03 [15/02/2023]

93 76 0
                                    

Kini di pagi yang cerah Arin sudah duduk di bangku paling depan dengan sesekali mengecek ponsel pintar miliknya.

BRAK "RIN!"

Arin yang mendapat gebrakan di mejanya tentu saja terkaget lantas segera mendongakkan kepalanya untuk melihat sangat pelaku yang menggebrak meja miliknya.

Dan ternyata itu adalah sepupuh sekaligus sahabat kesayangannya.

"Ihh Nana.. Apa sih.. Pagi-pagi udah bikin kaget aja." Ucap Arin yang terdengar sedikit kesal.

"Iya lagian lo, bukannya tungguin gue malah ninggalin aja, gue kan belom sarapan tadi." Ucap Nana dengan segera dirinya mendudukan bokongnya di kursi sebelah meja Arin.

"Iya maaf, lagian kamu ngaret nihh."

"Ck jadi budak teh teu sabaran, sing sabar gera sok saeutik mah." Gerutu Nana dengan kesal, Arin yang mendengarkan hal itu hanya mampu terkekeh.

"Ehh Na.. Aku mau tanya sesuatu tentang A Arzy dongg.."

"Iya sok mau nanya apa?"

"A Arzy bisa nyanyi? Kamu tau?"

"Semua orang di sekolah juga tau kali, emang kenapa?" Tanya Nana dengan mengerutkan keningnya merasa heran.

"Loh ko pada tau sih? Kata A Arzy dia bilang ngga ada yang tau lohh."

"Bohong dia, dia lagi malu itu pasti."

"Ohh gitu yaa, ehh gimana suaranya bagus ngga? Cocok buat di ajak sleep call ngga?"

"Iya bagus sih, bagus pada umumnya aja."

"Ihh kamu mahh, beneran dehh."

"Iya baguss benerann. Eh iya asal kamu tau aja waktu kelas 11 A Arzy nyanyi nya itu di lapangan. Karena yaa di suruh sama guru dan siapa juga yang ngga tau bahwa pemilik suara ganteng itu adalah A Arzy." Jelas Nana.

"Ihh jadi pengen dengerin dehh, sebagus apa sih suara calon suami aku."

"Ck bjirlah." Nana mendelikkan matanya malas menatap Arin yang sudah halu tingkat dewa.

"Eh iya Na, kamu hari ini ada less atau ngga?"

"Kayanya gue sih ada less renang, tapi entahlah belum ada kabar lagi. Kenapa?"

"Sepulang sekolah aku bakalan ketemu sama A Arzy di caffe depan sekolah. Kamu temenin aku yaa... Kalo sendiri mah aku malu."

"Iya deh nanti gue liat dulu jadwalnya, siapa tau emang ngga jadi less."

"Okee."

Bel berbunyi dan kelas pun dimulai dengan pelajaran pertama tentang Manajemen Perjalanan Bisnis.

___________________________________________________________

Kini waktu berjalan begitu lama, sekarang pukul 11.50 waktunya untuk istirahat.

"Rin gue mau solat dulu, lo mau solat gak?"

"Ngga dulu nih aku lagi dapet. Kamu kalo udah solat langsung ke perpustakaan ya, aku ada di sana."

"Oh yaudah iya, nanti gue nyusul."

Nana meninggalkan Arin, setelah itu Arin memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

Setelah sampai, Arin berjalan kearah rak buku, ia akan mengambil buku Bahasa Indonesia karena ia akan mengerjakan soal-soal latihan, karena Arin merasa dirinya sangat gabut.

Setelah berhasil mengambil buku tersebut, Arin membaca soal-soal itu, menyalin jawabannya di buku kunci jawaban yang khusus ia buat.

Terlalu fokus mengerjakan semua soal, Arin tak menyadari bahwa kini di hadapannya sudah ada pangeran yang tengah menatapnya secara intens.

"Serius banget ngerjain tugasnya," ucapnya, Arin mengangkat kepalanya untuk melihat sang pelaku.

"Eh ada pengeran." Ucap Arin dengan senyuman manis terbit dari wajahnya, A Arzy yang mendengar hal itu hanya terdiam tak mengekspresikan apa-apa.

Arzy cukup terpana melihat senyuman yang di berikan oleh Arin, begitu manis pikirnya. "K-kamu lagi ngerjain apa Rin?"

"Ini Aa, aku cuman gabut doang ngga ada kerjaan. Jadinya aku ngerjain soal yang ada di buku ini. Aa kesini mau apa?"

"Oh gitu, iya gabut juga sih. Makannya ini baru selesai ngerjain tugas-tugas coding."

"Ohh lagi coding, Aa.. Coding itu susah ngga?"

"Ehm lumayan sih."

Arin menganggukan kepalanya lucu. Membuat Arzy terdiam sejenak.

"Yaudah gue duluan ya, mau ke kelas."

Arin berdiri dari duduknya, "Aa.. Pulang sekolah jadikan?"

"Iya jadi, nanti Aa tunggu di caffe nya langsung."

"Ohh kirain mau bareng kesana nya." Ucap Arin dengan nada lesu dan sedikit menundukan kepalanya.

Arzy yang melihat itu pun tidak peduli sih sebetulnya. Tapi melihat Arin memajukan bibirnya membuat Arzy merasa sedikit bersalah.

"Kalo kita barengan nanti apa kata orang-orang? Aa ngga mau buat orang lain mikir macem-macem tentang kita." Jelas Arzy membuat Arin mendongakkan kepalanya menatap Arzy yang masih bertahan dengan ekspresi yang datar.

"Iya deh Aa.. Makasih udah mau ngobrol sama aku, aku seneng banget tau." Kini intonasi Arin terdengar sangat bersemangat, membuat Arzy mampu tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tak bisa dilihat oleh siapapun saking tipisnya.

"Yaudah Aa ke kelas dulu."

Arin mengangguk kepalanya antusias, setelah itu Arzy berjalan meninggalkan perempuan cantik tersebut.

"Omg.. Emang boleh yaa jatuh cinta sama kaka kelas sendiri? Gila aku nih Ya Allah si Aa ganteng pisann." gerutu Arin sendirian.

Setelah itu Arin memutuskan untuk kembali mengerjakan soal-soal yang belum selesai.

"Yaelah ini anak rajin banget dah." Ucap Nana secara tiba-tiba tentu saja Arin terkejut atas kedatangan Nana.

"Na? Kamu sejak kapan disini?"

"Iya sejak kamu sama si cowok sok kul eta." Ucapnya.

"Bikin kaget aja tau ngga sihhh." Kesal Arin.

"Iya maaf."

"Eh iya Na, kamu jadi ikut bareng aku kan?"

"Haduh ngga dulu deh, mau les renang nih, ngga libur untuk hari ini."

"Yaa... Kecewa banget nih aku."

"Udah ngga apa, kalo emang nanti si Arzy itu ngapa-ngapain lo, lo tinggal telfon gue aja."

"Iya dehh siapp. Yaudah cintaku ayo kita ke kantin."

"Yaudah hayu, lapar nih gue."






















Terima kasih💙

[ Pulang Untuk Cinta ]Where stories live. Discover now