001

137 18 1
                                    

Terkadang seseorang menjadi mudah tersinggung ....
━━━━━━━━━━━━━━━━

✧•✧

━━━━
Bukankah ...
Kekanak-kanakan, Gopal?

Menurut saya ...
Jangan hanya memandangi dari jendela.
━━━━

══════════════════

✩̣̣̣̣̣•͙͙✧⃝•͙͙•͙✩̣̣̣̣̣

Suasana hening yang terasa mencekik setiap saatnya, dentingan alat makan mengalun ditelinga, mengundang tanda tanya besar di benak sang putra ketiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hening yang terasa mencekik setiap saatnya, dentingan alat makan mengalun ditelinga, mengundang tanda tanya besar di benak sang putra ketiga.

'Kenapa Kak Taufan tidak ribut dengan Blaze seperti biasa, dan kenapa Kak Taufan tidak mengganggu Ice dan justru menghindari Ice?'

Begitulah seribu pertanyaan yang tertanam dalam pikiran sang putra ketiga ingin bertanya juga tidak bisa karena suasana berat yang membuatnya ingin memuntahkan isi perutnya.

"Ugh ...."

Satu suara kecil itu sudah cukup membuat atensi 6 orang lainnya segera terkumpul pada sang putra kelima.

"Ice kau tak apa?!" tanya Blaze dengan panik kepada adik kembarnya.

"Ganti makanan Pangeran Kelima."

Tersentak kaget Ice menatap Halilintar yang masih tenang memakan makanannya, memalingkan pandangan Ice mengelap darah yang keluar dari hidungnya dengan sapu tangan.

Menghabiskan minumannya Ice bangkit dari duduknya. "Tidak usah melakukan hal yang merepotkan seperti itu Halilintar, aku akan kembali duluan."

"Duduk."

Manik ruby itu menatap tajam, tak menerima penolakan sang putra kelima, berusaha mengabaikan kaki di langkahkan, namun tertahan para pelayan yang enggan memberi jalan.

Menghela napas kesal empunya langsung menatap sang kakak tertua, yang ditatap hanya memakan makanannya dengan tenang.

Memilih duduk kembali tanpa melawan Ice menikmati makanannya yang sudah diganti para pelayan dengan tenang.

Menatap sang adik yang begitu pendiam Halilintar melemparkan pertanyaan, "Sejak kapan kau kehabisan obatmu?"

"Baru tadi sore."

Mengernyitkan dahinya heran Halilintar menatap selidik penuh pertanyaan, "Bukankah tadi sore Taufan membawa teh bunga Nyx untuk diberikan kepadamu?"

Hening tidak ada jawaban, Blaze memalingkan pandangan, Taufan menundukkan kepalanya tak berani memandang, sedangkan Ice terlihat tak peduli dan mengacuhkan sang pemberi pertanyaan.

Resentful Time [BoBoiBoy Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang