Chapter 7

1K 140 5
                                    

Hehehehe sebelumnya gue mau minta maaf karna udah lama membelah goa WKWKWK, sekarang gue up lagi nihhh.

Fyi, buat yang masih bingung kenapa Shanva manggil renjana, sini gue jelasin. Nama dia Renjana Precillia Nayyara biasa dipanggil Ecil. Kenapa Shanva manggilnya Renjana? Karna simplenya nama depannya.

***
06.40.

Pagi ini Shanva sedang menunggu sang pacar yaitu Ecil atau yang biasa ia panggil Renjana.

"Renn, udah belum?"Tanya Shanva karena mendapati Ecil belum keluar juga.

"Inii udahh, sabar dong!"Kesal Ecil berlari kearah Shanva.

"Jangan lari-lari, kalo lo jatuh gimana?"Ucap Shanva menatap Ecil tajam.

"Kak Shanva marah sama aku?"Ucap Ecil menahan tangisannya.

"Loh loh, gak gitu sayang."Ucap Shanva kepalang panik.

Shanva ingin memegang lengan Ecil, namun Ecil tepis.

"Gamau! Ayo jalan, nanti telat."Ucap Ecil masuk ke mobil bagian belakang.

"Duh, ini kayanya lagi pms deh, mampus gue."Ucap Shanva lalu masuk kedalam mobil.

Di dalam mobil.

Shanva dapat melihat dari kaca jika pacarnya sedang badmood.

"Sayang, duduk dep-"

"Gamau!"Ketus Ecil.

"Say-"

Lagi lagi Shanva belum selesai ngomong di potong oleh Ecil.

"Jalan!"Kesal Ecil.

Shanva yang tak mau membuat sang pacar tambah badmood pun menjalankan mobilnya menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah.

Ecil langsung saja keluar dari mobil dan masuk kedalam sekolah meninggalkan pacarnya.

Shanva yang baru saja keluar dari mobil pun tak berani mengejar sang pacar, ia takut sang pacar makin badmood.

Kejadian itu ditonton oleh Shanva atg.

"Pfttt, marahan Shan?"Tanya Olla.

"Duh, ibu negara lagi badmood tuh."Ucap Zee.

"Bujuk sih Shan, gak peka banget sih lo."Sambung Adel.

"Udah anjing! Tadi gue aja kena semprot gara gara lampu merah lama."Ucap Shanva.

"Pfttt! Itu mah lagi pms"Ucap Adel tak mampu menahan tawanya.

"Udahlah ayo masuk."Ucap Shanva masuk kedalam sekolahnya diikuti temannya.

Siangnya, kini mereka tengah beristirahat.

"Lo gak ketemu sama pacar lo?"Tanya Muthe digelengi Ecil.

"Lagi bete sama dia, males. Aku lagi pms ada aja ngeselinnya"Jawab Ecil.

"Biasalah!"Jawab Eli.

***
Sepulang sekolah, Shanva tengah menunggu sang pujaan hatinya di parkiran.

"Shan, mana cewe lo?"Tanya Adel.

"Gatau, ini gue masih nunggu."Jawab Shanva.

Tak lama kemudian, Ecil atg terlihat oleh Shanva atg.

"Renjana!"Panggil Shanva.

"Iya kak"Jawab Ecil.

"Pulang bareng ya?"Tanya Shanva.

"Gamau"Jawab Ecil ketus.

"Cielah ngambek"Bisik Olla pada Adel & Zee.

"Biasa kali, kaya ga pernah ngeliat orang ngambek aja!"Jawab Zee.

"Dih, gatau aja lo kalo Olla masih jomblo"Cibir Adel yang langsung mendapat jambakan dari Olla.

"ANJING SAKIT GOBLOK LEPASINNN!!"Teriak Adel kesakitan, mendengar itu Olla langsung melepas jambakannya.

"Berisik, diem."Tekan Shanva.

"Ecil, pulang sama kak Shanva aja"Ucap Muthe.

"Iya bener, tadi kan bareng kak Shanva, pulangnya juga dong."Lanjut Ashel.

"Nah bener, masa mau ngojek. Yang benerr aja lo"Celutuk Eli.

Sejujurnya Ecil tak marah kepada Shanva, tetapi ia ingin tau jika di diamkan olehnya seperti apa.

"Mau ya?"Tanya Shanva lagi dengan wajah memohonnya.

"Pernah ga sih lo liat Shanva mohon mohon gini?"Tanya Olla yang tentunya berbisik.

"Kagak anjing, baru kali ini doang gue."Sahut Adel.

"Sama, seumur hidup gue kenal dia, gak ada mohon mohon gini."Sahut Zee.

"Iya, mau."Jawab Ecil tanpa senyum.

Namun, saat Shanva ingin tersenyum, ia melihat seseorang yang ia tak suka menghampiri mereka semua.

"Hai, Ecil."Sapa Jevano dengan senyum diwajahnya.

"Eh! Hai juga kak."Jawab Ecil berusaha ramah, namun ia masih sedikit takut dengan Jevano.

Takutnya Ecil, ia melihat kini Shanva tengah menatap Jevano sangat tajam. Seperti ingin memakan Jevano saat ini juga.

"Duh si bangke satu memecahkan suasana aja"Bisik Zee.

Ecil atg yang merasa takut ikut campur, mereka memilih untuk pulang duluan.

"Guys, kita pulang duluan."Ucap Ashel.

"Gue juga yaa!"Ucap Muthe.

"Kak Shanva, jagain Ecil."Ucap Eli.

Setelah itu mereka semua pergi dari hadapan mereka semua.

"Ecil pulang bareng yuk?"Tanya Jevano.

"Emm.."Ragu Ecil menatap Shanva yang tengah menatap tajam dirinya.

"Mamaaa, ecill takutt"Batin Ecil.

"Gimana?"Tanya Jevano lagi.

Sementara Olla, Zee dan Adel belum mau bergerak sebelum ada tanda tanda.

"Maaf kak, aku gabisa"Jawab Ecil sopan.

"Kenapa? Kamu mau pulang bareng ketos kaya gini? Really?"Tanya Jevano menatap Shanva remeh.

"Kak, tolong jangan memancing keributan."Ucap Ecil dengan sedikit tegas.

"Aku ga memancing keributan kalo kamu mau pulang sama aku."Ucap Jevano.

"Pacar gue bilang gak mau ya gak mau. Lo pake bahasa binatang baru ngerti?!"Emosi Shanva yang muak sedari tadi.

"Woy bebek, lo mending cabut sono!"Ucap Olla yang mulai memanas.

"Cabut sono kudanil!"Ucap Zee mendorong Jevano.

"Gausah dorong dorong bangsat!"Emosi Jevano tak terima.

"Apa? Mau ribut?!"Tanya Adel emosi.

"STOP!"Bentak Ecil.

"Kak Jevano tolong pergi, sekarang."Ucap Ecil penuh penekanan.

"Cih!"Umpat Jevano pada Shanva atg, setelah itu ia pergi dari situ.

Setelah kepergian Jevano, Ecil menatap Shanva. Sedangkan Shanva yang ditatap pun bingung.

"Kenap-"Belum selesai Shanva berbicara, dipotong oleh Ecil.

"Pulang."Ucap Ecil ketus lalu mengalihkan pandangannya.

"Guys, gue balik ya."Ucap Shanva diangguki temannya.

"Hati hati Shan!"Ucap teman temannya diangguki Shanva.



***

Shanva mengajak Ecil untuk menginap dirumahnya, ia sudah meminta izin kepada orang tua Ecil.

Sesampainya di rumah Shanva, kini Ecil masih tak mau mengobrol dengan Shanva.

"Sampe kapan lo cuekin gue terus?"Tanya Shanva yang sudah tak tahan.

"Pikir sendiri!"Ketus Ecil.















Wait for the next part

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Protector. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang