepalanya yang terasa pening. Tak lama anak bungsu lelakinya turun dengan buku paket matematika di tangan.

"Mereka kenapa, Ka? Kakak-kakak mu."

Saka hanya menaikkan bahu sekilas dan berlalu untuk duduk di sofa depan Akbar. Akbar merasa heran sendiri dengan tingkah anak-anaknya, yang satu kelewat diam (baca: Arshaka) sedangkan dua yang lain terlalu hiperaktif hingga membuat suasana rumah seperti kebun binatang. Sedangkan si sulung-karena sudah menginjak kelas 3 SMA jadi lebih sering mengikuti pengayaan di sekolah.

We Called it 'HOME'Where stories live. Discover now