18 ; Kebenaran Yang Mengagetkan

64 30 125
                                    

Siang itu, pada saat istirahat kedua, Yuki berjalan masuk ke dalam perpustakaan. Setelah makan siang, ia seringkali menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk mengisi daya baterai ponselnya sembari mendinginkan tubuh. Bagaimana tidak, Yuki merasa kepanasan setelah bertualang keliling sekolah di siang bolong. Menurut Yuki, pendingin udara di perpustakaan sekolah mengandung zat adiktif, karena sekali Yuki masuk, Yuki akan sangat sulit untuk keluar, hingga ia sering sekali lupa waktu. Tak tahu pula ia jika waktu istirahat sudah habis, karena tidak ada speaker di ruangan tersebut, terlebih lagi jika ia tertidur di salah satu pojok yang memiliki karpet.

"Loh, Elia, Abel, kalian di sini juga?" tanya Yuki saat melihat kedua temannya berada di perpustakaan.

"Iya dong, ngadem. Jakarta lagi panas banget nih, padahal udah masuk musim penghujan," respon Abel.

"Sering terjadi di kota-kota besar kalo itu mah, ga usah ditanya lagi," ucap Yuki dengan menyetujui kata-kata Abel.

"Woy Yuki, gue mau cerita nih. Tapi jangan lo kontenin ya. Awas aja jangan sampe lo kontenin. Ntar kalo lo kontenin, kita kaga temen. Gue ngomong beneran loh, anti ngancem-ngancem club," sahut Elia.

"Weits, santai aja. Kalo pengikut gue bilang rahasia, ya udah pasti privasi mereka aman. Sok atuh cerita aja El," Yuki merespon kata-kata Elia dengan jujur. Meskipun Yuki seorang selebgram yang seringkali menceritakan pengalaman lucu yang melibatkan dirinya ataupun orang lain, ia tidak akan menyebarkan privasi orang lain apabila yang bersangkutan meminta identitasnya untuk dirahasiakan.

"Oke, janji ya. Awas lo kalo ga nepatin," ancam Elia, "kejadiannya ini baru kemarin banget. Jadi kan crush gue kemarin sore mampir ke rumah. Nah, pas gue lagi mau ngasih minum buat si crush, TIBA-TIBA AJA ADEK GUE YANG MASIH BALITA NARIK CELANA GUE AMPE MELOROT."

"HAH? SAMPE MELOROT?" Saking kagetnya mendengar cerita Elia, Yuki sampai nyaris berteriak.

"Woy, jangan kenceng-kenceng!" Elia juga turut mencoba menenangkan Yuki, namun tanpa sadar ia berteriak pula, "trus saking malunya, gue ampe sekarang pas di-chat ama si crush kaga pernah bales. Rencananya mau gue ghosting tu anak, tapi gue kaga enak juga."

"Maaf ya El, gue reflek ngucapin istighfar tadi. Ya tapi itu cowok jangan lo ghosting juga lah, kesian. Lo minta maaf aja, ngewakilin adek lo yang masih kecil dan ga tau apa-apa. Kasih tau adek lo juga kalo itu ga baik," nasihat Abel.

"Nah iya, jangan ditinggal gitu aja," Yuki ikut nimbrung.

"Eh buset, abis ini kita ulangan B Indo kan?" celetuk Elia sembari melirik ke jam tangannya. Ternyata, waktu istirahat telah usai 5 menit yang lalu!

"Iya bener," respon Abel, "kita duluan ya, Ki." Melihat Elia dan Abel meninggalkan perpustakaan, Yuki pun juga melakukan hal yang sama. Sebab, ia juga memiliki kelas lain setelah istirahat.

Skip ke jam pulang sekolah

Bel tanda pelajaran selesai telah berbunyi. Yuki berjalan keluar kelas sendirian. Biasanya dia langsung puter arah ke kelas 11 E IPA, namun hari ini ia tidak melakukannya. Malas sekali ia harus berhadapan dengan Valen. Menghubungi Valen saja ia tak mau, apalagi bertemu secara langsung.

"Yuki!" teriak seseorang. Setelah menoleh, ternyata sumber suara tersebut berasal dari Reisha, teman yang mengenal Yuki sejak SMP.

"Reisha?" respon Yuki pada orang yang memanggilnya.

"Yup, it's me! Hari ini free gak? Gue ngajakin lo minum Banban di Lippo Mall Kemang, lo mau kaga?" tanya Reisha.

"Mau dong, ada siapa aja? Kita di situ minum doang apa sama makannya?" Yuki malah balik tanya.

"Lo ama gue doang. Dua duanya boleh kok, kalau mau pancake atau croffle-nya ya udah gapapa," timpal Reisha.

Tidak lama kemudian, Yuki dan Reisha langsung sampai di mall itu. Maklum, dari Smabukel ke Lippo Kemang jaraknya kurang dari satu kilometer, sehingga Yuki yang nebeng motor Reisha dapat berpindah tempat dengan cepat.

"Gue haus," kata Yuki.

"Ya udah ayo langsung ke sana aja," timpal Reisha.

Begitu mereka berdua telah sampai di outlet Banban, mereka langsung memesan panekuk dan minuman. Yuki yang simpel dan tidak neko-neko memesan boba pan dan banban milk tea topping pearl. Kalau Reisha pesannya double crunchy ovaltine topping pearl lengkap dengan panekuk rasa ovaltine juga.

Setelah datang, Yuki langsung meminum minuman boba tersebut. Sepertinya Yuki sudah haus bandel, maka dari itu minumnya langsung diminum duluan tanpa basa-basi.

"Sehaus itu kah lo? Kok langsung lo minum sih?" komentar Reisha.

"Iya banget," jawab Yuki singkat, padat, dan jelas.

"Btw Yuki, lo beneran cuma dijadiin pelampiasan sama si Valen?" tanya Reisha memulai sebuah topik bahasan.

"Hah?" Yuki bingung dengan pertanyaan Reisha.

"Iya, I mean, lo beneran cuma jadi pelampiasannya Valen?" tanya Reisha, "soalnya gue dulu juga korbannya Valen, jadi gue ga kaget pas denger kasus lo. Soalnya dalam hati udah ngomong kalo Valen emang kaya gitu".

"Korban? Emang Valen ngapain lo, Rei?" Yuki balik tanya.

"Aduh, ceritanya panjang..." kata Reisha sembari menghela napasnya, "jadi, semester lalu gue ditembak Valen. Gue juga suka sama Valen, ya gue terima lah, soalnya Valen bilang kalo dia baru diputusin sama Erga, dan dia lagi feeling lonely gitu. Eh ga taunya, dia belum putus sama Erga, jadi circle-nya Erga musuhin gue dan nuduh gue sebagai pelakor, padahal gue ga tau kalo mereka aslinya belum putus. Valen juga dimusuhin ama gengnya Eze, kembarannya Erga, karena Valen terang-terangan selingkuhin Erga. Juni kemarin, Eze sama Erga kecelakaan waktu mereka naik motor bareng. Mereka berdua ga ada yang selamat. Gue sama Valen nyesel banget, kita berdua sama-sama nangis waktu jasad mereka dimasukin ke liang lahat. Kenapa? Karena kita sama-sama ngelakuin kesalahan ke si kembar, dan belum sempet minta maaf, mereka udah pulang ke Tuhan. Beruntungnya, waktu seratus harian mereka September kemarin, beberapa anak kan ikutan ziarah ke makamnya. Gue sama Valen nulis permintaan maaf di atas sticky-notes, dan kita tempelin permintaan maaf kita di atas batu nisan mereka. Fyi aja, mereka satu liang lahat."

"Reisha, dari cerita lo, kayaknya bener gue cuma dijadiin pelampiasan aja. Awalnya gue anggep dia aneh, lama-lama keliatan menjanjikan. Eh akhirnya ga diseriusin," kata Yuki.

"Bener-bener ya Valen tuh. Flirting ama banyak cewek padahal dia masih sayang ama si Raya," komentar Reisha, "sekarang nambah lo lagi".

"Semoga gue jadi yang terakhir," kata Yuki.

"Ngomong-ngomong, gue waktu itu dideketin Valen pas gue baru putus. Dan seperti yang udah gue ceritain, Valen juga bilang dia baru diputusin. Nyatanya? Dia ga diputusin, tapi dia yang selingkuh ama gue. Trus ga lama gue diputusin, dan ujung-ujungnya dia malah balikan ama Raya," cerita Reisha.

"Kalo masih gamon mending tahan dulu ga usah pacaran daripada kaya gini," balas Yuki.

"Bener juga ya lo," timpal Reisha. Yuki dan Reisha pun kembali melanjutkan makanan mereka sampai habis.

"Yuki, lo udah pamit sama ortu lo belom? Soalnya besok gue ada kerja kelompok, ke sini sekalian beli perkakasnya. Kalo lo udah dicariin, pulang duluan aja, gue panggilin Grab," kata Reisha.

"Udah kok, tapi my mom nanya, mau jemput dimana?" jawab Yuki.

"Ntaran aja, gue tungguin lo di drop off. Bilang kalo sekarang lo masih sama Reisha," perintah Reisha.

"Oke."

Setelah ini, Yuki pun segera menemani Reisha ke Hypermart untuk membeli keperluan Reisha kerja kelompok. Yuki yang menyukai jalan-jalan pun segera pergi membeli donat Krispy Kreme dan Chigo Flip untuk makan malam.

"Eh Ki, kalo lo belum dicariin, ke MOJA dulu yuk. Gue belum pernah ke sana," ajak Reisha.

"Ayok, gue juga belum, soalnya ga ada temennya," Yuki menyetujui ajakan Reisha. Setelah menghabiskan nyaris 3 jam di sana, Yuki pun pulang ke rumah.

Error : Who Is She? (02 line)Där berättelser lever. Upptäck nu