#1 Salah Paham

740 61 12
                                    

Lapangan SMA Nusa Garuda telah dipenuhi oleh banyak siswa dan siswi yang saling berdesakan. Semuanya mengambil ponsel masing-masing untuk merekam kejadian yang ada didepan mereka.

Baru kali ini semua orang berteriak histeris, saat melihat Most Wanted yang ada disekolah mereka menembak salah satu siswi bernama Alina Rosella Kanaya.

"Terima!"

"Terima!"

Begitulah perkataan mereka saat melihat Alina terlihat ragu-ragu. Mereka menyemangati, ada pula yang patah hati karena pujaan mereka telah memutuskan untuk menembak Alina.

"Sial!" gerutu Alina, saat melihat banyaknya siswa dan siswi memandang dirinya dengan penuh harap.

Laki-laki yang ada didepannya hanya berdeham untuk menstabilkan detak jantung. Tiba-tiba, laki-laki yang ada didepannya mulai memegang tangannya dengan lancang. Alina kaget, dirinya langsung melepaskan pegangan tangan laki-laki itu.

"Apaaansih?!" sentak Alina, dia menatap Ketua OSIS yang ada didepannya dengan tatapan benci.

Alina tidak suka keramaian, dirinya hanya ingin menemukan uangnya yang hilang entah kemana.

Laki-laki yang ada didepannya mulai membisikkan sesuatu. Dan, hal itu membuat tubuhnya menampilkan gestur yang berlebihan. Jujur, dia menjadi risih akan hal itu.

"Tolong bilang terima, biar cepet selesai."

Deg!

Alina segera mendorong tubuh laki-laki itu, Enak saja main paksa! Tapi, karena dirinya malas meladeni laki-laki yang ada dihadapannya, akhirnya dia mengangguk setuju.

"Iya, gue terima!"

Sontak, semua orang yang menyaksikan bertepuk tangan dengan riuh. Ada juga yang bersiul seakan menggoda Ketua OSIS mereka.

"Alin, selamat!" pekik salah satu gadis yang diakui Alina sebagai sahabat.

Kaki jenjang milik gadis itu segera menghampiri Alina. Setelah sampai, dirinya segera memeluk Alina dengan sangat erat.

"Apaansih? Lepasin gak!" pekik Alina karena malu dilihat banyak orang.

Gadis yang ada dihadapannya segera melepaskan pelukannya, tatapannya beralih kepada laki-laki yang sedang menatap mereka dengan pandangan tak enak.

"Makasih kak, akhirnya sahabat gue nggak jomblo lagi," ucap gadis itu dengan menampilkan deretan giginya yang putih.

"Fanya! Lo apa-apaan sih?"

Fanya segera menarik tangan Alina untuk pergi dari sana. Sedangkan Alina, dirinya menggerutu disepanjang perjalanan.

Saat mereka melewati lorong yang biasa digunakan untuk bergibah, terdengar banyak sekali bisik-bisik dari para siswi yang sedang duduk di kursi lorong. Mereka semua membicarakan keberuntungan Alina, karena bisa menjadi pacar seorang Ketua OSIS.

"Ih, beruntung banget!" bisik salah satu siswi yang ada disana.

"Ih iya! Kalau aku jadi Alin, pasti aku udah sujud syukur," balas yang lain.

Alina yang mendengar itu hanya berdecak malas. Saat sudah sampai di kelas, dirinya langsung menyentak tangan Fanya dengan kesal.

"Alin, lo beruntung banget!" pekik Fanya semangat, dia mulai merangkul pundak Alina yang menganggur.

"Apaan sih? Orang gue gak dapet uang segepok!" balas Alina kesal.

Dengan ekspresi kesal, Alina berjalan menuju ke mejanya dengan kaki yang di hentakkan.

"Lo tuh udah kaya! Ngapain harus punya uang segepok?" tanya Fanya, dirinya juga mulai mendudukkan bokongnya di sebelah Alina.

Alina menggeleng pelan, dirinya memukul meja itu dengan keras.

Arfan My Boyfriend [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang