09

3.9K 325 9
                                    

Chapter - 09

Arka tidak bisa melepas pandangannya dari tubuh Ayyara yang sibuk mengaduk segelas susu di sebelah kompor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka tidak bisa melepas pandangannya dari tubuh Ayyara yang sibuk mengaduk segelas susu di sebelah kompor. Laki-laki itu duduk di stoolbar. Mengamati istri yang dinikahinya 3 bulan lalu sembari bertopang dagu. Matanya menatap seolah-olah objek yang ditatapnya adalah sesuatu hal yang paling menakjubkan di dunia. Atau memang begitulah Arka mendefinisikan Ayyara.

Perempuan itu hanya mendengus begitu membalikkan tubuh. Tangan lentiknya membawa segelas susu yang baru selesai ia buat dan berjalan melangkah ke arah sang suami. Arka memutar kursi, tangannya terbuka lebar menyambut Ayyara yang berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Perempuan itu membalikkan tubuh dan menyandarkan punggungnya pada dada milik suaminya. Kedua lengan Arka melingkar sempurna di perut istrinya. Sementara Ayyara menikmati segelas susu yang baru selesai ia seduh. Kadang-kadang perempuan itu mencebik karena Arka yang berkali-kali mendaratkan kecupan di pipinya dan mengganggunya untuk segera menghabiskan segelas susu di tangannya.

"Sudah sebesar ini tapi masih minum susu"

Arka menggoda istrinya. Meski godaan itu sepertinya tidak digubris karena Ayyara lebih memilih menikmati susunya hingga tandas. Sudah kebiasaan memang. Istrinya itu suka meminum susu di malam hari sebelum tidur. Katanya agar bisa tidur cepat dan nyenyak. Arka mengetahui kebiasaan istrinya ini saat berpacaran dulu.

"Biar bisa cepet tidur, Ka. Aku butuh tidur nyenyak malam ini. Aku besok ada meeting sama kepala galeri. Jadi harus berangkat pagi-pagi buat persiapan"

Gelas susu Ayyara sudah kosong. Perempuan itu meletakkannya di meja pantry. Kepala dan punggungnya kini semakin nyaman bersandar di dada bidang suaminya. Sementara Arka sekarang sudah menelusupkan wajahnya di ceruk leher Ayyara. Sesekali memberikan kecupan ringan di belakang telinga Ayyara. Membuat perempuan itu mendesis menahan untuk tidak mengeluarkan desahan. Suaminya ini tahu sekali titik sensitifnya.

"Kata siapa aku akan membiarkanmu tidur cepat"

Kecupan-kecupan itu semakin menjadi-jadi. Tapi tidak membuat Ayyara bergerak untuk menolak perbuatan sang suami. Tangan besar laki-laki itu bahkan sekarang ikut andil dengan meremat pelan pinggangnya. Saat merasa tangan itu semakin bergerak tidak terkendali dengan mulai menyusup di balik gaun tidurnya, Ayyara menjauh dan membalik tubuhnya. Saat menghadap Arka, perempuan itu bisa melihat muka Arka yang sudah memerah. Matanya berkilat-kilat penuh gairah. Dengan cepat Ayyara menangkup kedua pipi milik suaminya. Mendaratkan beberapa kecupan di bibir Arka sebelum memutuskan untuk menjauhkan tubuh mereka.

"Tidak untuk malam ini, sayangku. Sudah aku bilang kan besok aku ada meeting penting. Besok saja ya. Sekarang aku buatkan susu juga supaya kamu bisa cepat tidur" Ucap Ayyara diselingi kekehan jahil. Perempuan itu mengedipkan sebelah matanya dan benar-benar menjauh dari posisi Arka yang saat ini menatap istrinya itu tidak percaya. Walau demikian, Arka tidak merasa kesal. Pria itu kembali menopang dagu melihat istrinya yang cekatan mengisi air dalam ketel untuk dipanaskan di atas kompor.

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang