Chapter 31

391 51 15
                                    

Enjoy.
VOTE DULU ANJRIT!! SUSAH AMAT SURU NGEVOTE.

.
Seorang gadis tengah tersenyum lebar karena akhirnya ia bisa menghirup angin Belanda lagi.

Ya, Ara berhasil membawa keluarga kecilnya untuk tinggal di Belanda untuk beberapa waktu yang tidak ditentukan, ia berharap semoga Chika betah tinggal disini bersamanya.

Sudah satu bulan mereka pindah, dan saat ini, Chika ia ajak ke salah satu taman di dekat apartemen nya untuk jalan-jalan sore.

Udara yang sejuk sepertinya menambah keceriaan Levin yang menyukai hawa dingin itu.

Padahal Chika sudah memakaikan topi hangat untuknya, tapi dilepas begitu saja oleh bayi itu.

"Dek, di pake sayang, dingin" titahnya.

Namun, ia hanya mendapat penolakan dari Levin.

"Ish, mirip banget sama mommynnya seneng yang dingin dingin"

"Ooo iya dong, jelass itu"

"Dihh, apaan, keren lu begitu?"

Ara hanya menjulurkan lidahnya, lalu lanjut mendorong kereta bayi milik Levin.

"Sagara ngomongin apaan waktu itu, babe?"

"Hah? kapan?"

"Yang di bandara waktu itu"

"Ah itu, ngga kok, pamit biasa aja"

"Yakali pamit biasa, sampe minta waktu buat berduaan?"

"Sayang.." Chika shock mendengar pertanyaan Ara.

"Gapapa, ceritain aja, kan juga aku yang mulai, berarti aku udah siap sama resikonya" Ara menatap dalam Chika dengan ekspresi yang meyakinkan.

FLASHBACK*

Tiba hari dimana mereka semua harus mengucapkan salam perpisahan pada Ara, lalu Chika, dan tak lupa dengan Levin juga.

Keadaan bandara sekarang ini terlihat begitu sibuk dan padat, entah mengapa, namun mereka tak terlalu menghiraukan keramaian itu.

"Hufft, akhirnya berangkat juga ya" ujar Kinan merendahkan nada bicaranya.

"Iyaa kak, kalian jaga diri yang baik ya, gue udah pernah bilang kalo ini pindahan, dan bukan sekedar liburan, jadi, maafin gue kalo ga bisa sering sering pulang kesini"

"Yaelah, sombong banget" sewot Sagara.

"Ga sombong anjir, hemat tenaga itu mah"

"Gak apa, Ra, lo gausah khawatirin kita kita, karena kita pasti bakal jaga diri kok" ucap Ratu, lembut.

"Harus kak, kalo ada apa-apa, entah itu penting ga penting, kalian harus tetep berkabar sama gue"

"Kek pernah nimbrung di grup aja lo" celetuk Sagara lagi.

"Gue yakin lo bakal kangen banget sama gue sih, Sag, lo jangan tengil tengil begitu, ntar suatu saat kalo lo ngeluh kangen sama gue, gue ga bakal mau dateng loh" ancam Ara.

"Dih, apaan lo begitu"

"Makanya, sinii peluk gue dulu"

"Ogah anjir" tolaknya.

"Yeuu, dasar gengsian"

Sagara lalu menatap Chika yang sedang menyimak percakapan mereka tadi.

"Tapi, kalo semisal gue pinjem Chika sebentar, boleh ga??"

"GAK BOLEH, siapa suruh tengil begitu lo" Ara lalu meng-gatekeep Chika dengan merangkul pinggang ramping itu dengan mesra.

Anagata.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang