002

131 17 1
                                    

Thank you,
for everything ....
━━━━━━━━━━━━━━━━

✧•✧

━━━━
Tapi ...
aku bisa membantu kalian!!

Dengarkan ....
bawa adik-adik yang lain pergi dari sini, Gempa!!”

━━━━

══════════════════

✩̣̣̣̣̣•͙͙✧⃝•͙͙•͙✩̣̣̣̣̣

Menjejakkan kakinya di taman tanpa nama, pemuda bersurai coklat dan beberapa helai putih itu mengedarkan pandangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menjejakkan kakinya di taman tanpa nama, pemuda bersurai coklat dan beberapa helai putih itu mengedarkan pandangannya.

Menangkap sesuatu di pandangannya ia mulai berjalan mendekatinya.

"Master ...." panggilnya pelan pada sang puan.

Tak mengalihkan pandangan dari buku yang dipegang, sang puan hanya berdehem pelan, "Hm?"

"Berapa persen presentase keberhasilannya ...?" tanyanya merendahkan suara. "Maaf jika terkesan meragukan anda, Master."

Menghembuskan napas pelan, menutup buku yang ia pegang sang puan bangkit perlahan. "Berapa persentase yang kau inginkan?"

Digigitnya bibir bawah dengan penuh bimbang, pemuda itu menatap penuh permohonan. "Karena ini menyangkut kakak saya ... saya ingin seratus persen keberhasilan, Master."

Hening, tidak ada jawaban. Menutup matanya erat-erat pemuda itu takut mendapatkan jawaban yang lain dengan yang dia inginkan.

Ia takut usahanya gagal, jika gagal maka selesai sudah semuanya, tidak ada gunanya aktingnya selama ini, tidak ada gunanya semua yang ia pertahankan mati-matian selama ini.

Merasakan sesuatu menepuk kepalanya pelan, suara lembut bercampur serak yang khas menyapa telinganya.

"Kalau begitu tidak usah khawatir, jika semuanya berjalan sesuai perkiraan, semuanya akan baik-baik saja."

"Sungguh?!" tanyanya tanpa sadar meninggikan suaranya.

Berbalik pergi sang puan melambaikan buku yang ia pegang. "Kau kira aku siapa?"

Menyaksikan masternya yang perlahan ditelan kegelapan, pemuda itu memandang punggung jubah masternya, mengagumi lambang bunga es dan gunung salju yang disulam dengan kristal es abadi di pulau Solla-Sollew.

Pulau Solla-Sollew, lambang abadi dari elemen es yang ia kagumi.

Tersenyum kecil pemuda itu berbalik pergi, ada banyak hal yang harus dia persiapkan tiga hari nanti.

Resentful Time [BoBoiBoy Fanfiction]Where stories live. Discover now