#16 Persiapan

88 19 1
                                    

Fanya tergelak mendengar penuturan Alina. Alina yang melihat Fanya tertawa langsung memasang wajah kesal.

"Emang bener kan?" tanya Alina memastikan, dirinya menganggap ucapannya adalah benar.

Fanya segera mengangguk mengiyakan, tangannya masih memegang perut yang terasa keram.

"Canda! Mana ada jin qorin di sekolah, lo jangan ngada-ngada deh!"

Alina segera meninggalkan Fanya saat itu juga, dan langsung mendudukkan bokongnya ke salah satu kursi.

"Eh, lo duduk di kursinya Putri tauk!" ucap Fanya, dan diangguki oleh Alina.

"Tuh, orangnya lagi tidur." Alina menunjuk Putri dengan dagunya.

Fanya melirik ke arah Edo yang masih ngerumpi dengan teman-temannya.

"Eh, bentar lagi kan, kita piknik ke Dieng. Kok gue bisa lupa sih!" Fanya segera menepuk keningnya pelan, dan Alina menatapnya dengan mata berbinar.

Alina ber-tos ria dengan Fanya, tujuannya hanya ingin menyalurkan kesenangannya saat itu. Fanya membalas tos Alina sambil tersenyum, tidak sabar satu bus dengan Alina.

"Kalau gue satu bus sama lo, gue bawain jajan yang banyak deh! Soalnya, kemarin gue dapet orderan banyak banget," ujar Alina.

"Oh ya? Orderan apa?" tanyanya.

Alina membalas dengan menunjukkan barang yang ia bawa di saku.

"Ada kikir, sama lip tint,"

"Widih, udah kaya, nambah kaya aja nih!"

Alina tersenyum puas, lalu dirinya memberikan satu bungkus makanan ringan kepada Fanya.

"Ini buat lo, latiao makanan China,"

Fanya langsung berbinar saat mendapatkan makanan itu, sudah lama dirinya tidak memakannya.

Fanya segera memakannya dengan lahap, sambil sesekali menjilati bumbu yang ada ditangannya.

Pintu kelas terbuka dengan sendirinya, hingga membuat semua siswa/siswi yang ada di kelas itu seketika hening. Hingga akhirnya, muncul seseorang dibaliknya, hal itu membuat yang lain merasa lega.

"Maaf ya, buat kalian kaget. Saya adalah panitia kepengurusan studi tour Dieng. Apakah ada yang mau bayar? Atau sudah lunas semua?" tanya panitia tersebut.

Semua murid sontak bersorak. "Sudah mbak!"

"Baiklah, terimakasih, saya keluar dulu."

Para murid bersorak heboh, karena baru ingat bahwa besok adalah hari dimana mereka akan pergi ke Dieng.

Putri datang dengan wajah bantalnya, dan mulai duduk di kursinya. Alina tersentak kaget, karena ada orang yang dia pangku. Dirinya segera membangunkan orang itu, lah, ternyata Putri.

"Loh Put, ini ada gue loh!"

Putri langsung mendelik saat melihat dirinya ada dipangkuan Alina, dirinya berucap "iya" dengan lemas.

"Minggir, gue ngantuk," usir Putri, hal itu membuat Alina kesal.

Karena kesal, dirinya pindah ke meja miliknya sendiri, dan diikuti oleh Fanya.

"Nah, kapan-kapan kasih gue makanan terus ya, bisa kenyang gue."

Fanya mengeluarkan cengiran khasnya, dan dibalas cubitan dari Alina.

"Eh, tapi gue masih gak nyangka. Masak dia seganteng itu sih!" ujar Alina tak percaya.

Fanya memutar bola matanya malas, karena laki-laki itu terlihat biasa saja saat dirinya melihatnya.

Arfan My Boyfriend [Hiatus]Where stories live. Discover now