ADEK!

4.2K 448 101
                                    

Sometimes We Called it 'HOME'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sometimes We Called it 'HOME'

Chapter 5 : ADEK!

...

"Maafin aku dongggggg."

"Maafin yaaaaa?"

"Janji gak akan kesiangan lagi."

"Janji lohhhhhh."

Daniel terus menerus menarik kaos yang sedang dikenakan Dirga sepanjang jalan menuju tempat penjual bubur. Ia berusaha membujuk Qila yang sedang digendong Dirga dan enggan berbicara dengannya.

"Kaos abang melar nanti, Niel."

"Turunin Qila dulu makanya," ujar Daniel dengan suara setengah merajuk. "Turunin Qilanya bangggg."

"Turunin atau aku gigit pantat abang nih?" ancam Daniel, sudah berjalan pelan di belakang Dirga dengan tatapan serius. "Turunin gak!"

"Gimana bisa abang turunin sih! Gak liat kamu Qila peluk leher abang kenceng banget?" Dirga menjauhkan badannya karena Daniel tak main-main dengan ucapan. "Kamu yang bikin salah kok jadi abang yang digigit!"

"Abisnya daritadi Qila aku ajak ngomong gak nyaut."

"Ya terus salah abang????????" tanya Dirga setengah nyolot. "Suruh siapa bikin adeknya ngambek, tanggung sendiri dicuekin sampe lebaran kuda."

Dirga melirik Qila yang terkekeh setelah mendengar ucapannya.

"Perut aku masih sakit nih kena sundulan banteng," keluh Daniel beberapa kali mengelus perutnya. "Kalau lambung aku pecah gimana? Kalau aku gak bisa makan bakso mang ido lagi gimana? Kalau-"

"-alay." Daniel melotot kaget saat Qila menyahuti ucapannya dengan tatapan jijik. "Lebay."

"Ohhhhhh udah mau ngomong sama aku lagi nih ceritanya?" Daniel menerbitkan senyum senang, berjalan menyusul langkah Dirga dan menatap Qila dengan pandangan geli. "Udah maafin aku belum?"

"Malas ngomong sama kelomang." Qila memutar matanya dan mengeratkan kembali pelukan di leher Dirga. "Hush hush."

Daniel memasang wajah tertohok sambil memegang dadanya. Melihat Dirga setengah menahan tawa sampai membuat bibirnya itu bergetar sungguh menghancurkan harga diri Daniel!

"Qila kok gitu?" tanya Daniel dengan wajah tersakiti.

Hampir saja Dirga menarik wajah adiknya itu kalau tangannya tidak sedang menahan menggendong Qila. "Ekspresi kamu kayak nahan berak setahun aja, Niel."

"KENAPA ABANG IKUT-IKUTAN SIH!"

Dirga menggeleng, sudah kelas 3 SMP tapi sifat masih sebelas duabelas dengan Qila. Dirga merasa justru Saka lah yang paling dewasa dari ketiga adiknya yang lain.

We Called it 'HOME'Where stories live. Discover now