Happy reading...
***
Ruangan putih itu terasa dingin dan sunyi. Giren, gadis muda dengan tubuh lemah, terbaring di ranjang, dihiasi alat-alat medis yang berdengung pelan. Mahriga Asagra Frederic, seorang pria berjas rapi, berdiri di samping ranjang, raut wajahnya dipenuhi kekhawatiran, keadaannya juga sangat berantakan.
"how is the situation now doc?" tanya Mahriga, suaranya bergetar. (bagaimana keadaannya sekarang, dok?)
"The patient has experienced a ruptured cerebral blood vessel and requires immediate surgery. Unfortunately, his blood type, AB Negative, is not available at the hospital. We have contacted the blood bank, but their supply is depleted. Does anyone in the family have the same blood type? Please help immediately, as the patient's condition is critical," jawab dokter, suaranya serius. (Pasien mengalami ruptur pembuluh darah di otak dan membutuhkan operasi segera. Sayangnya, golongan darahnya, AB Negatif, tidak tersedia di rumah sakit. Kami telah menghubungi bank darah, namun persediaannya habis. Apakah ada anggota keluarga yang memiliki golongan darah yang sama? Mohon bantuan segera, karena kondisi pasien sangat kritis.)
Mahriga menoleh ke pintu ruangan ICU, matanya berkaca-kaca. "Tunggu aku, Giren. Aku akan mencari darah itu di mana pun, asalkan kamu selamat. Aku berjanji akan selalu menjaga kamu, aku tidak akan pernah melepaskan kamu lagi," bisiknya, tangannya menggenggam erat.
"I will bring the blood as soon as possible. Please do whatever you can to keep her alive," mohon Mahriga, matanya penuh harap. (Saya akan membawa darahnya secepatnya. Tolong lakukan apa pun untuk membuatnya tetap bertahan.)
"I will try my best," jawab dokter, mengangguk pelan. (Saya akan berusaha semaksimal mungkin.)
Mahriga berlari secepat kilat, hatinya dipenuhi kecemasan. Ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. "Find all blood banks in this country or the nearest country that has AB Negative blood type. If there are none, find someone who has that blood type. I don't want to hear that you couldn't find it!" perintahnya, suaranya bergema dengan tekad bulat. (Cari semua bank darah di negara ini atau negara terdekat yang memiliki golongan darah AB Negatif. Jika tidak ada, carilah orang yang memiliki golongan darah tersebut. Saya tidak ingin mendengar bahwa kalian tidak menemukannya.)
Setelah memutuskan sambungan telepon, Mahriga masuk ke dalam mobil dan melaju kencang.
Ponselnya tiba-tiba berdering. Ia memasang earphonenya dan menyambungkannya ke ponsel. "Katakan! Aku tidak punya banyak waktu untuk meladenimu," desaknya.
"Golongan darahku AB Negatif," jawab suara lembut dari seberang.
Mahriga mengerem mendadak, jantungnya berdebar kencang. "Jangan coba untuk menipuku, Helen!"
"Does my tone sound like a joke?" balas Helen, suaranya tenang namun tegas. (Apa nada bicaraku terdengar seperti lelucon?)
"Bagaimana kamu tahu jika saya sedang mencari darah golongan AB Negatif?" tanya Mahriga, bingung.
"Berhentilah mengintrogasiku, kamu tidak perlu tau aku tahu dari mana, yang terpenting saat ini adalah gadis itu. Apa kamu ingin gadis itu tiada?" balas Helen.
"Mind your language!" bentak Mahriga. (Jaga ucapanmu)
"Sherlock, aku akan segera kesana," jawab Helen, lalu memutuskan sambungan telepon.
Mahriga langsung mengirimkan alamat rumah sakit kepada Helen dan memutar balik mobilnya, kembali melaju dengan kecepatan tinggi.
***

YOU ARE READING
MEZOREN [Tamat]
Teen Fiction[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK MASUK AKAL] Seorang gadis desa yang tidak sengaja jiwanya singgah pada satu tubuh yang mengalami kece...