36. Kamu Lebih Dari Kata Indah, Yaitu Sempurna

554 38 9
                                    

HALLO!! maaf aku baru bisa up!! {banyak typo}


||Happy Reading||





Di restoran milik Sofia, Nining sedang sibuk membersihkan meja-meja kosong agar siap di gunakan saat pengunjung datang "Ini Bu Bos gak ada niatan buat nambah karyawan? kan capek kalau karyawannya terbatas gini."

Nining sontak menutup rapat-rapat mulutnya. Menoleh ke belakang lalu kembali menoleh ke depan. "Astaga, syukur banget kaga di denger." Wanita itu mengelus dadanya pelan menaruh lap kain yang di bawanya ke atas meja lalu beranjak menghampiri Sofia yang ternyata sedang berdiri di ambang pintu menghadap ke luar.

"Adu-aduu, Bu Bos ngapain melamun di sini? Eh, tumben juga mampir kesini lagi, biasanya nyantol di cabang restoran yang lain." Nining menutup mulutnya dengan telapak tangan. Kata-kata yang ia keluarkan lebih dari apa yang ingin ia tanyakan.

Sofia mendengus kecil "Terserah Saya dong." sahutnya ketus.

Nining mengangguk-angguk lalu kembali berkata "Emm, atau jangan-jangan Bu Bos kangen sama Mas-mas itu ya? S–si Mas Varen? Nah! iya, Mas Varen?"

Nining terkejut kala Sofia tiba-tiba berbalik dan menatapnya tajam "Jangan sok tau kamu." Wanita itu menjeda ucapannya lalu kembali berkata "Emang Varen masih sering kesini?"

"Tuh kan, Bu Bos kepo. Mau tau atau mau tau banget?" tanyanya dengan nada menggoda membuat Sofia berdecak kesal "Mau Saya potong gaji kamu?!" ancamnya.

"Yaampun, Bu Bos serem amat. Ngancemnya pakai potong gaji segala, Nining kan jadi takut."

"Yaudah, jawab pertanyaan Saya."

"Pertanyaan? pertanyaan apa Bu?"

Dengan kesal Sofia menoyor kening karyawannya itu "Becanda Bu."

"Mas Varen—" Nining menelan ludahnya kasar kala Sofia memberinya tatapan tajam.

"Tuan Varen emang masih sering kesini, tapi bukan buat makan, Tuan Varen kesini buat ketemu Klien-kliennya aja." jelas Nining dengan kepala menunduk tidak berani menatap wajah Sofia, ia rasa bosnya itu sudah sangat jengkel dengan sikapnya tadi.

"Si Rendang gak ikut sama dia?" yang di maksud Sofia adalah Rena.

"Rendang?"

"Maksudnya Rena."

"Kurang tau sih Bu, soalnya Nining gak kenal sama si Rendang-rendang itu. Tapi setiap kesini Tuan Varen selalu ngajak satu perempuan yang nemenin dia, perempuannya selalu sama. Dia cantik, rambutnya panjang, pakaiannya formal gitu. Persislah kayak gaya berpakaiannya Tuan Varen." ujar Nining menjelaskan.

Sofia sedikit kesal karena Nining memuji kecantikan Rena di hadapannya "Herlin gimana?" ucap Sofia kembali bertanya.

"Kalau Non Herlin, sering kesini. Tapi sama cowok, Bu Bos. Cowoknya ganteng banget-banget."

****

Herlin bingung harus merasa senang atau sedih, seringkali ia memergoki kedua orang tuanya bermesraan di rumah.

Ia senang kedua orang tuanya semakin dekat dan mungkin akan saling menerima suatu hari nanti, tapi Herlin masih sangat kecewa dan sedih mengapa dulu Varen memperlakukan Ibunya dengan sangat buruk, bahkan hendak menghancurkan hidupnya.

"Non, kenapa subuh-subuh gini Non Herlin bangunin Bapak si? mau ngapain? mau ngajak Bapak jalan keliling komplek?" tanya Pak Broto dengan memegang erat sarung yang ia gunakan selimut untuk tidur.

HERLINAWhere stories live. Discover now