Part 39

44.4K 2.3K 90
                                    

Sorry telat up, tadi ada urusan dikit.

Ayo di vote, komen. Untuk yang baru aja baca cerita aku ayo di follow dulu, gak maksa sih.

♣♠♣

Happy reading...

***

Di sebuah ruangan gelap terlihat dua orang yang sedang duduk berhadapan menampakkan wajah serius.

"Bagaimana" Ucap Seseorang di dalam kegelapan.

"Saya rasa ada yang akan mencelakainya tuan" Ucap lawan bicaranya.

"Siapa dia"

"Menurut info yang saya temukan, dia adalah adik tingkatnya. Saya tidak tau pasti motifnya mencelakai nona tapi sudah sangat sering dia menuduh nona hingga berakhir di rundung oleh geng yang bernama Fegozy, setau saya juga abangnya yang kembar adalah inti dari geng itu tuan."

"Apa ada info lain"

"Ada tuan. Ketua geng itu dulunya laki laki yang nona kejar tapi tak kunjung di respon. Nona selalu di abaikan, tak jarang nona mendapatkan kekerasan dari ketua Fegozy dan abangnya."

"Siapa nama ketuanya"

"Jerome Sabastin Abrah, tuan"

"Cari tau lebih banyak soal dia"

"Baik tuan" pria itu berdiri dari duduknya lalu segera keluar dari ruangan.

"Takkan ku biarkan siapapun menyakiti mu lagi" Ucap pria yang tadi memerintah dengan sorot mata membunuh.

***

Giren merebahkan badannya ke kasur. Begitu banyak yang sedang ia fikirkan, terutama ucapan Abizer tadi. Hal itu sangat membuatnya terkejut.

"Dia nunggu jawaban gue" Gumamnya menatap langit langit kamar.

"Ini gue mimpi gak sih, kayaknya gak mungkin banget deh." Giren mencubit lengannya untuk memastikan apakah ia benar benar bermimpi atau nyata.

"Awhh" Ia mengusap usap lengannya yang telah ia cubit.

"Sakit, berarti bukan mimpi"

"Kenapa idup gue penuh penuh kejutan sih. Kemarin Axan, sekarang Abizer. Semua orang lagi ngincar gue apa gimana."

"Apa jangan jangan gue emang di incar, terus nanti kalau beban idup gue udah membeludak, mati deh" Matanya membulat memikirkan semua kemungkinan yang ada.

"Eh tapi kan gue bakal mati juga, kan gue punya penyakit kanker" Ekspresinya kembali datar.

"Eh tapi jangan deh, gue masih mau idup. Semoga gue sembuh, AMIN" Ia mengusap kedua telapak tangannya ke wajah.

Ceklek

"Woy ketuk dulu kenapa sih–" Omelan Giren terhenti saat melihat siapa yang membuka pintu.

"E-eh ayah ternyata" Ia bangun, memperbaiki duduknya di atas kasur.

"Emangnya kamu kira ayah siapa, hm?" Riberto berjalan menghampiri Giren di kasur.

"Engga kok yah hehehe"

"Gimana motornya, udah bagus?" Tanya Riberto saat telah duduk di tepi kasur.

"Udah kok yah, malah makin keren" Jawabannya antusias.

My Twilight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang