bab 5

43 10 1
                                    

Happy reading

"Terimakasih dokter!!" ucap Bunda Gina saat dokter menjelaskan perihal keadaan putri semata wayangnya itu.

Setelah kepergian dokter, Seno datang dengan terburu-buru.

"Sayang... Gimana keadaan Adisha?" tanya Seno, khawatir. Sesekali juga dia melirik ke kaca yang memang dibuat di depan pintu untuk mengecek pasien yang belum bisa dijenguk.

"Gak perlu khawatir Pah, Adisha cuma kecapean! entah apa yang dilakuin anak kamu itu sampe kecapean dan berakhir kejang di UKS sekolah nya" jelas Bunda Gina membuat Seno cukup terkejut.

"Astaghfirullah, Adisha kamu kenapa nak? sampai kejang begitu artinya Adisha sudah terlalu capek" ucap Seno, bahkan kekhawatiran nya sangat kelihatan. Seno tak dapat menyembunyikan kekhawatirannya.

"Jangan terlalu dipikirkan ya Pah, anak kita baik-baik aja kok! ada dokter yang akan mengobati Adisha" seru Bunda Gina sambil mengusap lengan Seno dengan lembut.

.

"eunghh i-ini dimana? ehh, infus?" Adisha terkejut karena ada selang infus yang tinggal ditangan kanan nya.

Lalu ia menyadari jika sekarang dirinya berada di rumah sakit.

Adisha menutup mata untuk merilekskan tubuh nya yang terkejut.

"Huhh.. pasti kejang nih!" gumam nya, entah apa yang dipikirkan nya sekarang.

"Sayang.. kamu sudah bangun nak? syukur Alhamdulillah" ujar Bunda Gina yang ternyata sedari tadi menjaga Putrinya.

Sebelumnya dia tertidur, namun entah feeling seorang ibu. Mata nya pun terbuka dan mendapati anak nya sudah bangun.

"Emm.. Iyah Bun, kalo belum mana mungkin Adish buka mata!" jawab Adisha, santai.

"Hahaha ada ada aja kamu nih, oh ya. kamu kenapa sampe kecapean nak? kamu ngapain emang?" tanya Bunda Gina, serius. Namun tetap ada kekhawatiran di matanya.

Adisha ragu untuk memberi tau, namun tidak ada salahnya kan?

"Adisha kekurangan darah Bun, akhir akhir ini Adish gak bisa tidur dan berujung begadang. Mungkin itu yang membuat Adish kecapean, Apalagi kegiatan disekolah kan?" terang gadis itu, Bunda Gina menghela nafas lalu mengusap rambut anak gadisnya.

"Bunda pikir kamu kerja berat nak, yasudah kalo begitu nanti bunda bilang kan sama dokter yah nak!" ucap Bunda Gina dan diangguki Adisha.

'gak enak banget di rumah sakit, nanti gak ketemu Gala' batinnya. Kini Adisha terlihat murung.

Untungnya bunda Gina sudah kembali ke tempat duduknya, waktu sudah menunjukkan pukul 11. Jadi wajar jika bunda Gina sudah merasakan kantuk.

Adisha sendiri membiarkan ibunda nya tidur karena merasa kasihan, sudah bekerja dan ini malah sibuk mengurus dirinya.

Adisha menoleh kekiri dan menatap bunda nya yang tidur di sofa.

"Maafin Adish ya Bun, di umur segini, Adish masih tetap aja nyusahin Bunda!" lirih Adisha, dia masih merasa belum bisa menjadi anak kebanggaan Bund dan Papa nya.

Padahal selama ini, Gina dan Seno tidak menuntut apapun darinya. Kecuali, asal Adisha naik ke kelas selanjutnya dan mau belajar dengan sungguh-sungguh.

.

.

.

Sudah dua hari Adisha tidak masuk sekolah, pihak sekolah sudah diberi tau oleh Seno bahwa Adisha sakit dan sedang dirawat dirumah sakit.

When Galaxies Love Each OtherWhere stories live. Discover now