08

31 3 3
                                    

Terlihat Rei menuruni tangga. Masuk keruang makan ia malah mendapati kedua orang tuanya tengah saling mencium satu sama lain.

Cukup lama Rei diam memperhatikan keduanya, hingga Neru yang pertama kali sadar akan kehadiran Rei, refleks mendorong Techi dengan kuat.

" Dari kapan kamu disitu ! " Panik Neru

" Hmm... sejak papa gigit bibir mama '' Ujar Rei dengan santai

Neru yang merasa malu dan gugup sementara Techi terlihat tidak suka dengan Rei karena sedikit mengganggu aktifitasnya dengan Neru. Rei yang melihat raut wajah tak enak dari Techi lantas menyahut.

" Papa kalau tidak ingin di ganggu, lebih baik melakukannya di kamar saja '' Dengus Rei

" Kalau Ten yang liat bagaimana? Tch dasar orang tua ''

" Heh.. heh... '' Tunjuk tunjuk Techi pada Rei.

" Udah udah, mending kamu liat Ten di kamarnya, dia udah bangun atau belum ''

Techi berlalu dari ruang makan, menuju ke kamar anak keduanya yaitu Ten. Masuk kedalam kamar Ten, Techi lantas mendengus melihat Ten masih bergumul dengan selimutnya.
Techi lantas mendekat, menarik selimut Ten lalu menarik kaki Ten, tentu saja membuat Ten otomatis terkaget langsung bangun. Cara cepat membangunkan Ten, tapi kalau Neru tau begitu cara Techi membangunkan Ten, Techi bisa di amuk Neru.

" Bangun, mandi ! Lihat jam tuh ''

Ten hendak akan membaringkan diri lagi, tapi di tahan Techi dan memaksa Ten untuk bangun.

" Kamu mau mandi sendiri atau papa yang guyur kamu langsung di sini dengan air dingin ''

" Papa dari tadi emosi terus, pms kah ! "

Techi mendelik mendengar ucapan Ten. Ten buru-buru bangun dari ranjang lalu berlari masuk kedalam kamar mandi.









Karin susah payah memakai seragam sekolahnya. Sangat susah menggunakan sebelah tangan, apalagi tangan kirinya.

Memi masuk kedalam kamar Karin, melihat Karin begitu kesusahan, lantas mendekat.

" Kamu kalau butuh bantuan, ngomong sayang, astaga... mama ada disini loh ''
Memi membantu Karin mengenakan seragam.

" Kamu yakin mau sekolah? " Tanya Memi, pasalnya Memi sejak tadi malam terus menerus menanyakan keputusan Karin untuk sekolah atau mengambil cuti saja.

" Gak apa-apa kok ma, Karin ga sakit parah. Gini doang masa ga sekolah ''

Memi mengacak acak rambut pendek Karin, membuat Karin hanya merengek.

Sedikit.

Atau mungkin, sangat...

Kemiripan antara Karin dan juga Techi.

Yang terkadang membuat perasaan Memi tak menentu.

Bertahun tahun Memi memutuskan untuk melupakan ataupun membuang perasaannya pada Techi, namun tanpa bisa di hentikan perasaan itu datang begitu saja.

Memi sudah mencoba menjalin hubungan dengan orang lain sejak ia memutuskan pindah dari Jepang. Namun, seseorang yang ia yakini bisa membuatnya membuang perasaannya pada Techi, hanya membohongi dan memanfaatkannya.

Yaa,,

Memi selalu menjadi seorang yang selalu berdiri di posisi pihak ketiga.

" Mama... '' Panggilan dari Karin membuat Memi tersadar dari diamnya.

" Ada apa? " Tanya Karin lagi

" Ga ada apa-apa sayang, kalau kamu sudah siap. Langsung ke ruang makan dan sarapan ya ''
Memi mengecup pipi Karin, kemudian keluar dari kamar Karin. Karin menatap heran Memi.






