3. Back Again

35 18 39
                                    

Maaf gaes gak up di minggu kemarin karena ada urusan sesuatu jadinya telat up :(

*Kalau nemu kalimat typo kasih tau lewat komen ya #Authorjugamanusia , vote juga kalau lu suka cerita ini

----------------------


Hark! How the bells, sweet silver bells

All seem to say, "Throw cares away"

Christmas is here, bringing good cheer

To young and old, meek and the bold

Nyanyian 'Carols of the bells' di sebuah acara hiburan di TV menggema ke seluruh ruang keluarga hingga dapur, Jean melepas mantel hitam dan menanggalkan ke tiang gantungan baju setelah pulang dari Karnaval Winterfest. Hidungnya tidak sengaja menangkap aroma kue dari arah dapur. Lizzie sedang mengangkat nampan stainless berisi Kue Shortbread (kue kering mentega khas Skotlandia bertekstur pendek, renyah, berbentuk persegi panjang, disebut camilan mewah) dari oven.

"Baru pulang?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Baru pulang?"

Jean bergegas mengambil sebuah kotak berisi hiasan natal dari kabinet kecil di samping meja TV, "Tadi kejebak salju di perjalanan pulang."

"Sudah beli bacon?" Jean baru ingat setelah sampai rumah, sebelum pergi ke karnaval neneknya berpesan harus ke supermarket untuk membeli bacon. Karena Lizzie telat memberitahunya lewat chat, Jean mengabaikan pesan tersebut karena terlalu asyik bermain di karnaval bersama Eugene.

Jean menutup pintu kabinet, menghela nafas karena lupa. "Maaf, lupa beli."

"Kamu sih sibuk kencan mulu sama Eugene sampai tidak balas pesan Nenek di chat apalagi diteloin." Lizzie membiarkan kue Shortbread yang baru matang itu dingin dibawah hembusan kipas angin kecil di meja dapur. "Berarti Natal ini tidak ada sup krim ayam."

Setiap natal Lizzie selalu membuat sup krim ayam dan bacon kesukaan cucunya. Jean menyesal karena telah mengabaikan pesan nenek walaupun hanya sekali. 

Jean membawa kotak berisi hiasan ke pohon cemara tinggi hampir menyentuh langit berpapan putih kusam. Ia menaiki tangga kecil untuk memasang rumbai merah dengan mengalungkan pohon segitiga dari atas hingga mengeliling sampai ke bawah, kemudian memasang hiasan ornamen lampu-lampu warna-warni serta patung kecil bergambar burung putih.

Setelah menghias, Jean turun dari tangga dan mematikan saklar lampu menyisakan sebagian lampu menyala di ruang makan. Jempolnya memencet tombol remote kecil dan pohon natal itu menyala dengan campuran cahaya yang menyatu menciptakan pohon yang indah. Di bawah pohon cemara, ada tujuh hadiah tersusun rapi sesuai ukuran, Max tampak mencakar salah satu kado kecil sampai kertasnya robek saking penasaran apa isi hadiah itu.

Jean mengambil sebuah hadiah besar berbungkus kuning bergaris jingga. "Isinya apa?"

"Bukalah." Ujar Lizzie.

Blood : Dearest And DarknessWhere stories live. Discover now