Sudah hampir larut tapi Memi belum juga kembali pulang ke rumah. Ponselnya pun tidak aktif. Karin menunggu dengan gelisah.
Karin menatap ponselnya, jam 9 malam. Membuka kontak, Karin tiba-tiba kepikiran untuk menghubungi Techi. Menimbang-nimbang antara menghubungi Techi atau tidak. Namun dengan cepat Karin menggelengkan kepala.
" Tidak tidak, papa Techi pasti sedang sibuk dengan keluarganya. Aku akan menunggu mama sebentar lagi ''
Sementara di suatu tempat.
" Dokter bagaimana keadaannya? "
Melihat respon sang dokter, membuat tubuhnya melemas tak bertenaga.Kepala Karin terkantuk-kantuk, menahan rasa ngantuk sembari duduk di sofa sudah tengah malam namun Memi masih juga belum kembali.
Ting Tong !
Suara bel rumah membuat Karin terperanjat kaget, cepat-cepat ia menuju pintu depan membuka pintu menyambut sang mama.
" Mama Okae- eh? Papa? " Sambutan selamat datang dari Karin terhenti ketika membuka pintu rumah bukan Memi yang didapatinya, tapi Techi.
" Apa yang papa Techi lakukan disini ''
" Ada apa dengan semua itu? Apa ada yang salah jika papa ingin menemui anak kesayangan papa? "
Karin hanya menghela nafasnya. Membukakan pintu untuk Techi membiarkannya masuk. Keduanya duduk di sofa yang saling besebrangan.
" Mama ada urusan di luar dan belum pulang ''
Tak ada tanggapan dari Techi. Keduanya nampak hening.
" Karin, ''
Karin mengangkat wajahnya menatap Techi yang memanggilnya.
" Bagaimana jika kamu tinggal bersama papa ''
" Haa? Apa-apaan itu. Aku sudah cukup bahagia tinggal berdua bersama mama itu sudah cukup untukku ''
" Karin- ''
Ting ! Tong !
Karin buru-buru beranjak dari tempat duduknya dan berlari menuju pintu untuk membukanya saat mendengar bel rumah kembali berbunyi.
" Mam Okae- '' Lagi-lagi sambutan selamat datang darinya terpotong saat ia mendapati yang datang bukannya Memi melainkan polisi.
Ada apa ini sebenarnya.
" Dengan kediaman Kakizaki Memi? "
" Ha-hai, itu mamaku ''
" Kami menemukan ini dilokasi kejadian ''
" Itu kan ponsel mama ''
Tak lama Techi terlihat menyusul Karin, melihat keberadaan polisi.
" Tuan Hirate ''
" Kami menemukan beberapa barang korban yang tertinggal di tempat kejadian ''
" Tunggu, apa maksud kalian? Korban? Korban apa ! " Karin mulai tidak paham akan situasi ini sedikit berteriak.
" Karin tenanglah ''
" Dimana mamaku ! "
Karin mulai memberontak saat Techi menahan tubuhnya.
" Papa lepaskan aku ! Aku ingin bertemu mama ! Lepaskan aku sialan ! " Karin memberontak semakin kasar agar terlepas dari penahanan Techi pada tubuhnya. Tapi itu sama sekali tidak berpengaruh.
・
・
・
" MAMA ! MAMA TIDAK BOLEH NINGGALIN KARIN SENDIRIAN !! "
![](https://img.wattpad.com/cover/362816649-288-k828435.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
春夏秋冬 Shunkashuutou
FanfictionMusim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin. Empat musim terus berputar silih berganti. Terasa begitu berharga. Semua itu masih disini. Rasa senang. Rasa sepi. Kerinduan. Rasa sakit. Menjadi begitu berharga.