Tepat saat Karin hendak mencapai gerbang sekolah, sebuah mobil berhenti di dekat Karin. Karin melihat bahwa yang keluar dari dalam mobil tersebut adalah Techi dan Rei.

Tau Techi akan mendekatinya, Karin buru-buru untuk berlalu masuk kedalam area sekolah. Techi hanya menghela nafas saat Karin menjauh darinya, Rei menatap raut kekecewaan dari Techi.

" Pa, Rei masuk dulu ''

Techi merubah raut wajahnya saat melihat Rei, ia mengusap pelan kepala Rei dan memberikannya senyuman.

" Belajar yang bener, jangan membuat masalah lagi ''

" Iya Pa, maaf ''

" Sana masuk ''

Rei mengangguk, ia lalu berlalu masuk ke area sekolah.

Ketika Rei melewati koridor, ia mendengar suara bisik-bisik dari murid lain. Samar-samar Rei menangkap namanya di sebut-sebut.

" Rei ! "

Inorin merangkul bahu Rei. Rei berbisik pada Inorin, menanyakan kenapa murid-murid seperti membicarakannya bahkan tatapan mereka yang dilayangkan pada Rei begitu aneh dari biasanya.
Mendengar pertanyaan Rei, Inorin hanya bisa meringis.

Langkah Inorin dan Rei terhenti kala ada yang menghadang jalan mereka.

" Apa-apan nih? "
Rei menatap dua orang yang menghalangi jalannya.

" Kapten basket yang tak bisa bermain dengan sportif. Pantas saja tim basket Sakura koukou sering di remehkan ''

Rei yang tersulut mendekat keduanya  menarik kerah baju salah satunya.

" Heh, apa yang kau bicarakan ''

" Rei, sudahlah. Ayo pergi kita ke kelas saja '' Inorin melepaskan tangan Rei dari kerah murid itu. Menarik Rei untuk menjauh dari keduanya.

" Apa-apaan mereka itu '' Dengus Rei kesal

" Rei... ''

Inorin dan Rei lantas menghentikan langkahnya, ia menatap kearah Hono yang tadi memanggilnya. Hono mendekat ke arah Rei dan Inorin.

" Kenapa kau bermain seperti itu. Membuat orang terluka ''

" Hono, aku- ''

" Apalagi kau melakukan itu dengan sengaja ''

" Aku kecewa dengan mu Rei ''

" Hei bukan begitu.. ''

Hono mengisyaratkan pada Rei bahwa dirinya tak ingin mendengar alasan apapun dari Rei. Tangan Rei mengepal dengan kuat.

***

Rei dan Inorin menuju gymnasium. Dimana tim basket berkumpul. Rei menatap heran teman-teman tim basketnya itu.

" Rei, aku memutuskan untuk keluar dari tim ''

" Hah!? Kau bicara apa ''

" Aku merasa bahwa, basket Sakura koukou sudah tak ada harapan lagi ''

" Gak gak ! Itu tidak benar ! Kita- ''

" Maaf Rei ''

" Aku juga, aku keluar dari tim ''

" Hei... ''

" Maaf Rei, sepertinya aku juga akan keluar ''

" Cho- ''

Tiga orang dari lima orang yang berkumpul itu memilih untuk berhenti dari tim basket kemudian berlalu keluar dari gymnasium.

" Arghh... KUSO !! " Teriak Rei dengan marah.

" APA !? APA KALIAN JUGA AKAN KELUAR ! KELUAR SAJA BRENGSEK !! " Teriak Rei tak terkendali. Dua orang yang merasa takut dengan emosi Rei yang tak terkontrol itu membuat keduanya berlari keluar dari area gymnasium.

Nafas Rei begitu terengah-engah. Memburu. Dengan emosi yang meluap-luap.Jika seperti ini, club basket bisa saja di hapus oleh pihak sekolah. Karena kurangnya anggota dalam club.

• ───── ✾ ───── •

春夏秋冬 ShunkashuutouHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin