33

2.8K 354 14
                                    

Chapter - 33

Arka tergemap melihat Ayyara yang masih tersedu di sebelah ranjang rawat milik Shaylee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka tergemap melihat Ayyara yang masih tersedu di sebelah ranjang rawat milik Shaylee. Putrinya sudah dipindahkan ke ruang rawat naratama di rumah sakit milik keluarga Amartya -Amarnath Medika. Saat ini, putrinya itu sedang tidur karena tubuhnya yang masih lemas dank arena efek obat. Ayyara sama sekali tidak beranjak dari sisi putrinya.

Hari ini begitu panjang. Setelah mendapat kabar dari guru Shaylee, Arka dan Ayyara langsung bertolak menuju rumah sakit yang diinfokan oleh wali kelas Shaylee yang letaknya memang terdekat dari sekolah.

Berdasarkan cerita yang diperoleh dari wali murid Shaylee, putrinya itu memakan makanan yang mengandung kacang. Ayyara sempat terkejut di tengah-tengah tangisnya saat mendengar hal itu karena Shaylee selalu dibawakan bekal dari rumah. Sudah dipastikan makanan itu tidak mengandung sesuatu yang memicu alergi Shaylee. Namun ternyata waktu makan siang itu, beberapa teman Shaylee saling membagi bekal yang mereka bawa. Teman-teman Shaylee itu saling mencicipi bekal masing-masing. Shaylee yang melihat teman-temannya sangat menikmati kegiatan itu ikut bergabung. Dan semuanya terjadi begitu saja. Beruntung di sekolah Shaylee ada seorang dokter yang berjaga di UKS dan langsung menyarankan agar Shaylee segera dibawa ke rumah sakit.

Setelah mendapatkan pertolongan di sana dan kondisi yang lebih stabil, Shaylee dipindahkan ke Amarnath Medika. Langsung dipantau oleh Hestama. Sepanjang masa menegangkan itu Arka melihat sisi rapuh dari Ayyara jika dihadapkan dengan situasi genting atas putri mereka.

Arka masih mengingat bagaimana hebatnya tubuh Ayyara bergetar didekapannya saat Shaylee sedang ditangani oleh dokter di UGD. Tangisan pilu milik perempuan itu membuat saraf-saraf tubuh Arka ikut berdenyut. Perangai kuat dan dominan yang biasanya ditunjukkan oleh Ayyara seakan meluruh saat melihat ketidakberdayaan sang putri. Tubuh Arka rasanya seperti disayat-sayat pisau melihat Ayyara yang terlihat begitu memilukan.

Ayyara bahkan sempat akan histeris melihat Shaylee yang terbaring tak berdaya di brankar UGD. Arka sampai harus memegang kedua bahu perempuan itu dan sedikit menekannya. Membuat perempuan itu menatap lurus padanya. Arka memberikan beberapa kalimat penghiburan meski tidak banyak berefek pada Ayyara.

"Putri kita akan baik-baik saja, Yara. Tenang, sayang"

Setelah Shaylee dipindahkan ke ruang rawat, perempuan itu sama sekali tidak mau jauh dari sang putri. Tangisnya mungkin sudah tidak sehebat sebelumnya, tapi masih terdengar isakan halus dari bibir Ayyara yang berbaring di sebelah Shaylee.

Saat kondisi sudah mulai tenang, ia berusaha mendekati tubuh Shaylee yang terbaring di ranjang,. Sejak dipindahkan ke ruang perawatan, Ayyara menyuruhnya menjauh. Tatapan perempuan itu dingin hingga rasanya sanggup membuat Arka menggigil.

"Keluar, Arka. Aku cuma mau berdua di sini sama Caca"

Suara perempuan itu juga terdengar begitu tajam untuk mengusirnya. Membuat Arka terseret dalam kebingungan karena tidak mengerti dengan perubahan sikap Ayyara padanya. Sikap Ayyara saat ini seperti sikap perempuan itu saat awal-awal pertemuan mereka kembali. Ayyara seperti bersikap antipati lagi padanya. Itu yang sama sekali tidak Arka mengerti.

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang