13

637 101 20
                                    

Sesuai janji kemarin bakal up hari ini, here we go...... Tapi maaf agak malem up nya hehehe

Seperti biasa maafkan dan abaikan typo yang bertebaran, selamat membaca! Enjoyy!!!!









Seulgi dan Irene sampai di kantor sekitar pukul 20.00 malam. Saat mereka sampai, bank telah tutup, dan sepertinya para pegawai telah pulang karena lampu ruangan telah di matikan semuanya. Sepertinya hari ini tidak ada yang melembur. Hanya ada dua orang satpam yang mendapatkan tugas berjaga malam itu yang menyambut kedatangan Irene dan Seulgi..

"Udah dibales sama sopir kakak?" tanya Seulgi saat dia baru saja memarkirkan mobil kantor yang mereka gunakan tersebut di parkiran khusus tempat mobil operasional kantor.

Irene menggeleng dan terlihat raut kebingungan dalam matanya. Seulgi melirik ke layar HP Irene yang digenggam Irene ditangannya, yang menampilkan room chatnya bersama sopirnya yang sampai saat ini belum dibalas dan tertanda centang satu tersebut. Padahal Irene sudah mengirimkan pesan pada sopirnya untuk menjemput Irene sekitar satu jam yang lalu. Selama perjalanan mereka pulang Irene bahkan sudah beberapa kali menelpon sopirnya tersebut namun tidak mendapatkan jawaban. Apa mungkin HP sopir Irene mati?

"Kayaknya HP Pak Budi mati deh," ucapnya sambil terlihat berpikir, memikirkan bagaimana caranya pulang kini. Haruskah Irene pulang menggunakan taksi atau ojek online saja? Atau menunggu Pak Budi yang tidak bisa dihubungi dan dia juga tidak tahu apakah sopir pribadinya yang lebih sering mengantar jemput Yeri tersebut sedang tidak mengantar jemput Yeri atau tidak.

Di sisi lain, sebenarnya Seulgi ingin menawarkan Irene untuk pulang bersamanya saja. Namun sangat susah sekali Seulgi untuk mengeluarkan kalimat tersebut dari mulutnya. Mulutnya terasa kelu untuk mengucapkan hal tersebut pada Irene, hingga akhirnya dia hanya berkata, "Udah coba chat Yeri untuk nanyain?"

"Udah, tapi dia juga centang satu sama kayak Pak Budi," keluh Irene dan diam-diam Seulgi menggigit bibirnya bingung bercampur gelisah. Dia bahkan juga menggaruk-garuk ibu jari kanannya dengan jari telunjuknya saking gelisahnya, menimang haruskah dia menawarkan Irene untuk pulang bersamanya?

"Kayaknya aku pulang nai-"

Sebelum Irene sempat menyelesaikan ucapannya, Seulgi memotong ucapan Irene dengan cepat, mencoba menawarkan diri sebelum Irene bisa melanjutkan. "Kakak gamau pulang bareng aku aja?"

Irene terdiam sejenak, matanya masih memperhatikan wajah Seulgi dengan seksama, mencari kepastian dari ekspresi wajahnya. Bersamaan dengan itu Irene bisa merasakan kegugupan dalam dirinya sendiri, bertanya-tanya apakah ini keputusan yang tepat atau tidak. Namun untuk apa dia berpikir apakah ini adalah keputusan yang tepat atau tidak? Seulgi hanya menawarkan dirinya pulang, apa yang Irene takutkan? Sampai membuatnya berpikir selama ini?

"Kalau kakak gak mau gap-"

Sekarang giliran Irene yang memotong ucapan Seulgi dengan cepat, "Aku mau," ucapnya pada Seulgi dan membuat Seulgi tersenyum mendengarnya.

"Tapi gapapa kalau naik motor kan kak?" tanya Seulgi ragu kemudian sambil menunggu jawaban Irene penuh harap.

Irene tersenyum dan menjawab, "Gapapa, Gi."

"Kalau gitu nanti kakak pake helm sama jaketku biar aman gak masuk angin, terus kita pulangnya lewat jalan tikus aja nanti," ucap Seulgi sambil menatap Irene menunggu jawabannya namun dari sorot matanya terlihat bahwa dia berharap Irene untuk berkata "ya" atau menyutujui apa yang diucapkannya.

UNEXPECTED (SEULRENE)Where stories live. Discover now