30. Unbelievable

67 8 0
                                    

Seorang pemuda yang berjas putih dan bersurai hitam dengan stetoskop tergantung di lehernya, berjalan dengan gontai menuju ruangannya. Hari ini dirinya sangatlah lelah dan sejak siang tadi ia tidak berhenti sejenak pun bahkan hanya untuk sekedar duduk

Setelah sampai di ruangannya, ia langsung mendudukkan tubuhnya di atas kursi dengan keras dan menyenderkan punggungnya yang terasa sakit. Jari jempol dan telunjuknya bergerak untuk memijat pangkal hidungnya, mencoba untuk menghilangkan rasa pusing yang terasa

Pintu ruangannya di ketuk kemudian tanpa menunggu jawabannya, pintu itu sudah terbuka lagi menampilkan seorang pemuda manis dengan surai hijau yang menyala di malam hari seperti ini

Jongho melupakan masalahnya sejenak lalu tersenyum tipis. Ia meregangkan tangannya, meminta pelukan dari sang kekasih yang tentu saja dibalas dengan pelukan pula. Pemuda bersurai neon itu terasa sangat kecil di dalam pelukannya

"Hyung," Jongho mendongakkan kepalanya menatap Yeosang, "kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?"

"Maafkan aku," mendengarnya ada secercah harapan dalam benak Jongho, "karena bangun terlambat tadi." Jongho menghela napas mendengar ucapan yang tidak ia harapkan

"Baiklah tidak masalah, yang penting sekarang kau berada di sini, bersama dengan ku." Jongho berhenti berbicara sejenak dan menggantinya dengan menciumi perut Yeosang yang ia peluk hingga sang empu merasa geli. "Berjanjilah padaku, kau akan terus berada di sampingku selamanya."

Jongho mengangkat jari kelingkingnya dan menyodorkannya pada Yeosang, sedangkan ekspresi wajah Yeosang yang matanya menatap wajah dan kelingking Jongho bergantian, adalah sesuatu yang Jongho harapkan

Pemuda bersurai neon itu menelan ludahnya sendiri sebelum ia memaksakan senyum kemudian melingkarkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Jongho sembari mengangguk. "Baiklah."

Jongho tersenyum kemudian kembali memeluk pinggang Yeosang dan membenamkan wajahnya di perut Yeosang. Tentu saja sebelum gangguan datang.

Tanpa di ketuk lebih dulu, pintu berkaca buram itu terbuka dengan sendirinya karena dorongan dari sesosok perempuan yang wajahnya terkejut melihat posisi dua orang laki-laki yang berada di hadapannya kini. Matanya terbelalak dan mulutnya terbuka sedikit

"Bisakah kau jangan mengganggu?" Jongho menatap Yeosang sesaat setelah pemuda itu memukul lengannya. "Setidaknya ketuk pintu dulu, Wang Yiren."

Gadis cantik ini, Wang Yiren, menatap wajah Jongho dengan tatapan tidak percaya. "Aku? Mengganggu mu?" Yiren membuang muka, "Yang benar saja!"

Dengan wajah yang enggan, Yiren mendekati meja Jongho kemudian meletakkan sebuah flashdisk berwarna hitam kemudian berkata, "Kau bisa cek di sana. Semua data dari pasien mu yang satu itu ada di sana." Ia pun melirik Yeosang sebelum ia berpamitan dan pergi dari ruangan Jongho

"Kenapa kau meminta bantuan Yiren untuk pasien yang kau tangani? Bukankah seharusnya ada pihak keluarga yang memberitahu?"

Mendengar pertanyaan Yeosang, Jongho mengangguk setelah mengambil dan menyimpan benda kecil berwarna hitam itu. "Iya, tapi pasien kali ini tidak memiliki satupun anggota keluarga, dan aku hanya mengetahui namanya dari satu-satunya orang yang mengenalnya, tapi orang ini bukanlah temannya. Jadi, aku meminta bantuan Yiren untuk mencari tahu siapa sebenarnya orang ini."

"Oh, baiklah. Kau sudah makan siang?" Jongho menggelengkan kepalanya. "Aku membawa makanan untukmu, dan kau harus memakannya. Aku tidak mau kau sakit lagi seperti kemarin."

Yeosang melepaskan pelukan Jongho kemudian berjalan mendekati meja yang berada di belakang Jongho dan membuka kotak bekal berisikan makanan yang sudah ia masak tadi

𝐇𝐲𝐛𝐢𝐫𝐝 (?) [𝙅𝙤𝙣𝙜𝙝𝙤 & 𝙔𝙚𝙤𝙨𝙖𝙣𝙜]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang