Part 03

125 10 0
                                    


   Jello mencari tahu siapa Bella sebenarya, dan membuatnya semakin yakin untuk menjadikan gadis itu sebagai istri kontraknya dan tempat menyalurkan nafsu bejatnya. Jello sudah tidak sabar untuk menjadikan Bella sebagai istri kontraknya. Hanya butuh beberapa langkah lagi dan memberikan sejumlah uang pada Bella, maka Bella akan menjadi miliknya.

Gavin yang memasuki ruangan milik Jello, melihat sahabatnya itu dengan tatapan bingungnya. Apakah Jello sudah gila?

Bisa jadi, pria itu tidak bisa mendapatkan Bella dan jadinya menjadi orang gila. Gavin sangat senang mengetahuinya kalau Jello menjadi orang gila, dirinya akan merayakannya dengan mentraktir beberapa teman mereka dengan membelikan minuman yang mahal.

"Kau sudah menjadi orang gila?" tanya Gavin, menghempaskan bokongnya di kursi tamu di ruangan Jello.

Jello yang mendengar pertanyaan Gavin, langsung menatap tajam sahabatnya itu dan ingin membunuh Gavin detik ini juga. Apa-apaan pria itu mengatakan dirinya gila, padahal dirinya masih sangat waras dan masih memikirkan nikmatnya bercinta dengan gadis bernama Bella.

Ah, lagi dan lagi, nama gadis itu terlintas di dalam benaknya. Jello sepertinya memang sudah sangat tertarik dengan gadis itu. Jello harus mendapatkannya. Mendapatkannya sebagai istri kontrak dan membuangnya ketika Jello sudah merasa bosan dengan Bella nantinya.

"Kau yang tidak waras. Aku sangat waras sekali, dan malahan aku ingin segera menikahi Bella dan memakainya sampai aku puas," ucap Jello menyeringai dan menjilat sudut bibirnya.

Gavin bergidik ngeri melihat bagaimana sahabatnya ini sangat bastard sekali. Kenapa Jello harus punya niat yang sangat jahat sekali pada Bella. Padahal Gavin melihat kalau Bella adalah gadis yang sangat baik. Dia sangat cantik, namun, Bella lebih memilih menjadi pengantar minuman di klub malam dari pada menjadi pelajur atau pemuas nafsu pria-pria hidung belang.

Kalau Bella mau menjadi pelajur, pasti banyak sekali yang mau dengan Bella dan menjadikan Bella sebagai primadona mereka di tempat jahanam itu. Namun, Bella tidak mau menjual dirinya, dan lebih memilih menjadi pelayan yang mengantar minuman.

"Jello, kau sebaiknya memikirkan lagi apa yang akan kau rencanakan. Bella itu adalah gadis baik-baik, dan aku sangat tidak setuju kau hanya mempermainkan dirinya nanti," ucap Gavin, berusaha untuk mencegah niat tidak baik Jello pada Bella.

Jello menggeleng, dirinya tidak akan melepaskan Bella. Bella adalah gadis yang pas untuk menjadi istri kontraknya, melihat bagaimana gadis itu susah mencari uang dan ... yah, dia termasuk kaum miskin. Pasti saat Jello memperlihatkan uang yang banyak pada Bella, gadis itu akan menerimanya.

"Aku tidak peduli. Bella itu hanya gadis miskin, pasti saat aku menawarkan uang yang banyak utnuk dia. Dia akan mau menikah denganku secara kontrak." Jello menyesap bir yang berada di atas mejanya, dan menyeringai membayangkan ia akan memiliki Bella sebentar lagi.

Seluruh tubuh Bella akan menjadi miliknya, dan ia akan merasa menjadi pria beruntung mendapatkan seorang perawan yang sangat cantik sekali.

"Dia memang gadis miskin. Tapi, aku melihat dia sangat baik, dan tidak pantas untuk dipermainkan. Dia berhak untuk bahagia dan tidak boleh kau memanfaatkan kelemahannya. Aku tahu, kau sudah menyelidiki tentang Bella, makanya kau bicara seperti itu dan seolah semuanya bisa dibeli dengan uanga." Gavin menatap Jello tajam, tidak mau sahabatnya semakin menjadi dengan memanfaatkan kelemahan Bella.

"Aku tidak mau kau menyesal nantinya. Saat kau mempermainkan Bella, dan Bella sudah merasa lelah kau permainkan, dia pergi dan kau akan menyesal. Menyesal karena kau jatuh hati padanya," ucap Gavin tidak mau Jello harus merasakan penyesalan nantinya.

Pernikahan bukanlah sebuah mainan. Kenapa Jello tidak menikah dengan Bella untuk selamanya saja, dari pada menikah dengan cara kontrak. Ah, Gavin sangat yakin kalau Jello akan menyesali keputusannya ini. Gavin akan menjadi orang pertama nantinya menertawakan Jello, bila pria itu menyesal dan jatuh cinta pada Bella.

Jello tertawa mendengar ucapan Gavin, mana mungkin dirinya akan menyesal nantinya dan apa itu tadi, jatuh cinta?

Semua orang tahu, kalau seorang Jello Anderson Cullens tidak pernah jatuh cinta dan tidak akan pernah. Bagi Jello, cinta itu hanya sebuah sampah. Untuk apa jatuh cinta, kalau Jello bisa bersenang-senang dengan gadis manapun.

"Kau jangan sok benar. Aku tidak akan menyesal dan tidak akan pernah jatuh cinta. Aku akan tetap menikahi Bella secara kontrak dan memberikan uang yang banyak untuk Bella. Orang miskin akan sangat butuh uang sekali, dan kita lihat saja nanti, Bella akan mau menikah secara kontrak denganku karena diberikan uang yang sangat banyak," ucap Jello sangat yakin, kalau Bella nanti akan menerima dirinya dan menikah dengannya secara kontrak.

Jello mendapatkan kebebasan dan kepuasan dari Bella nantinya. Jello sudah sangat tidak sabar, menikah dengan Bella dan juga nanti bisa bersenang-senang dengan wanita-wanita lain. Jello tidak akan merasa puas dengan satu wanita saja.

Gavin memutar bola matanya, dan ia tidak membantah ucapan Gavin lagi. Biar saja kita lihat sama-sama nanti, bagaiman seorang Jello Anderson Cullens menyesal dan jatuh cinta pada seorang Bella. Gavin akan menjadi orang yang menontonnya dengan asik dan memakan makanan dan minuman melihat penderitaan Jello.

"Aku harap ucapanmu itu benar. Namun, aku sangat berharap kalau kau akan menyesal dan jatuh cinta. Bella itu gadis yang sangat cantik, pasti sangat mudah membuatmu untuk jatuh cinta dengannya," ucap Gavin sambil meminum minuman sodanya.

Jello lagi dan lagi tertawa, sepertinya otak Gavin sudah dipenuhi oleh novel romance picisan. Mana mungkin Jello akan menyesal nantinya. Di sini dirinya yang berkuasa, bisa memiliki wanita manapun dan tidak akan pernah jatuh cinta.

Jatuh cinta adalah dua kata yang sangat menjijikan bagi Jello. Dirinya tidak akan menjadi pria yang bodoh jatuh cinta pada wanita, dan menyembah satu wanita. Ah, bukan dirinya sekali. Jello terbiasa dikelilingi oleh wanita-wanita cantik dan seksi, namun sayang, mereka tidak pantas menjadi istri kontraknya.

Mereka tidak akan mudah untuk menepati janji dan akan ingkar pada janji. Makanya Jello memilih Bella, melihat gadis itu yang akan mudah untuk diatur dan akan menepati janji pernikahan kontrak mereka. Jello tentunya tidak salah memilih, memang Bella yang pantas menjadi istri kontraknya.

"Gavin, kau tunggu saja undangan pernikahanku dengan Bella, aku akan mendekati gadis itu dan bulan depan dia akan menjadi istriku," ucap Jello sangat percaya diri, bulan depan dirinya akan menikah dengan Bella.

Gavin hanya mengangguk, dan tidak memedulikan kegilaan dari sahabatnya. Ia akan menunggu undangan dari Jello dan juga menunggu Jello menyesal dan mencintai Bella. Mari menjadi penonton dan menertawakan Jello nantinya.

*olc*

Contract MarriageWhere stories live. Discover now