[11] The End,

786 135 64
                                    


G A M O N

...

Ujian kelulusan sudah didepan mata, semua siswa-siswi sibuk membekali diri untuk menghadapinya. Termasuk Sasuke dan Hinata.
Kendati demikian, meskipun ditengah-tengah kesibukkan belajarnya. Mereka tetap menyempatkan waktu untuk saling menyayangi dan memberi perhatian walaupun terkesan tipis.

Mereka benar-benar tidak ada waktu, mental dan otaknya seakan digembleng untuk persaingan ketat agar bisa masuk ke universitas bergengsi dan ternama. Mereka seakan berlomba-lomba untuk menjadi yang teratas. Tidak ada yang namanya malas, sekali menguap saja rasanya seperti satu pengetahuan kabur melayang bersama hembusan napas.

"Aku lelaaaaaah"

Hinata membanting penanya keatas buku, kepalanya terjatuh lunglai dibahu kekar seorang pria yang duduk disamping Hinata. Dia merasa kalau tubuhnya seperti mati rasa dari atas sampai bawah. Bahkan otaknya serasa mengecil setiap dia membaca satu kalimat lagi. Rasanya kepala Hinata ingin meledak.

"Bagaimana kalau dikita bakar saja buku ini, nanti abunya di campur ke air lalu diminum ?"

Sasuke terkikik pelan, tangannya mengusap gemas puncak kepala Hinata yang bersandar dibahunya.
"Aku lebih setuju kalau bukunya dikasih sarung bantal lalu dijadikan bantal untuk tidur"

Hinata menjentikkan jarinya.
"Ide bagus... sekarang tutup bukunya !!" Seru Hinata sembari menutup kasar sepaket buku tebal dihadapannya. Kemudian dia beralih menutup buku Sasuke yang lebih tebal dari pada miliknya.

Sasuke hanya mengantupkan bibirnya, dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Secepat itu ?

Tapi meskipun sudah malam, nyatanya perpustakaan sekolah masih dihuni oleh belasan siswa yang memilih belajar disini. Begitupun mereka berdua, hari-harinya full diarea sekolahan saja. Bahkan untuk kencan pun mereka tidak bisa.

Hinata memejamkan matanya, bibirnya terlukis indah merasakan hembusan angin malam yang menerpa wajahnya.

"Ini sangat menyenangkan"

Sasuke tersenyum, pria itu melajukan motornya dengan pelan. Membiarkan hembusan angin menyapu semua lelah yang bergelayut dibahu keduanya. Suasana malam yang dipenuhi lampu gemerlap, jalanan yang agak basah karna hujan, kemudian ada Hinata yang memeluknya dengan hangat. Semua kenyamanan ini tidak bisa digantikan oleh apapun.

"Kau masih belum memutuskan mau masuk ke universitas yang mana, Sasuke ?" Tanya Hinata sambil mencondongkan tubuhnya, menempelkan pipinya ke pipi Sasuke agar suaranya bisa terdengar jelas.

Sasuke pun ikut adil, menyambut pipi Hinata dan menggesek-gesekkannya ke pipinya sendiri. Terasa sangat halus dan dingin.

"Belum, aku masih bingung.. kau sendiri ?"

"Eung, aku sudah membicarakannya dengan ayah dan ibu.. mereka setuju dan mengizinkan aku untuk kuliah di Amerika"

Ckkiitttt

Hinata meringis seketika saat tubuhnya merosot kedepan dan dahinya sedikit terbentur oleh kepala Sasuke.
"Sasuke !! Jangan ngerem mendadak.. kita tidak sedang pakai helm, okey !!"

"Apa maksutmu kuliah ke Amerika ?" Tanya Sasuke, nada bicaranya terkesan berbeda. Jujur Sasuke agak syok mendengarkannya. Pasalnya Hinata sama sekali tidak menyinggung apapun soal keinginannya untuk kuliah disana.

G A M O N ✔Where stories live. Discover now