Makan malam dari Otto

17 1 1
                                    

Untuk kediaman Jaegar.

14-11-1943

Annie tersayang, aku sudah kembali ke teritori negara semenjak tujuu hari yang lalu. Aku baru saja mendapatkan izin untuk menulis surat hari ini. Aku memiliki banyak luka tembak ditubuhku, tapi kau jangan khawatir.

Aku baik-baik saja. Kini aku berada di markas unit 130. Beritahu mama kalau aku akan segera kembali, kemungkinan 3-4 bulan kedepan.

Untuk masalah kesehatan, kau tidak perlu khawatir. Aku mendapatkan promosi sebagai ajudan dari jendral pertama, yang berarti aku akan diutamakan jika seandainya aku sakit. Dan juga makananku mewah dan terjamin sekarang.

Annie, aku sebenarnya sangat ingin pulang. Aku merindukanmu dan mama. Tolong beritahu mama kalau aku akan baik-baik saja.

Terimakasih.

Salam, Vinzenz.

"Ini, bocah." Aku memberikan surat itu pada sang bocah pengirim surat.

Anak itu mengangguk dan mengambil suratku lalu pergi ke tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat beruntung menjadi seorang pengirim surat. Dengan surat izinnya, dia bisa melewati para prajurit dengan entengnya. Aku melihat ke tanganku, mendapati sebuah surat yang diperuntukkan bagi Jendral Klaus — surat resmi dari sang menteri keamanan negara.

Aku melangkah masuk ke ruang kerja Jendral Klaus. Di depanku, sang Jendral sibuk mengutak-atik terminalnya, suaranya terdengar serius saat dia berbicara tentang taktik perang yang sedang dijalankan. Sorot matanya yang tajam dan gerak tubuhnya yang energik mengisyaratkan betapa pentingnya situasi sekarang baginya.

"Pak?" Panggilku menyela pembicaraannya dengan seorang. Jendral Klaus menatapku dengan tajam, sekilas mengingatkanku kepada tatapan Vania. Namun kali ini, aku bisa merasakan tatapan yang dapat menikamku kapan saja, bukan hanya mengancam.

"Sebentar, Roderick."

Dia memperbaiki postur tubuhnya dengan gerakan tegas, tatapannya yang mengancam tidak pernah lepas dari pandanganku. Jendral Klaus menyilangkan kedua tangannya dengan gerakan cepat sambil mengangkat kakinya ke atas meja, ekspresinya mengungkapkan ketidaksenangan karena keberadaanku yang sepertinya mengganggu.

"Ini sebaiknya penting."

Aku mendekatinya dengan perasaan yang berteriak seolah pria didepanku ini kurang bersahabat, tapi mungkin surat ini dapat membantu membuatnya menjadi lebih baik. Kuharap. Kuharap...

"Menteri keamanan negara memberi anda surat ini, pak. Sudah diberi tanda tangan asli oleh dia sendiri."

Selama beberapa saat, atmosfer terasa sangat berat. Jika aku bukanlah seorang tentara berpengalaman, aku mungkin sudah pingsan karena Adrenalinku yang tidak biasa menghadapi suasana seperti ini. Jendral Klaus tiba-tiba mengeluarkan senyuman mengejek khasnya dan tertawa lepas, melepaskan atmosfer berat yang sedari tadi terasa menekan, membuatku akhirnya bisa bernapas lega.

"Baiklah, simpan surat itu dimeja. Ambilkan aku sebuah makanan dan sekalian bawa chef pribadiku." Ucapnya seraya membuka surat itu.

Aku mengangguk dan menuruti perintahnya. Sang jendral tidak banyak bicara, dia melihat surat itu sejenak lalu kembali menelepon seseorang menggunakan terminalnya. Aku berbalik dan berjalan menuju pintu, meninggalkan ruangan itu dan pergi ke dapur.

Harus aku akui, aku merindukan bunyi peluru di lapangan. Cukup aneh rasanya berjalan di lorong ini tanpa adanya rasa tegang, suasana mencekam, bunyi peluru, bahkan gesekan metal.

Kulihat bengkel sebelah diluar jendela sambil berjalan, dan beberapa mekanik profesional terlihat sedang membuat jenis Android baru. Tidak, itu bukanlah bengkel biasa. Bengkel itu adalah bengkel khusus Android kelas A-5 sampai dengan A-1. Android dengan kode A-6 ataupun B kebawah tidak diperbolehkan untuk diproduksi disana.

The world against usWhere stories live. Discover now