8. Mengigau

21 3 8
                                    

✨️HAPPY READING✨️
(●^o^●)

Di pertengahan jalan tiba tiba tubuh Dara kembali mengigil akibat diterpa angin sore hari itu. Dara merapatkan jaket yang di berikan Fandy padanya. Walau tubuhnya masih merasakan dingin, namun ini sudah lebih baik.

Masalah dingin sudah terselesaikan, kini giliran kepala Dara pusing, ia pun menyandarkan kepalanya pada bahu Fandy.

Fandy yang merasakan tubuh Dara yang menyender padanya pun hanya diam. Namun hal yang tak terduga muncul, tiba tiba tangan Dara memeluk pinggang Fandy. Fandy yang tengah menyetir sedikit tersentak.

"DAR?! " panggil Fandy.

Namun gadis yang di panggilnya itu hanya diam.

Di sepanjang jalan hanya ada keheningan, Dara yang tengah tertidur sambil memeluk Fandy, dan Fandy yang diam tak ingin mengganggu Dara yang sepertinya tengah terlelap.

15 menit kemudian, Fandy telah sampai di rumah Dara. Dan gadis yang ia antar itu masih terlelap. Fandy mencoba membangunkan Dara dengan menepuk nepuk tangan Dara yang tengah memeluknya.

" Dar, udah sampe " ucap Fandy.

Dara diam, tak ada pergerakan sama sekali dari Fandy. Fandy kembali membangunkan Dara dengan cara yang sama. Namun tetap saja gadis itu diam.

Fandy mulai panik, kembali ia menepuk tangan Dara dengan durasi lama. Pada saat itulah Fandy baru menyadari tangan Dara yang hangat. Ia pun mencoba menaruh punggung tangannya di kening Dara. Dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui suhu tubuh Dara yang tinggi.

" Dar lo sakit? " tanya Fandy panik.

Dengan cepat Fandy melepaskan pelukan Dara kemudian turun dari motornya secara perlahan agar tubuh Dara yang tengah menyandar tidak jatuh. Lalu dengan sigap ia menggendong Dara ala bridal style.

" Assalamualaikum " ucap Fandy di depan pintu rumah Dara.

Pintu terbuka, menampilkan sosok remaja tanggung yang Fandy ketahui bernama Ira, adik Dara.

" Waalaikumussalam, loh kak Dara? " ucap Ira terkejut.

" Boleh masuk? " tanya Fandy saat melihat Ira yang kebingungan di depan pintu.

" Eh iya kak, masuk aja " Ira menggeser tubuhnya agar Fandy bisa masuk.

" Kak, bisa langsung ke kamar kak Dara aja ga? Kalo kesini takut kedinginan " ucap Ira dan diangguki Fandy.

" Mama kamu ga ada di rumah? " tanya Fandy saat melihat Ira hanya sendirian.

Ira mengangguk, " Katanya bentar lagi sampe kak "

Fandy mengangguk, setelahnya terdengar suara motor masuk. Diiringi suara salam dari arah luar.

" Itu kayanya udah pulang " ucap Ira bergegas pergi.

Fandy pun hendak beranjak dari kamar Dara sebelum akhirnya ia mendengar suara Dara.

" Fan, maaf "

Fandy menoleh, menatap Dara dengan tatapan heran. Ia mendengar suara Dara, namun gadis itu masih memejakan matanya.

Dia ngigau? Batin Fandy.

" Dar? " panggil Fandy.

Dara yang di panggil hanya diam, ia masiih memejamkan matanya. Setelahnya Fandy pun kembali melangkahkan kakinya. Namun sebuah pernyataan membuat Fandy kembali menghentikan langkahnya dan menatap kembali Dara.

" Gue suka lo "

Fandy menatap Dara dengan tak percaya sekaligus bingung. Apakah gadis
yang tengah berbaring  itu mengigau? Atau memang benar faktanya? Namun jika itu fakta, mengapa gadis itu masih memejakan matanya? Lalu bagaimana mungkin ia menyukainya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Crush Is My Friend Where stories live. Discover now