02. Masa Lalu

1.1K 51 7
                                    

Hallo siapa nih yang udah nungguin aku update?
Ikuti akurnya sampai end! jangan lupa follow lapak ini sebelum baca!!

||Happy Reading||

"Astaga! Herlin? kamu bawa siapa itu?? lucu banget!" pekik Bella mengambil alih Erik dari gendongan Herlin, dan balita kecil itu hanya tertawa sebari melayang-layangkan tangannya.

"Tadi ketemu di jalan, kasihan. Terus dia ngira aku ibunya." ujar Herlin menjelaskan.

"Aduh, padahal lucu gini. kok di tinggal ya?" gumam Bella mencium pipi chubby milik Erik.

"Herlin."

Suara berat seseorang terdengar memanggil namanya, Herlin menoleh dan benar saja di sana berdiri Varen dengan Cllara yang berdiri di belakang nya.

"Papa? Papa jadi nginep?" tanya Herlin tak bergerak dari posisinya.

Varen hanya mengangguk menjawab pertanyaan Herlin, ia tak mengerti, apa Herlin tidak merindukannya sama sekali?

Herlin tidak seperti anak lain yang langsung memeluk ayahnya jika sangat rindu.

Bella yang melihat ke canggungan itu tersenyum lalu berkata "Herlin, kamu ajak anak ini mandi dulu ya?" ujarnya sebari menyerahkan Erik pada Herlin.

Herlin menggendong Erik lalu pergi ke kamarnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Ma, Herlin? apa Varen punya salah?" gumam Varen bingung, Bella menggeleng kecil "Kamu harusnya sadar, Herlin sejak dulu perlu kamu di sisinya. Herlin perlu orang tua, bukan kakek dan neneknya." sahut Bella melirik Cllara sekilas, mungkin ia harus berakting baik pada Cllara di hadapan Herlin?

Jujur saja Bella sangat benci pada wanita yang telah membuat putrinya tiada.

Varen diam, perkataan Bella barusan menohok hatinya. "Anak kecil tadi siapa?"

"Menurut kamu aja dia siapa, mama capek." ketus Bella pergi begitu saja, ia sudah lelah dengan sikap Varen yang masih seperti anak remaja dan acuh terhadap putrinya selama ini.

Cllara yang melihat semua itu menepuk pundak Varen pelan membuat pria itu menoleh "Mending istirahat dulu, nanti bicara lagi sama Herlin." ujar Cllara pada Varen.

Tapi pria itu malah menepis tangannya, lalu pergi menuju kamarnya di lantai atas. Cllara yang tak tahu harus kemana pun hanya mengikuti langkah Varen.

Herlin memandikan Erik dengan telaten, ternyata memandikan balita sangatlah seru. Apa ibunya tidak ingin merasakan hal ini?

"Erik, sebenarnya rumah kamu di mana?" Tanya Herlin iseng siapa tau balita itu mengingat rumahnya sendiri.

"Em, lumah Elik iu di ini! haha.." jwab balita itu di sambung tawa gembiranya. ["Em, rumah Erik itu di sini! haha.."]

Herlin tersenyum melihat tingkah Erik, "Kamu diem di sini ya? aku ambilin cemilan ke bawah."

Erik mengangguk tertawa "Ciap, nda!" serunya antusias. ["Siap, bunda!"]

Herlin menaruh Erik yang tubuhnya di gulung oleh handuk di atas ranjang, lalu keluar kamar. Saat ia membuka pintu ingin keluar, Herlin terkejut mengapa ada Cllara di depan kamarnya.

"Tante? tante ngapain di sini?" tanya Herlin.

Cllara terkejut, tadinya ia ingin menyusul Varen tapi saat mendengar suara Herlin dari kamar itu ia jadi ingin tahu apa yang di lakukan putrinya di dalam.

HERLINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang