10

4.1K 297 16
                                    

Chapter - 10

Sudah hari keempat Ayyara meninggalkan apartementnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hari keempat Ayyara meninggalkan apartementnya. Tidak ada tanda-tanda perempuan itu kembali. Padahal apartemen ini milik perempuan itu sepenuhnya. Arka mengira bahwa mereka membutuhkan waktu. Ayyara perlu waktu untuk mendinginkan dirinya. Begitupun dirinya. Jadi ia tidak mencoba menahan sang istri saat perempuan itu pergi dari apartemen mereka. Pertengkaran mereka kemarin juga berhasil menyulut emosi Arka. Arka mencoba memberikan waktu kepada istrinya itu. Menganggap bahwa kata perceraian yang disebutkan oleh istrinya itu hanya sebuah gertakan. Tapi sepertinya Arka harus berpikir ulang. Perempuan itu tidak kembali. Tidak juga mengangkat dan menjawab telepon darinya, sepertinya nomernya sudah diblokir. Semua akun media sosialnya juga sudah diblokir oleh perempuan titu. Arka sendiri sudah mencoba menghubungi teman-teman Ayyara yang kemungkinan tahu keberadaan perempuan itu. Siapa tahu istrinya itu menginap di salah satu tempat tinggal temannya. Sayangnya, Arka tidak mendapat jawaban yang memuaskan.

Ia putuskan untuk pergi ke Surabaya di hari keenam. Mungkin Ayyara pulang ke rumah orang tuanya. Penjaga keamanan apartement mengatakan pernah melihat Hestama datang ke gedung apartemen mereka, tapi tidak naik ke lantai unitnya, hanya menunggu di depan gedung. Pasti adik iparnya itu menjemput istrinya. Ia ingat Ayyara sempat menyebut Hestama malam itu. Bagaimana bisa Arka melewatkan hal sepenting ini.

Dari bandara Arka langsung menuju kediaman Surya Amartya. Begitu sampai di depan bangunan rumah itu, penjaga membuka gerbang dan mempersilahkan Arka untuk masuk. Asisten rumah tangga yang membukakan pintu rumah menggiringnya masuk ke dalam rumah. Ia sudah ditunggu oleh kedua mertuanya di ruang tengah.

"Saya datang untuk mencari istri saya, Pi"

Arka berusaha menyampaikan maksud dan kedatangannya dengan tegas walau ia merasa terintimidasi oleh tatapan mertuanya. Arka sepatutnya merasa bersyukur karena ia tidak mendapat tonjokan begitu menginjakkan kaki ke sini setelah apa yang diperbuatnya kepada putri mereka.

"Kau baru mencarinya sekarang?" Suara Surya Amartya terdengar dingin, cukup membuat Arka bergidik.

"Saya pikir kami membutuhkan waktu untuk mendinginkan kepala. Saya memberikan ruang dan waktu untuk kami menenangkan diri terlebih dulu agar dia tidak mengambil keputusan dengan gegabah. Apapun yang Ayyara pikirkan itu tidak benar. Dan saya kira waktu yang saya berikan sudah cukup"

Arka mencoba tak gentar dengan tatapan mematikan yang dilayangkan oleh Surya. Tidak hanya itu, mertua perempuannya yang selalu memandangnya penuh kehangatan kini menatapnya penuh kecewa.

"Ayyara sudah pergi ke luar negeri. Dia sudah memilih untuk berpisah darimu"

Bom itu dijatuhkan dan Arka tidak bisa memikirkan apapun lagi. Keinginan cerai itu ternyata bukan hanya gertakan saja ya? Ayyara yang katanya sangat mencintainya itu bahkan tidak ragu-ragu untuk mengajukan cerai padanya. Sejenak Arka mempertanyakan kebenaran cinta yang selalu digaungkan oleh istrinya itu. Kedua kalinya. Kedua kalinya perempuan yang Arka anggap sebagai cintanya, justru pergi meninggalkannya. Dulu Anjani meninggalkannya, sekarang Ayyara juga meninggalkannya. Berapa kali Arka harus dicampakkan seperti ini.

CafunéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang