Bab 10

1 0 0
                                    

.
.
.

Jam pulang sekolah berdering, Aira segera mengemasi barangnya untuk segera pulang. Saat ingin bangun dari duduknya suara Wilza membuatnya urung untuk melangkah.

"Ai!" panggil pemuda itu. "Kamu naik motor sendiri?" tanya Wilza sembari jalan mendekati Aira.

"Nggak" jawab gadis itu singkat.

"Kalau gitu, yuk bareng gua, Ai" ajak Wilza pada Aira.

"Males" ketusnya dan berjalan meninggalkan Wilza. Pemuda itu bingung ada apa dengan sahabatnya itu pikirnya.

"Ai! Tunggu!" Wilza mengejar Aira yang berjalan cepat menuju gerbang.

"Ai! Aira!" Wilza berhasil menyusul dan menahan tangan Aira agar gadis itu berhenti berjalan.

"Kamu kenapa? Gua ada salah?" tanya Wilza pada Aira.

"Nggak ada! Udah lah. Gua mau pulang"

"Nggak mungkin kalau nggak ada tapi kamu kayak gini sikapnya. Ada apa Hem?" tanya Wilza lagi sembari menatap Aira.

"Gua nggak papa Wilza. Gua mau pulang. Udah sana. Antar tuh cewek lu, gua nggak mau di kira perusak hubungan orang ya" ujar Aira sedikit ketus.

"Perusak hubungan orang? Maksudnya?"

"Ck! Gua nggak mau si Dinda nanti marah sama gua. Lagian lu punya pacar nggak bilang-bilang" ucap Aira sembari melipat tangannya di dada.

"Kamu ngomong apa sih, Ai? Siapa yang pacaran"

"Lu sama Dinda!" ucap Aira Kesal.

"Tau dari mana?" tanya Wilza bingung.

"Ada"

"Bener nggak beritanya?" tanya Wilza lagi.

"Ya, enggk tau. Tapi dari sikap lu tadi di kantin ... Kayaknya sih begitu" ujar Aira pelan di akhir kalimat.

"Kebiasaan Nerima berita tanpa konfirmasi langsung dari orangnya" ucap Wilza sembari menjitak pelan kepala Aira.

Aira mengelus kepalanya sembari cemberut.

"Ya, kan gua nggak tau. Abisnya lu perhatian banget sama dia" kata Aira membela diri.

"Itu karena gua ngerasa bertanggung jawab udah bikin kakinya sakit"

"Emang lu apain?" tanya Aira penasaran.

"Hampir ketabrak sama gua tadi, makanya kakinya keseleo karna kaget" jelas Wilza pada Aira.

"Jadi kalian nggak pacaran?" tanya Aira memastikan. Di Jawab Gelengan oleh pemuda tinggi itu.

"Bagus deh kalau gitu" ujar Aira.

"Kenapa? Kamu cemburu kalau gua beneran pacaran?" Goda Wilza.

"Enggk, tapi gua bakal marah sama lu. Pacaran nggak ada bilang-bilang" sunggut Aira.

"Kalau gua punya orang yang mau gua pacarin, gua pasti bilang Ai" ujar Wilza sembari tersenyum.

"Janji?"

"Iya Janji. Udah? Yuk pulang. Udah sore banget ini" ajak Wilza dan menggandeng tangan Aira menuju parkiran dimana motor ya berada.

####

Malam ini, Raffa di ajak oleh papanya untuk bertemu dengan kekasih baru dari papanya itu. Raffa sebenarnya tidak Masalah, toh papanya memang sudah menduda sedari dia masih kecil. Jadi dia berfikir kalau papanya juga berhak bahagia.

"Udah siap?" tanya Reyhan, papanya Raffa.

"Siap!" jawab Raffa semangat.

"Papa minta tolong, jangan bertingkah konyol oke?" ujar Reyhan memperingati Raffa.

SEBUAH PILIHAN ( END )Where stories live. Discover now