40 - Kejutan [End]

2.6K 45 6
                                    

halooo!✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧
aku update lagi bawa part terakhir cerita ini gaes
sedih ya kita gak bakal ketemu brife lagi:(

awas gumoh ini 2500+ kata
dan.. jangan berharap lebih sama endingnya yaa

happy reading (⁠ʃ⁠ƪ⁠^⁠3⁠^⁠)

Malam nanti adalah waktu dimana sekolah akan mengadakan acara Promnight yang akan di selenggarakan di sebuah hotel yang tidak jauh dari sekolah. Dan hari ini pun tepat hari ulang tahun Fely yang ke-18 tahun.

Kini Fely sedang heboh sendiri karena belum membeli dress yang cocok untuk dipakainya nanti malam.

"Briannn!" Fely berteriak kesal.

Brian yang sedang asik bermain game menghela nafas berat dan memilih mengalah meletakkan ponselnya.

"Apa?" balas Brian menatap penuh pada Fely.

"Anterin ke mall, sekarang!" perintah Fely mutlak. Lalu gadis itu berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap.

"Seriously?! Di luar lagi panas banget, Ly!" seru Brian agar Fely mendengarnya.

Pintu kamar mandi terbuka dan kepala Fely muncul di sana. "Pake mobil, gak usah banyak alasan! Kamu lupa kalo hari ini ulang tahun aku? Jadi kamu harus nurutin aku."

Wajah Brian berubah memelas mendengar Fely berkata begitu. "Sama Lia aja ya, aku mager, Sayangg. Gampang masalah uang kamu bebas pake ATM aku, sebagai bonus hadiah buat hari ulang tahun kamu."

"POKOKNYA HARUS ANTERIN AKU, GAK BOLEH NOLAK, TITIK!" teriak Fely dari dalam kamar mandi.

Kali ini Brian tidak terpengaruh dengan teriakan Fely yang ia yakini sedang bersungut-sungut. Cowok itu memilih langsung ngacir keluar kamar sebelum Fely selesai dengan urusannya didalam kamar mandi.

Brian langsung melenggang masuk ke dalam kamar Fadil yang tidak jauh dari kamarnya. Abangnya yang semula sedang asik menatap fokus pada laptop langsung menutupnya dengan gelagapan ketika menyadari kehadiran Brian.

Alis Brian terangkat memandang Fadil heran. "Kenapa laptopnya di tutup? Lagi nonton bokep lo ya?"

Ekspresi wajah Fadil seperti orang yang habis di pergoki berbuat hal tak senonoh, membuat Brian ingin menjahili Abangnya itu.

"Apaan e-enggak, kok," elak Fadil namun percuma karena Brian tak akan dengan mudah percaya.

"Gue bilangin Papah, nih, biar fasilitas lo kena sita," ujar Brian dengan usil, kapan lagi melihat Fadil merana.

Sontak Fadil panik dan mendekat pada Brian yang kini sedang rebahan di kasurnya.

"Ayolah jangan cepu, lo gak asik banget, Bri," bujuk Fadil dengan wajah yang memelas.

"Oke, gue gak akan cepu," kata Brian.

Langsung saja senyum lega Fadil terbit.

"Tapi ada syaratnya."

Biadab. Brian ini contoh adik yang tidak patut untuk dianggap, ingin rasanya Fadil menendang keras bokong cowok itu.

"Syarat apaan? Gak usah aneh-aneh," sahut Fadil dan kini ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Brian.

"Apa ya..." Brian terlihat sedang berpikir, namun Fadil tidak yakin cowok itu bisa berpikir.

"Cepet, sebelum gue berubah pikiran," desak Fadil mulai kesal.

Musuh tapi kok Pasutri?✓ Where stories live. Discover now