Chapter 18

566 86 15
                                    

Enjoy.

.
Flashback*

Ara membaca dengan teliti setiap kertas yang berisi data penting itu.

"Um, paa," panggilnya pelan.

"Ya?"

"Papa bisa buat salinan ini ga?"

"Oh bisa, Chika punya printer di kamarnya,"

"Kalo gitu, boleh ga Ara ngeprint disana?"

"Boleh kok, gih sana"

Gadis itu mengambil langkah pelan menuju kamar Chika.

Setelah masuk, ia di suguhi suasana sejuk dan kamar yang rapi karena memang kamar itu sudah tidak di pakai oleh si empu.

Ia melihat sekelilingnya, tembok dengan nuansa abu muda dengan sedikit pink di sekitarnya, itu sangat menggambarkan kepribadian Chika.

Printer yang berada di meja kerja Chika itu langsung ia hampiri, ia menggunakannya hanya untuk meng-copy file yang ia butuhkan sebagai bukti yang ia perlukan nantinya.

Cepat saja, setelah selesai, ia kembali mematikan mesin copy itu, lalu keluar dari kamar.

Melihat Ara kembali, papa Chika terlihat ingin mengatakan sesuatu.

"Makasih ya paa, file nya udah Ara copy,"

"Sama sama, dek, oh iya papa mau bilang ini,"

"Kenapa paa?"

"Papa emang belum pasang cctv waktu kejadian itu, tapi papa sempat merekam percakapan selama dia melakukan aksinya saat itu,"

Papa Chika membuka hp nya dan memutar rekaman suara yang ia simpan di hpnya.

"Coba dengerin dulu, semoga bisa cukup untuk bukti,"

*rekaman >>
:saya ingin segera menikahi Chika
|bahkan kami belum sempat mengenalmu, anak muda
:apakah itu perlu?
|tentu saja, Chika adalah anak perempuan saya satu satunya, jadi saya tidak sembarangan menyetujui orang asing yang ingin menikahinya.
:oh begitu ya?
|iya, setidaknya biarkan kamu mengenalmu dulu, baru kami akan memutuskan untuk merestui atau sebaliknya.
:saya tidak mau menunggu selama itu, dua minggu lagi saya akan menggelar pernikahan
|kamu bahkan baru beberapa kali kesini, dan kita pun jarang bertemu karena saya tidak dirumah
:itu bukan urusan saya, yang pasti, Chika akan menjadi milik saya
|saya tidak merestui mu menikahinya (mama Chika dengan tegas berucap seperti itu)
:saya bisa melakukan apapun sampai saya mendapat apa yang saya mau, termasuk menghabisi kalian
|jangan macam-macam kamu, jika seperti itu, saya semakin tidak rela jika melepaskan Chika untuk orang seperti mu
:saya tidak pernah main main dengan ucapan saya
|kamu gila!!
:anda baru tau?
...

"Saat itu, mama yang sangat aktif melempar percakapan dengan lelaki itu, padahal papa sudah mencoba untuk menghentikan itu namun mama masih saja menjawab,"

"Ara bisa ngebayangin, pasti Chika sangat shock waktu itu paa,"

"Yaa, anak itu tidak berhenti menangis histeris setiap lelaki itu meninggikan suaranya kepada mama,"

"Ara merasa bersalah sekali paa,"

"Papa ga sanggup buat lanjut dengerin rekaman itu, kamu bisa putar sendiri dan dengarkan baik-baik ya,"

"Oke paa, bisa kirimkan itu ke Ara, paa?"

Papa Chika lalu mengirim rekaman berdurasi duapuluh menit itu pada kontak Ara.

Anagata.Where stories live. Discover now